Laporkan Masalah

Musik sasambo dalam kebudayaan Masyarakat Sangihe dan Talaud :: Sebuah kajian musikologis

MAKIKUI, Margarisje Lucij Elisabeth, Drs. Triyono Bramantyo, M.Mus.Ed.,Ph.D

2004 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Masyarakat Sangihe telah menikmati berbagai jenis keunikan seni dan budaya sebelum bangsa Eropa memasuki atau menduduki daerah ini. Ada berbagai kesenian tradisi yang sudah ada sejak jaman nenek moyang suku bangsa ini mendiami kepulauan ini. Salah satu seni tradisi yang ada yaitu nyanyian atau lagu Sasambo. Genre musik ini saat ini ada dalam keadaan yang sangat memperihatinkan, dikarenakan peminatnya sangat sedikit. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran yang jelas mengenai musik atau lagu Sasambo sebagai salah satu aset budaya yang harus dilestarikan, apapun keadaannya. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2002 di Kota Tahuna dengan mengambil lokasi di 2 tempat yaitu Kota Tahuna dan Desa Manganitu. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif. Musik ini masih terus digunakan sampai saat ini, meskipun banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh penduduknya. Alat musik yang dipakai dalam mengiringi nyanyian ini adalah sebuah alat perkusi namanya adalah tagonggong yang cara memainkannya dipukul dan bisa juga menggunakan stik. Alat perkusi ini sifatnya hanya untuk mengatur tempo dan memberikan nuansa pada lagu Sasambo. Sasambo adalah cikal bakal dari lagu rakyat yang cukup dikenal di Sangihe yaitu masamper. Tangga nada yang dipakai dalam musik sasambo ini adalah tangga nada minor atau modus aeolis, yang hanya menggunakan lima buah nada saja yaitu A,B,C,D, dan nada E. Dalam upacara-upacara adat musik sasambo selalu dikumandangkan.

The people of Sangihe have enjoyed their unique arts and cultures before the European took over the area./ there are various traditions, which have existed since their ancestors came and inhabited the islands. One of those traditions is the Sasambo song. The genre of the music now is quite concerning, since only a few are still interested in it. This research is conducted in order to give a clear picture of the music as one of cultural assets that needs to be preserved. The research was conducted in 2002 and took place in Tahuna City and Manganitu village. This is a qualitative research. Sasambo music is still used by the people, in spite of the obstacles they find. The music instruments used to escort the singing of sasambo song is a percussion called tagonggong, which is played by hitting the instrument with a stick. This instrument basically controls the rhythm and gives a nuance to the song. Sasambo was originated from a folk song in Sangihe called Masamper. The scale (of music) used ini Sasambo music is minor or aeolis modus, which uses only five notes, A, B, C, D, and E . Up to now Sasambo music is still played at cultural ceremonies and other local cultural events/festivals.

Kata Kunci : Seni Musik,Sasambo,Masyarakat Sangihe dan Talaud


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.