A Qualitative Exploration of Stigma Experience Among Young Adults with Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
Francisca Galuh Sekarwangi Kinasih, Restu Tri Handoyo, S.Psi., M.Psi., Ph.D., Psikolog
2024 | Skripsi | PSIKOLOGI
Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD) menimbulkan kesulitan bagi individu yang mengidapnya, mengganggu kemampuan sehari-hari karena adanya keperluan untuk mengatur pikiran obsesif, diikuti dengan perilaku kompulsif untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan. Penelitian kualitatif ini menggunakan desain penelitian deskriptif fenomenologi yang mengeksplorasi pengalaman dewasa muda pengidap OCD dan stigma terkait. Meskipun banyak penelitian kuantitatif mengenai OCD, penelitian kualitatif mengenai pengalaman dan stigma di kalangan dewasa muda penderita OCD masih minim. Analisis tematik dari wawancara semi-terstruktur dengan tiga peserta yang telah melalui skrining menghasilkan lima tema utama: “Pengalaman Terkait OCD,” “Jalur yang Saling Berhubungan antara Keterbukaan Diri dan Dukungan Keluarga,” “Menjembatani Kesenjangan dalam Kesehatan Mental,” “Perspektif dan Narasi dalam Spektrum OCD”, dan “Dinamika Sosial dalam Kesehatan Mental.” Salah satu peserta mengalami stigma publik, termasuk lelucon tentang OCD, namun peserta tidak mengakuinya sebagai stigma publik dan menganggap hal tersebut sebagai hal yang normal. Stigma diri, yang ditandai dengan tertundanya pencarian bantuan profesional dan pergulatan internal, juga teridentifikasi dalam penelitian ini. Dukungan keluarga terbukti sangat penting dalam proses pengobatan dan rehabilitasi para peserta, meskipun terdapat satu peserta yang mendapat kritik dari keluarga setelah mengungkapkan keadaan OCD yang dialami kepada publik. Peningkatan
Literasi Kesehatan Mental diperlukan untuk mengurangi stigma dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi individu dengan OCD.
Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) poses struggles for individuals with it, disrupting daily functioning due to the need to regulate obsessive thoughts and followed by compulsive behaviors to alleviate anxiety or fear. This qualitative research, using a descriptive phenomenology research design, explores the experiences of young adults with OCD and the associated stigma. Despite abundant quantitative research on OCD, qualitative research on the experiences and stigma among young adults with OCD are lacking. Thematic analysis from semi-structured interviews with three pre-screened participants yields five main themes: “OCD-Related Experiences,” “Interconnected Paths of Self-Disclosure and Family Support,” “Bridging Gaps in Mental Health,” “Perspectives and Narratives in the Spectrum of OCD,” and “Social Dynamics in Mental Health.” One participant experienced public stigma, which includes jokes about OCD, however, the participant did not acknowledge them as public stigma and normalize them. Self-stigma, characterized by delayed professional help-seeking and internal struggles, was also identified in this study. Family support was found to be crucial in the treatment and rehabilitation process of the participants, although one participant received criticism from family upon disclosing their OCD to the public. Increased Mental Health Literacy (MHL) is necessary to reduce stigma and create a supportive environment for individuals with OCD.
Kata Kunci : OCD, stigma OCD, stigma gangguan mental, stigma, dewasa muda/OCD, OCD stigma, mental illness stigma, stigma, young adults