Dampak Pembangunan Pariwisata di Kabupaten Wakatobi
La Ode Aris, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A. M.Phil. ; Pande Made Kutanegara, M.Si., Ph.D.
2024 | Disertasi | S3 Ilmu-ilmu Humaniora
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis dampak pembangunan pariwisata di
Pulau Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi pada periode 2006-2019. Penelitian ini
berusaha mengungkap kebijakan dan implementasi pembangunan infrastruktur
pariwisata, dampak sosial budaya dari pariwisata dan model pengelolaan pariwisata di
Pulau Wangi-Wangi. Guna mempertajam analisis digunakan perspektif kebijakan dan
implementasi pembangunan infrastruktur pariwisata, perspektif dampak sosial budaya
dari pariwisata dan perspektif model pengelolaan pariwisata. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini yaitu pengamatan, wawancara mendalam kepada informan
dan penelusuran situs internet. Sedangkan, informan terdiri dari informan kunci dan
informan biasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pembangunan
infrastruktur pariwisata berpedoman pada RPJMD, RIPPARDA dan RTRW.
Implementasi pembangunan infrastruktur pariwisata berupa infrastruktur jalan belum
mantap, infrastruktur dermaga menjadi lebih baik, dan dibangunnya bandar udara
sehingga ke Wangi-Wangi lebih cepat. Prasarana pengelolaan lingkungan hidup
berupa prasarana pembuangan sampah telah ada di semua KPPD, tetapi pengelolaan
sampah belum maksimal. Instalasi listrik telah ada sebelum menjadi daerah otonom,
tetapi lampu jalan pada umumnya tidak berfungsi. Jaringan telekomunikasi pada
umumnya susah diakses. Prasarana air bersih telah ada di semua KPPD tetapi di
wilayah pesisir payau, dan promosi pariwisata sudah maksimal dijalankan, tetapi
terjadi perubahan kebijakan dari personal selling ke digital marketing sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan pada kunjungan wisatawan, khususnya
wisatawan mancanegara. Dampak sosial budaya dari pariwisata yaitu ditampilkannya
seni dan budaya, munculnya berbagai jenis kerajinan tangan dan masuknya berbagai
kuliner dari luar Pulau Wangi-Wangi. Model pengelolaan pariwisata berupa
pengelolaan model Bottom-Up dan pengelolaan secara individual. Pengelolaan model
Bottom-Up terdiri dari pengelolaan dengan model Community-Based Tourism dan
pengelolaan oleh Pokdarwis, sementara pengelolaan secara individual dilakukan oleh
pihak swasta atau perusahaan.
This research aims at analysing impact of tourism development in Wangi-Wangi Island in 2006-2019. This research tried to explore policy and implementation of tourism infrastructures development, socio-cultural impact of tourism and tourism management model in Wangi-Wangi Island. To analyse this data, it was used the perspective of policy and implementation of tourism infrastructures development, perspective of socio-cultural impact of tourism and tourism management model. Data in this research were collected through observation, in-depth interview to the informants and tracing of internet sites. Whereas, informants consist of key and ordinary informants. The result of this research showed that the policy of tourism infrastructures development refers to Developmental Planning of Region Mid-Term, Developmental Planning of Region Tourism, and Spatial Plans. Developmental Planning of tourism infrastructures is in the form of unstable road infrastructures, better pier infrastructures, and more rapid development of airport in Wangi-Wangi. Infrastructure of environmental management which is in the form of waste disposal infrastructure has been available in Area of Region Tourism Development, but waste disposal has not been maximal yet. Electrical installation has been available before becoming an autonomous region, but road lamps do not function generally. Telecommunication network is difficult to access in general. Clean water infrastructure has been available in all Areas of Region Tourism Development, but in brackish coastal areas and tourism promotion have been carried out maximally. However, it happened policy change from personal selling to digital marketing so that it resulted in the decline of International tourist visits. Socio-cultural impact of tourism is in the form of art and culture performance, emergence of various kinds of handcrafts and food from outside of Wangi-Wangi Island. Tourism management model is in the form of bottom-up and individual model managements. Bottom-up model management consists of management with community-based tourism model and tourism consciousness group, whereas individual management model is done by private or company side.
Kata Kunci : Dampak pembangunan, pariwisata, implementasi, model pengelolaan, sosial budaya