Rekonsiliasi bagi Konflik Siprus: Melampaui Solusi Tradisionalis
MUHAMMAD ALWI ADDZIKRI, Drs. Muhadi Sugiono, M.A.
2024 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional
Konflik Siprus merupakan salah satu konflik besar yang melanda kawasan Mediterania dan melibatkan dua kelompok etnis yang berbeda, Siprus Yunani dan Siprus Turki. Dimulai sebagai upaya dari politik segregasi dari Inggris, kedua kelompok tersebut dihadapi dengan kontestasi identitas tinggi hingga saat ini. Upaya-upaya rekonsiliasi dan perdamaian untuk konflik ini dilaksanakan oleh beberapa pihak eksternal, dimulai dari Inggris, Yunani, dan Turki melalui penetapan Konstitusi Siprus pada tahun 1960, hingga upaya paling terbaru dari PBB melalui The Kofi Annan Plan dan Uni Eropa melalui Aksesi Siprus ke dalam organisasinya. Namun, upaya-upaya rekonsiliasi tersebut belum mampu menghadirkan “perdamaian” yang sebenarnya bagi kedua belah pihak. Skripsi ini akan berupaya untuk membedah kembali upaya rekonsiliasi yang dilakukan dalam konteks Siprus dengan memahami signifikansi dari tiga kerangka perdamaian: Pembentukan Konstitusi Siprus 1960, The Kofi Annan Plan (KAP), Aksesi Siprus ke dalam Uni Eropa. Lebih lanjut, skripsi ini akan menghadirkan alternatif perdamaian bagi konflik Siprus, tentunya yang berupaya untuk melampaui solusi “tradisionalis”.
The Cyprus conflict represents a prominent issue in the Mediterranean region, involving two distinct ethnic groups, namely Greek Cypriots and Turkish Cypriots. Its origins can be traced back to an initial endeavor aimed at achieving political separation from British colonial rule. Over the years, these two ethnic communities have grappled with persistent identity struggles. Various external entities have undertaken peace and reconciliation initiatives for this conflict, commencing with the role United Kingdom, Greece, and Turkey in establishing the Cyprus Constitution in 1960, followed by subsequent efforts by the United Nations through The Kofi Annan Plan and the European Union through Cyprus accession to the organization. Regrettably, these reconciliation endeavors have not succeeded in attaining enduring peace for both parties involved. This thesis endeavors to reevaluate the reconciliation initiatives within the Cyprus context by assessing the significance of three key peace frameworks: the establishment of the 1960 Constitution of Cyprus, The Kofi Annan Plan (KAP), and Cyprus' accession into the European Union. Additionally, this thesis will propose an alternative for peace to the Cyprus conflict, one that seeks to transcend “the traditionalist” solutions.
Kata Kunci : konflik siprus, perdamaian, rekonsiliasi, identitas etnik, postrukturalisme