Prarancangan Pabrik Minyak Goreng dari Kelapa dan Produk Turunannya dengan Kapasitas Produksi 4.400 ton/tahun
Muhammad Ibrahim Omar Roushanfikr, Prof. Ir. Hary Sulistyo, S.U., Ph.D., IPU.
2024 | Skripsi | TEKNIK KIMIA
Minyak goreng kelapa adalah minyak yang diekstraksi
dari daging kelapa. Minyak ini memiliki keunggulan dibandingkan minyak goreng
lain, kaya akan asam laurat yang dapat meningkatkan metabolisme,membantu
menurunkan berat badan. Dengan banyaknya manfaat dari minyak goreng kelapa,
tetapi sayangnya konsumsi minyak goreng kelapa di Indonesia masih minim, begitu
juga pabrik yang memproduksi minyak goreng kelapa, padahal Indonesia merupakan
salah satu penghasil kelapa terbesar di Indonesia, sehingga pendirian pabrik
minyak goreng kelapa memiliki prospek cukup baik untuk dikembangkan di
Indonesia.
Pabrik
Minyak Goreng dari Kelapa dan Produk Turunannya dirancang dengan kapasitas 4400
ton/tahun dan beroperasi secara kontinyu selama 24 jam per hari dan 330 hari
pertahun. Bahan baku yang digunakan berupa kelapa sebanyak 2094,22 kg/jam Proses
pembuatan minyak goreng kelapa yang dilakukan pada pabrik ini menggunakan
metode pemanasan dan dilanjutkan dengan netralisasi. Pemanasan bertujuan untuk
memecahkan emulsi minyak dalam air. Pemanasan dilakukan dengan suhu 100°C
dan tekanan 1 atm. Proses netralisasi bertujuan untuk menguradi kadar asam
lemak bebas pada minyak goreng kelapa. Proses netralisasi dilakukan pada suhu
75°C dan tekanan 1 atm. Produk utama hasil reaksi adalah minyak goreng dengan
kadar asam lemak bebas yang kecil.
Pabrik minyak goreng kelapa ini akan
didirikan di daerah Kulon Progo, Yogyakarta dengan luas 1,5 hektar dan memiliki
karyawan sebanyak 219 orang. Kebutuhan energi untuk mejalankan pabrik ini
meliputi air sebesar 5763,7936 kg/jam, penyedia udara instrument, udara pada boiler
serta furnace sebesar 48 ft3/jam, bahan bakar diesel
oil sebesar 302 kg/hari. Bahan bakar gas alam sebesar 1,95 kg/jam, dan
Listrik sebanyak 0,1320 MW. Sebagai cadangan disediakan emergency diesel
generator berkekuatan 0,1 MW.
Untuk menjalankan proses produksi
pada pabrik, dibutuhkan modal tetap (fixed capital) sebesar $14.523.075,87
dan modal kerja (working capital) sebesar $3.766.113,88 Berdasarkan
prosesnya, pabrik ini tergolong beresiko rendah dengan nilai ROI sebelum pajak
sebesar 22,01%, ROI setelah pajak sebesar 16,51%, POT sebelum pajak sebesar 3,12
tahun, POT setelah pajak sebesar 3,77 tahun, BEP sebesar 57,47%, SDP sebesar 33,48?n DCFRR sebesar 22,42%. Berdasarkan nilai-nilai parameter evaluasi ekonomi di
atas, pabrik ini menarik dari segi ekonomi dan layak dikaji lebih lanjut.
Coconut cooking oil is oil extracted from
coconut meat. This oil has advantages compared to other cooking oils, it is
rich in lauric acid which can increase metabolism, help lose weight,. With the
many benefits of coconut cooking oil, unfortunately consumption of coconut
cooking oil in Indonesia is still minimal, as well as factories that produce
coconut cooking oil, even though Indonesia is one of the largest coconut
producers in Indonesia, so the establishment of a coconut cooking oil factory
has quite good prospects for developed in Indonesia.
The Coconut Cooking Oil and Derivative
Products Factory is designed with a capacity of 4400 tons/year and operates
continuously 24 hours per day and 330 days per year. The raw material used is
2094 kg/hour of coconut. The process of making coconut cooking oil carried out
at this factory uses the heating method and is followed by neutralization.
Heating aims to break the oil-in-water emulsion. Heating was carried out at a
temperature of 100 C and a pressure of 1 atm. The neutralization process aims
to reduce the levels of free fatty acids in coconut cooking oil. The
neutralization process was carried out at a temperature of 75 C and a pressure
of 1 atm. The main product of the reaction is cooking oil with a small level of
free fatty acids.
This coconut cooking oil factory will be
established in the Kulon Progo area, Yogyakarta with an area of ??1.5 hectares
and has 219 employees. Energy requirements to run this factory include water of
5763.7936 kg/hour, instrument air supply, air in the boiler and furnace of 48
ft3/hour, diesel oil fuel of 302 kg/day. Natural gas fuel is 1.95 kg/hour, and
electricity is 133.8619 MW. As a backup, an emergency diesel generator with a
capacity of 0.1 MW is provided.
To run the production process at the factory,
fixed capital of $14,523,075.87 and working capital of $3,766,113.88 are
required. Based on the process, this factory is classified as low risk with a
before-tax ROI of 22.01%, an after-tax ROI of 16.51%, a before-tax POT of 3.12
years, an after-tax POT of 3.77 years, a BEP of 57.47%, a SDP of 33.48%, and a
DCFRR of 22.42%. Based on the values of the above economic evaluation
parameters, this factory is attractive from an economic perspective and is
worthy of further study.
Kata Kunci : minyak goreng kelapa, kelapa, produk turunannya