Risiko Produksi Usaha Tani Bawang Merah di Kapanewon Playen Kabupaten Gunungkidul
DEA MONICA EFENDI, Anung Pranyoto, S.P., M.P. ; Prof. Dr. Ir. Dwidjono Hadi Darwanto, S.U.
2024 | Skripsi | SOS.EK. PERTANIAN (AGROBISNIS)
Bawang merah menjadi salah satu tanaman cash crop dengan tingkat penerimaan dan risiko yang tinggi. Salah satu risiko yang dihadapi petani bawang merah adalah berupa risiko produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat risiko produksi usaha tani bawang merah; (2) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat risiko produksi usaha tani bawang merah; dan (3) perilaku petani terhadap risiko produksi usaha tani bawang merah. Lokasi Penelitian di Kapanewon Playen ditentukan secara purposive dan 40 petani digunakan sebagai sampel yang ditentukan melalui metode sensus. Metode dasar yang digunakan penelitian ini adalah analisis deskriptif, pengukuran tingkat risiko produksi menggunakan koefisien variasi (CV), regresi Ordinary Least Square (OLS) digunakan dalam menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat risiko produksi, dan parameter keengganan risiko (K(S)) digunakan dalam menentukan perilaku petani terhadap risiko produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat risiko produksi usaha tani bawang merah tergolong tinggi (CV = 0,89); (2) faktor-faktor yang berpengaruh signifikan antara lain benih, pupuk, TKDK, pengalaman usaha tani, usaha tani bawang merah di luar musim, dan pendapatan off farm; dan (3) perilaku petani terhadap risiko produksi bersifat risk neutral (K(S) = 1,14).
Shallots are one of the cash crop plants with high risk and high return. One of the risks faced by shallot farmers is production risk. This research aims to find out: (1) the level of risk of the production of shallot farming; (2) the factors influencing the risk level of the production of shallot farming; and (3) the behavior of farmers towards the risk of producing shallot farming. The research location in Playen Sub-district was purposefully determined and 40 farmers were used as samples determined by census method. The basic methods used in this study are descriptive analysis, measurement of production risk levels using variation coefficient (CV), Ordinary Least Square (OLS) regression is used in determining factors influencing the risk levels of production, and risk aversion parameter (K(S)) used to determine farmer behavior towards production risk. The results of the research showed that: (1) the risk level of production of shallot farming is high (CV = 0,89); (2) significant factors influencing, among others, seeds, fertilizer, TKDK, the experience of the shallot farming, business outside the season, and income off farm; and (3) farmers' behavior towards the risk of production is neutral (K(S) = 1,14).
Kata Kunci : bawang merah, risiko, produksi, koefisien variasi, perilaku petani