Pengelolaan Obat Hampir Kedaluwarsa dan Obat Tidak Terpakai di Rumah Sakit Akademik UGM
SEPHIA HESTIANI, Dr. apt. Chairun Wiedyaningsih, M. Kes, M. App.Sc.
2024 | Skripsi | FARMASI
Pengelolaan obat terutama penyimpanan dan pemusnahan yang berkaitan dengan farmasi merupakan bagian penting dari Standar Pelayanan Kefarmasian. Penyimpanan yang tidak tepat akan menyebabkan obat kedaluwarsa dan obat rusak menumpuk. Apabila pemusnahan tidak dilakukan sesuai standar dan prosedur yang ada dapat menghasilkan limbah yang berdampat negatif bagi lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan obat hampir kedaluwarsa dan obat tidak terpakai di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM.
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Akademik UGM pada bulan Maret 2024 dengan metode kuantitatif yang bersifat deskriptif dan melakukan observasi langsung pada instalasi farmasi rawat jalan, farmasi rawat inap, farmasi instalasi gawat darurat (IGD), farmasi instalasi bedah sentral (IBS), dan gudang farmasi menggunakan lembar observasi yang berpedoman pada Standar Prosedur Operasional (SPO) RSA UGM serta data sekunder bulan Januari dan Februari 2024. Data dihitung dan dianalisis secara manual.
Hasil menunjukkan bahwa satelit farmasi RSA UGM dalam pengelolaan obat hampir kedaluwarsa belum sepenuhnya sesuai dengan SOP, namun pada gudang farmasi dalam pengelolaan obat tidak terpakai sudah sesuai. Pada satelit farmasi rawat jalan, bentuk sediaan yang paling banyak yaitu sediaan tablet dengan persentase 66,67% untuk obat hampir kedaluwarsa dan sebesar 40,48% untuk obat tidak terpakai. Pada farmasi rawat inap, sediaan yang paling banyak berupa tablet dengan persentase 46,47% untuk obat hampir kedaluwarsa dan 61,53% untuk obat tidak terpakai. Pada farmasi IGD sediaan yang paling banyak berupa tablet dengan persentase 30% untuk obat hampir kedaluwarsa dan tidak ditemukannya obat tidak terpakai. Pada farmasi IBS sediaan yang paling banyak berupa injeksi dengan persentase 75% untuk obat hampir kedaluwarsa dan 50% untuk obat tidak terpakai. Data sekunder bulan Januari-Februari 2024 pada satelit farmasi rawat jalan menunjukkan bahwa dalam waktu satu bulan jumlah obat hampir kedaluwarsa bertambah banyak.
Pharmacy drug management is an important part of the Pharmaceutical Management Standard. Improper medicines storage will cause expired and damaged drugs increased. If the medicines disposal is not carried out according to the standards and procedures, it can produce waste that has a negative impact on the environment. This study aims to determine the description of the management of near expiry date drugs and unused drugs at Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM.
The study conducts at Rumah Sakit Akademik UGM in March 2024 with a descriptive quantitative method and direct observations at the outpatient pharmacy installation, inpatient pharmacy, emergency room pharmacy, IBS pharmacy and pharmacy warehouse using an observation sheets guide by SPO RSA UGM and secondary data for January and February 2024. Data was calculated and analyzed manually.
The results shows that Rumah Sakit Akademik UGM’s pharmacy satellite in the management of near expiry date drugs is not fully in accordance with the SPO, but in the pharmacy warehouse in the management of unused drugs is in accordance. In the outpatient pharmacy satellite, the most amount medicines preparations are tablets with percentage of 66.67% for near expiry date drugs and 40.48% for unused drugs. In the inpatient pharmacy, the most amount medicines preparations are tablets with percentage of 46.47% for near expiry date drugs and 61.53% for unused drugs. In the emergency room pharmacy, the most amount medicines preparations are tablets with percentage of 30% for near expiry date drugs and no unused drugs were found. In the IBS pharmacy, the most amount medicines preparations are injection with percentage of 75% for near expiry date drugs and 50% for unused drugs. Secondary data from January-February 2024 in the outpatient pharmacy satellite shows that within one month the number of near expiry date drugs increased.
Kata Kunci : pengelolaan obat, obat hampir kedaluwarsa, obat tidak terpakai.