Laporkan Masalah

Gamelan Janger :: Hibrida musik Banyuwangi dan Bali; sebuah akulturasi budaya

ARSANA, I Nyoman Cau, Prof.Dr. I Made Bandem, MA

2004 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap gamelan Janger sebagai produk akulturasi budaya antara Banyuwangi dan Bali, yang digali melalui metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Etnomusikologis. Sebagai produk akulturasi budaya, gamelan Janger Banyuwangi mendapat pengaruh dari Gong Kebyar Bali. Pada tengah pertama abad XX, Gong Kebyar mengalami perkembangan yang sangat pesat di Bali, dan pengaruh perkembangan ini meluas, bahkan sampai ke luar Bali termasuk ke Banyuwangi. Ansambel ini dibawa oleh masyarakat Bali yang bermigrasi ke Banyuwangi dan menetap sebagai penduduk Banyuwangi. Di Banyuwangi, ansambel multifungsi ini diterima oleh masyarakat Banyuwangi sebagai sarana pengungkapan rasa estetis. Diterimanya Gong Kebyar di Banyuwangi disebabkan oleh adanya jiwa keterbukaan masyarakat, di samping memang secara estetis Gong Kebyar mempunyai nilai seni yang cukup tinggi dan sesuai dengan jiwa masyarakat Banyuwangi. Oleh masyarakat Banyuwangi, ansambel Gong Kebyar dipadukan dengan beberapa instrumen tradisional daerah Banyuwangi membentuk satu ansambel gamelan yang khas dan unik. Hasil hibrida musik Banyuwangi dan Bali ini disebut dengan gamelan Janger dipakai sebagai pengiring dramatari Damarwulan. Perpaduan antara budaya Banyuwangi dan Bali sangat jelas terlihat dalam ansambel gamelan Janger. Di samping instrumentasi, konsep estetika musikal gamelan Bali termasuk di dalamnya konsep ngumbang-ngisep, gending-gending, dan teknik tabuhan, diterima oleh masyarakat Banyuwangi, dipadukan dengan instrumentasi dan konsep estetika musikal Banyuwangi. Perpaduan ini menghasilkan idiom musikal yang khas dan unik yaitu idiom musikal Gamelan Janger Banyuwangi.

This thesis is an attempt to reveal Gamelan Janger as a product of an acculturation of Banyuwangi and Bali, which is examined through a qualitative research method applying an ethnomusicological approach. As a product of acculturation, Banyuwanginese Gamelan Janger was influenced by Balinese Gong Kebyar. In the first half of 20th century, Gong Kebyar underwent a vast development, and its influence even reached outside Bali including Banyuwangi. This ensemble was brought by Balinese people who migrated and settled in Banyuwangi. In Banyuwangi, Gong Kebyar, the multifunction ensemble, is accepted as a venue to express the aesthetical value. Despite the open mind of the native, Gong Kebyar was accepted for its high value of art, and its spirit that was regarded in accordance with the Banyuwanginese’s. Banyuwanginese combines Gong Kebyar ensemble with some local traditional instruments to produce a special and unique gamelan. The hybrid of Banyuwanginese and Balinese music is known as Gamelan Janger that is used as an accompaniment for Damarwulan dance drama. The mixture of Banyuwangi and Bali cultures are obviously seen in Gamelan Janger. Besides its instrumentation, the Banyuwanginese employs the aesthetical concept of Balinese, which includes ngumbang-ngisep, gending-gending, and the technique of playing, combined with the use of local music instruments and the local aesthetical concept. This mixture produces a special and unique musical idiom, Gamelan Janger Banyuwangi musical idiom.

Kata Kunci : Gamelan Janger Banyuwangi,Akulturasi Budaya,Gamelan Janger, Acculturation


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.