Dynamic Governance: Analisis Dynamic Governance dalam Manajemen Risiko Penanganan Pandemi COVID-19 di Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa yogyakarta
Kertyawan Farras Purusatama, Dosen Pembimbing: Dr. rer.pol. Mada Sukmajati, S.IP., MPP.
2024 | Skripsi | ILMU PEMERINTAHAN
Pandemi COVID-19 membawa perubahan signifikan pada semua sektor, termasuk tata kelola pemerintahan desa. Desa Condongcatur, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, menjadi contoh desa yang mengalami dampak krisis ini. Untuk mengatasinya, diperlukan kapabilitas pemerintah desa yang dinamis dalam mengelola risiko dan merumuskan kebijakan adaptif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses kapabilitas Pemerintah Desa Condongcatur dalam melakukan identifikasi kebijakan manajemen risiko pada masa pandemi COVID-19. Peneliti menggunakan teori Dynamic Governance Neo dan Chen (2007) dan teori Risk and Blame Marry Douglas (2001) untuk menganalisis proses penanganan risiko dan relasi kuasa antar stakeholder.Teori ini kemudian melihat bagaimana kapabilitas pemerintah yang dinamis melalui tiga komponen, yaitu: thinking ahead, thinking again, dan thinking across serta terdapat dua unsur yang mempengaruhi yaitu able people dan agile process untuk menghasilkan produk kebijakan yang adaptif (adaptive policy). Penulis mengumpulkan data melalui metode kualitatif, pengumpulan data melalui teknik wawancara, observasi dan studi data melalui dokumen. Tentunya model penerapan manajemen risiko menggunakan teori dynamic governance dapat digunakan sebagai pengelolaan hambatan yang nantinya bertujuan untuk sebuah penanganan dan pengembangan kebijakan yang lebih baik. Desain penelitian ini kemudian menggunakan kerangka pikir yang dinamis dengan menerapkan konsep tiga kapabilitas dinamis; Think ahead, Think again, dan Think across untuk melihat bagaimana proses pembentukan kebijakan yang adaptif. Pada proses penghambatnya akan melihat bagaimana kemampuan aktor melalui unsur able people, koordinasi antar stakeholders, dan proses kapabilitas yang dinamis melalui agile process.
Temuan dalam penelitian ini memuat empat klasifikasi aktor utama: (1) Pemerintah Desa, (2) Lembaga Sosial Desa, (3) Kesehatan, dan (4) Sosial Ekonomi. Keempat aktor utama ini kemudian menghasilkan berbagai kolaborasi antara lain kolaborasi dengan akademisi dari Pusat Studi Ekonomi UGM, Mubyarto Institute, dan Fakultas Biologi UGM, serta partisipasi masyarakat melalui dapur umum dan semangat gotong-royong, menghasilkan inovasi kebijakan dalam pengelolaan risiko. Dukungan DESTANA dan partisipasi masyarakat membantu desa dalam menangani pandemi. Penelitian ini menunjukkan bahwa kapabilitas dinamis yang dibentuk melalui kolaborasi, partisipasi, dan semangat gotong-royong memungkinkan desa untuk menghasilkan kebijakan yang adaptif, efektif, dan cepat dalam menangani krisis. Prinsip pengelolaan ini dapat digunakan untuk menghadapi kerentanan di masa depan dengan mengacu pada pembentukan kebijakan dan program yang adaptif.
The COVID-19 pandemic has brought significant changes to all sectors, including village governance. Condongcatur Village, Sleman Regency, Yogyakarta, serves as an example of a village experiencing the impact of this crisis. To address this, dynamic capabilities of village governments are needed to manage risks and formulate adaptive policies. This research aims to elucidate the dynamic capabilities process of Condongcatur Village Government in identifying risk management policies during the COVID-19 pandemic. The researcher employs the Dynamic Governance Neo theory by Chen (2007) and the Risk and Blame theory by Mary Douglas (2001) to analyze the risk management process and power relations among stakeholders. These theories then examine how dynamic government capabilities operate through three components: thinking ahead, thinking again, and thinking across, with two influencing factors: able people and agile processes, to produce adaptive policy products. Data collection is conducted through qualitative methods, including interviews, observations, and document studies. The application of risk management models using dynamic governance theory can be utilized to overcome barriers aimed at better policy handling and development. The research design employs a dynamic framework by applying three dynamic capabilities concepts: Think ahead, Think again, and Think across to observe how adaptive policy formation processes occur. In hindering processes, it will examine the actors' abilities through able people elements, coordination among stakeholders, and dynamic capabilities processes through agile processes. Findings in this research comprise four main classifications of key actors: (1) Village Government, (2) Village Social Institutions, (3) Health, and (4) Socio-Economics. These primary actors then generate various collaborations, including collaboration with academics from UGM Economic Studies Center, Mubyarto Institute, and UGM Biology Faculty, as well as community participation through communal kitchens and a spirit of mutual cooperation, resulting in policy innovations in risk management. DESTANA support and community participation help the village in handling the pandemic. This research demonstrates that dynamic capabilities formed through collaboration, participation, and a spirit of mutual cooperation enable the village to produce adaptive, effective, and prompt policies in crisis management. The principles of management can be utilized to address vulnerabilities in the future by referring to the formation of adaptive policies and programs.
Kata Kunci : Keywords: Dynamic Governance, Pandemi COVID-19, Kebijakan Adaptif, Desa Condongcatur