Aktivitas Antibakteri dan Antibiofilm Pigmen Bakteri Hasil Isolasi dari Limbah Buah dan Sayur Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
ANDREA MAHARANI, Dr. rer. nat. Abdul Rahman Siregar, S.Si., M.Biotech.
2024 | Skripsi | BIOLOGI
Banyaknya kasus penyakit infeksi telah menjadi permasalahan dalam bidang
kesehatan di beberapa negara terutama Indonesia. Lebih dari 65% kasus infeksi
di dunia berkaitan dengan adanya pembentukan lapisan biofilm pada bakteri yang
mampu menangkal zat antibiotik. Dibutuhkan adanya alternatif baru dari senyawa
bioaktif yang mampu menghambat sintesis biofilm dan pertumbuhan bakteri patogen
tersebut. Pigmen bakteri menjadi salah satu sumber senyawa alami yang potensial
digunakan sebagai bahan antibiotika. Eksplorasi bakteri dari limbah buah dan
sayur di pasar Giwangan yang mampu menghasilkan pigmen dengan aktivitas
antibakteri dan antibiofilm terhadap bakteri Staphylococcus aureus telah
dilakukan. Hasil skrining produksi pigmen dari isolat bakteri menunjukan adanya
strain LBS. 12 yang mampu menghasilkan pigmen berwarna hijau pada medium
modifikasi. Pigmen bakteri diproduksi secara ekstraseluler oleh bakteri strain LBS.
12 dan berhasil diekstraksi menggunakan methanol 70% untuk dilihat potensinya
sebagai obat antibiotik. Pigmen memiliki daya hambat yang kuat terhadap pertumbuhan
S. aureus dan bersifat spektrum sempit karena memiliki daya hambat yang
lemah terhadap pertumbuhan bakteri gram negatif seperti E. coli. Pigmen
memiliki nilai MIC 125 mg/mL dan nilai MBC 1000 mg/mL, dengan konsentrasi ½MIC
yang terbukti mampu menghambat pembentukan lapisan biofilm secara signifikan
sekaligus mendegradasi lapisan biofilm pada bakteri S. aureus. Analisis
pigmen secara spektrofotometri menunjukkan bahwa pigmen yang terbentuk memiliki
puncak absorbansi pada panjang gelombang 286 nm dan tergolong sebagai pigmen
fiosianin. Selain itu hasil profiling senyawa dari GCMS menunjukkan adanya
kandungan asam organik dan senyawa golongan pirazin yang membuat pigmen
memiliki sifat antibakteri dan antibiofilm terhadap bakteri Staphylococcus
aureus.
Large number of cases of infectious diseases has become a health problem
in several countries, especially Indonesia. More than 65% of infection cases in
the world are related to the formation of a biofilm layer on bacteria that
repels antibiotics. Therefore, alternative bioactive compound that inhibits
biofilm synthesis and pathogenic bacterial growth is strongly needed. Bacterial
pigments is one of many sources of natural compound that have the potential as
antibiotics. Exploration of bacteria from fruit and vegetable waste at Giwangan
market has been carried out and found to be producing pigments with
antibacterial and antibiofilm activity against Staphylococcus aureus. Result
from pigment production screening of bacterial isolates showed the presence of
the bacteria strain LBS. 12 which is capable of producing green pigment in
modified medium. Bacterial pigments were produced extracellularly by bacteria
strain LBS. 12 and was successfully extracted using 70% methanol for its
potential as an antibiotic. The pigment has a strong inhibitory activity
against the growth of S. aureus and considered as a narrow
spectrum antibacterial for the less power in inhibiting the gram-negatives
bacterial growth such as E. coli. The pigment has MIC value of
125 mg/mL and MBC value of 1000 mg/mL, where at the concentration of ½MIC is
proven to significantly inhibit the formation of the biofilm layer while also
degrading the biofilm layer that formed by S. aureus bacteria. Spectrophotometric
analysis of the pigment showed that the produced pigment has the absorption
peak at a wavelength of 286 nm and it is classified as pyocyanin pigment. In
the other hand, the results from compound profiling through GCMS shows that
there are organic acids and several compounds from pyrazine group which makes
the pigment have the antibacterial and anti-biofilm properties against Staphylococcus
aureus bacteria.
Kata Kunci : Antibiofilm, antibateri, limbah buah dan sayur, pigmen bakteri, Staphylococcus aureus