Laporkan Masalah

Tinjauan aspek sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan dalam perencanaan daerah aliran sungai :: Studi kasus pada Sub sub DAS Plemahan, Kec. Sempor, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah

SAKTI, Danang Kuncara, Prof.Dr.Ir. H. Hasanu Simon

2004 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Pada model pengelolaan sumber daya alam yang berdasarkan pada batas kewilayahan daerah aliran sungai (DAS) terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi, yaitu faktor sosial ekomoni masyarakat dan lingkungan. Faktor sosial ekonomi masyarakat merupakan faktor dinamis yang selalu berkembang sesuai perkembangan waktu, sedangkan faktor lingkungan merupakan faktor statis dan sangat dipengaruhi oleh kondisi alam. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk membuat suatu perencanaan DAS melalui pendekatan wilayah Sub sub DAS yang ditinjau dari aspek sosial ekonomi masyarakat dan aspek lingkungan, serta memberikan arahan pengelolaan dari kedua aspek tersebut. Penelitian ini dilakukan pada Sub sub DAS Plemahan, yang meliputi Desa Danarejo, Kalibeji, Kedungwringin, Sampang, Selokerto, Sempor, Sidoarum dan Tunjungseto. Dari kedelapan desa tersebut akan terpilih desadesa yang berdasarkan kondisi sosial ekonomi dan lingkungan memiliki prioritas utama untuk dilakukan pembenahan. Ditinjau dari aspek sosial ekonomi dan lingkungannya Desa Danareja, Kedungwringin dan Sempor penduduknya memiliki dukungan yang kuat terhadap usaha tani konservasi dan nilai erosi yang tinggi. Oleh karena itu ketiga tersebut perlu untuk segera mendapatkan penanganan baik dari aspek sosial ekonomi maupun lingkungan. Arahan penanganan terhadap permasalahan sosial ekonomi secara umum bagi ketiga desa tersebut melalui pelaksanaan pembatasan jumlah kelahiran; pengembangan sumber daya pertanian dengan melakukan diversifikasi usaha tani ataupun intensifikasi usaha tani; pengembangan sumber daya petani melalui kegiatan pelatihan atau kursus-kursus yang berkaitan dengan sektor pertanian dan non pertanian yang mendukung diversifikasi atau intensifikasi pertanian. Perbaikan kondisi lingkungan dilakukan dengan melakukan perbaikan pola pengusahaan lahan masyarakat Dengan menggunakan analisis USLE (Universal Soil Loss Equation) maka perbaikan terhadap aspek lingkungan ini dilakukan terhadap dua aspek penting yaitu aspek vegetasi (C) maupun sipil teknis (P). Setelah dilakukan modifikasi, maka hasil akhirnya adalah dihasilkan penurunan nilai erosi untuk Desa Danareja yang semula 5.739,53 ton/tahun atau 193,7 ton/ha/tahun menjadi 683,25 ton/ha/tahun atau 19,62 ton/ha/tahun, untuk Desa Kedungwrngin yang semula 4570,30 ton/tahun atau 221,69 ton/ha/tahun menjadi 718,11 ton/tahun atau 76,25 ton/ha/tahun dan Desa Sempor yang semula 14.823,92 ton/tahun atau 1.210,23 ton/ha/tahun menjadi 741,43 ton/tahun atau 26,81 ton/ha/tahun.

Two main factors affected the model of natural resources management based on Watershed regional limit, they were the social-economic factors of community and environment. The social-economic factor of community was a time-developed dynamic factor, while the environment factor was a static factor that mostly influenced by natural condition. The purpose would like to be achieved by this study was to compose a watershed planning by the subs of watershed approach, viewed from the socialeconomic aspects of community and environment, and also giving the management direction from both aspects. This study was taken on the Subs of Plemahan’s Watershed, which covered the village of Danareja, Kalibeji, Kedungwringin, Sampang, Selokerto, Sempor, Sidoarum, and Tunjungseto. Base on the social-economic and environmental conditions of those eight villages, certain villages will be chosen as the main priority of the improvement. Being seen from the social-economic and environment aspects, the population of Danareja, Kedungwringin and Sempor village had the strong support to the conservation farming and high erosion value. Thus, those 3 villages need a good handling soon, neither from the social-economic nor the environmental aspects. The handling direction on general social-economic problem for those 3 villages conducted by implementing birth rate limitation; agricultural resources development through farming diversification and intensification; farmer resources development through agriculture and non agriculture-related trainings and courses which supported the diversification and intensification of agriculture. The improvement of the environment condition was taken by the improvement of community land acquisition pattern. Using USLE (Universal Soil Loss Equation) analysis, this environment aspect improvement was taken onto two important aspects, i.e. vegetation aspect (C) and civil engineering aspect (P). After modification, the final result was the decreasing erosion value for the village of Danareja, from previously 5,739.53 ton/year or 193,7 ton/ha/year became 683.25 ton/year or 19.62 ton/year, for the village of Kedungwringin from previously 4570.30 ton/year or 221.69 ton/ha/year became 718.11 ton/year or 76,25 ton/ha/ year, and for the village of Sempor from previously14, 823.92 ton/year or 1,210.23 ton/ha/year became 741.43 ton/year or 26.81 ton/ha/year.

Kata Kunci : Sumberdaya Hutan,DAS,Sosial Ekonomi Masyarakat, watershed, the social-economy and environmental aspect


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.