Perbandingan Dinamika Hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok pada Masa Pemerintahan Donald Trump dan Joe Biden dilihat dari Analisis Isu di Twitter
MAHARATU BTARA KUNTO DARU SAMUDRO, Dr. Dedy Permadi, S.I.P., M.A.
2024 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional
Dunia politik internasional pada masa ini mulai mengadopsi
konsep yang lebih modern dari sebelumnya, salah satunya yaitu diplomasi
digital. Diplomasi digital mempermudah para aktor dalam menjangkau lapisan
masyarakat yang lebih luas dan memperbanyak jalan dalam menyampaikan informasi.
Akan tetapi, lahirnya konsep diplomasi digital pun tidak luput dari
konsekuensinya seperti mudahnya terjadi penggiringan opini publik yang semakin
memunculkan bias dalam mengkaji kebenaran suatu isu, seperti yang terjadi di platform
media sosial Twitter. Penelitian ini membuka ruang diskusi dalam mempelajari Twiplomacy
antara AS dan Tiongkok serta menganalisis dinamika yang terjadi antara kedua
negara tersebut menimbulkan sentimen warganet dimulai dari 20 Januari 2017 hingga
19 Juni 2023. Metode penelitian ini mengangkat teori digital power yang
dipopulerkan oleh Joseph Nye, yaitu teori yang menjelaskan posisi instrumen
digital dapat berubah menjadi sebuah kekuatan suatu negara dalam dunia politik
internasional. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data cuitan di
Twitter pada akun POTUS dan POTUS45 melalui metode data scraping dan topic
modelling. Penelitian ini tidak hanya memberikan informasi kepada audiens
mengenai sentimen warganet yang muncul, tetapi juga menyajikan hal-hal baru
yang muncul dan dapat ditelusuri lebih lanjut dalam data yang telah diperoleh.
The world of international politics is currently starting to adopt more
modern concepts than before, one of which is digital diplomacy. Digital
diplomacy makes it easier for actors to reach wider levels of society and
increases the number of ways information is conveyed. However, the birth of the
concept of digital diplomacy does not escape its consequences, such as the easy
sway of public opinion which increasingly creates bias in assessing the truth
of an issue, as happened on the social media platform Twitter. This research
opens up discussion space in examining Twiplomacy between the US and China and
analyzes how the dynamics that occurred between the two countries gave rise to
netizen sentimen starting from January 20th 2017 to June 19th
2023. This research method adopts the digital power theory popularized by
Joseph Nye, namely a theory that explains how digital instruments can turn into
a country's power in the world of international politics. This research was
carried out by collecting tweet data on Twitter on the POTUS and POTUS45
accounts using data scraping and topic modeling methods. This research not only
provides information to the audience regarding emerging netizen sentiments, but
also presents new things that have emerged and can be explored further in the
data that has been obtained.
Kata Kunci : Twiplomacy, Digital, Digital Power, Diplomasi, Politik Internasional, Transformasi Digital, Media Sosial, Data Scraping, Analisis Sentimen