Gambaran Kualitas Tidur Pasien Airborne Disease di Ruang Isolasi Airborne Dahlia 3 RSUP Dr Sardjito Yogyakarta
Diah Fitri Damayanti, Yayu Nidaul Fithriyyah, S.Kep., Ns., M.Kep.; Ema Madyaningrum, S.Kep., Ns., M.Kes., Ph.D.
2024 | Skripsi | ILMU KEPERAWATAN
Latar Belakang : Baik buruknya kualitas tidur pasien merupakan salah satu faktor penentu kualitas hidup pasien. Pasien dengan airborne disease akan di rawat di ruang isolasi khusus airborne. Faktor lingkungan berkontribusi terhadap gangguan tidur pasien. Masalah gangguan pemenuhan tidur dapat menimbulkan komplain terkait lingkungan yang kurang kondusif sehingga berpengaruh terhadap istirahat pasien.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui gambaran kualitas tidur pasien airborne disease yang dirawat di ruang isolasi airborne Dahlia 3.
Metode : Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling sebanyak 78 responden di ruang isolasi airborne Dahlia 3 pada November 2023-Januari 2024. Kriteria inklusi semua pasien berusia lebih dari 19 tahun, composmentis dan berkomunikasi baik, lama rawat 2-6 hari. Kriteria eksklusi yaitu keadaan umum tidak stabil, mengkonsumsi obat tidur, gangguan jiwa. Diukur dengan instrumen Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
Hasil : Sebagian besar pasien airborne disease di ruang isolasi airborne Dahlia 3 memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 62 responden (79,5%) dan 16 responden (20,5%) memiliki kualitas tidur baik. Kualitas tidur buruk ada pada responden dengan karakteristik usia 46 – 65 tahun (55,1%), laki – laki (43,6%), diagnosa medis tuberkulosis (50%), penyakit penyerta dengan gangguan metabolik endokrin (20,5%), mempunyai keluhan nyeri (23,1%) dan sesak nafas (21,8%). Berdasarkan dimensi PSQI, sebagian besar responden mengalami masalah pada dimensi durasi tidur.
Kesimpulan : Gambaran kualitas tidur pasien airborne disease di ruang isolasi airborne Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 79,5% mempunyai kualitas tidur buruk. Faktor yang mempengaruhi diantaranya nyeri dan tingkat kebisingan gangguan suara. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk mengembangkan strategi penanganan gangguan tidur di ruang isolasi airborne.
Latar Belakang : Baik buruknya kualitas tidur pasien merupakan salah satu faktor penentu kualitas hidup pasien. Pasien dengan airborne disease akan di rawat di ruang isolasi khusus airborne. Faktor lingkungan berkontribusi terhadap gangguan tidur pasien. Masalah gangguan pemenuhan tidur dapat menimbulkan komplain terkait lingkungan yang kurang kondusif sehingga berpengaruh terhadap istirahat pasien.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui gambaran kualitas tidur pasien airborne disease yang dirawat di ruang isolasi airborne Dahlia 3.
Metode : Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling sebanyak 78 responden di ruang isolasi airborne Dahlia 3 pada November 2023-Januari 2024. Kriteria inklusi semua pasien berusia lebih dari 19 tahun, composmentis dan berkomunikasi baik, lama rawat 2-6 hari. Kriteria eksklusi yaitu keadaan umum tidak stabil, mengkonsumsi obat tidur, gangguan jiwa. Diukur dengan instrumen Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
Hasil : Sebagian besar pasien airborne disease di ruang isolasi airborne Dahlia 3 memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 62 responden (79,5%) dan 16 responden (20,5%) memiliki kualitas tidur baik. Kualitas tidur buruk ada pada responden dengan karakteristik usia 46 – 65 tahun (55,1%), laki – laki (43,6%), diagnosa medis tuberkulosis (50%), penyakit penyerta dengan gangguan metabolik endokrin (20,5%), mempunyai keluhan nyeri (23,1%) dan sesak nafas (21,8%). Berdasarkan dimensi PSQI, sebagian besar responden mengalami masalah pada dimensi durasi tidur.
Kesimpulan : Gambaran kualitas tidur pasien airborne disease di ruang isolasi airborne Dahlia 3 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta 79,5% mempunyai kualitas tidur buruk. Faktor yang mempengaruhi diantaranya nyeri dan tingkat kebisingan gangguan suara. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk mengembangkan strategi penanganan gangguan tidur di ruang isolasi airborne.
Kata Kunci : airborne disease, gangguan tidur, kualitas hidup, kualitas tidur, airborne disease, sleep disorder , sleep quality, quality of life