Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Perilaku Swamedikasi Penyakit Maag pada Mahasiswa Universitas Gadjah Mada
INTAN PRIMA RUSDIA, Dr. apt. Nunung Yuniarti, S.F., M.Si. ; Prof. Dr. apt. Susi Ari Kristina, S.Farm., M.Kes.
2024 | Skripsi | FARMASI
Swamedikasi merupakan bentuk usaha untuk mengobati gejala yang dialami seseorang dengan mendapatkan dan mengkonsumsi obat tanpa menggunakan resep dokter. Swamedikasi dapat dilakukan untuk penyakit ringan seperti sakit maag atau gastritis. Praktik swamedikasi yang tidak tepat dapat menyebabkan kesalahan pengobatan. Maka dari itu, perlu adanya pengetahuan dan perilaku yang baik untuk mencapai keberhasilan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap perilaku swamedikasi penyakit maag pada mahasiswa Universitas Gadjah Mada.
Jenis penelitian ini merupakan observasional dengan pendekatan survei cross sectional menggunakan instrumen kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Kuesioner bagian tingkat pengetahuan terdiri atas 15 pernyataan dan diukur menggunakan skala Guttman. Kuesioner bagian perilaku terdiri atas 13 pernyataan dan diukur menggunakan skala Likert. Sampel dipilih dengan metode accidental sampling. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dan analisis statistik menggunakan uji Chi-Square dengan taraf kepercayaan 95% (p<0>
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 126 responden dengan 96 responden (76,2%) memiliki pengetahuan tinggi dan 88 responden (69,8%) memiliki perilaku kurang. Hasil uji Chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara kluster dengan tingkat pengetahuan swamedikasi penyakit maag (p-value= 0,033), namun tidak didapatkan hubungan antara jenis kelamin (p-value= 0,166) dan tahun angkatan (p-value= 0,179) dengan tingkat pengetahuan swamedikasi penyakit maag. Selanjutnya, tidak ditemukan hubungan antara jenis kelamin (p-value= 0,064), tahun angkatan (p-value= 0,611), dan kluster (p-value= 0,368) dengan perilaku swamedikasi penyakit maag. Selain itu, tidak terdapat hubungan juga antara tingkat pengetahuan dengan perilaku swamedikasi penyakit maag (p-value= 1,000). Oleh karena itu, dari hasil yang didapatkan perlu dilakukan evaluasi, meliputi melakukan penyebaran kuesioner dengan lebih luas, memantau sebaran kuesioner untuk memastikan ketersebaran data telah merata, serta dapat dilakukan penambahan butir pernyataan pada kuesioner tingkat pengetahuan dan perilaku sehingga didapatkan informasi swamedikasi yang lebih mendalam.
Self-medication is a form of effort to treat the symptoms experienced by a person by obtaining and consuming medication without using a doctor's prescription. Self-medication can be done for minor illnesses such as gastritis. Inappropriate self-medication practices can lead to medication errors. Therefore, it is necessary to have good knowledge and behavior to achieve successful treatment. This study aims to determine the relationship between level of knowledge and self-medication behavior for stomach ulcers among Gadjah Mada University students.
This type of research is observational with a cross-sectional survey approach using a questionnaire instrument whose validity and reliability have been tested. The knowledge level section of the questionnaire consists of 15 questions and is measured using the Guttman scale. The behavioral section of the questionnaire consists of 13 questions and is measured using a Likert scale. The sample was selected using the accidental sampling method. The data obtained was then analyzed descriptively and statistically using the Chi-Square test with a confidence level of 95% (p<0>
The research results showed that there were 126 respondents with 96 respondents (76.2%) having high knowledge and 88 respondents (69.8%) having poor behavior. The results of the Chi-square test showed that there was a relationship between clusters and the level of knowledge about self-medication for gastritis (p-value= 0.033), but there was no relationship between gender (p-value= 0.166) and year of study (p-value= 0.179) with the level of knowledge of self-medication for gastritis. Furthermore, no relationship was found between gender (p-value= 0.064), class year (p-value= 0.611), and cluster (p-value= 0.368) with self-medication behavior for gastritis. Apart from that, there was no relationship between the level of knowledge and self-medication behavior for gastritis (p-value = 1.000). Therefore, evaluation of the results obtained needs to be carried out, including distributing the questionnaire more widely, monitoring the distribution of the questionnaire to ensure that the data is evenly distributed, and adding items to the questionnaire stating the level of knowledge and behavior to obtain more in-depth self-medication information.
Kata Kunci : Maag, Pengetahuan, Perilaku, Swamedikasi