Analisis Efektivitas Terapi Kombinasi Tiga Pada Pasien PPOK Rawat Jalan di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta
LAILI NURHIKMA AMALIA, Prof. Dr. apt. Tri Murti Andayani, Sp.FRS.
2024 | Skripsi | FARMASI
PPOK tidak dapat disembuhkan, tetapi gejala dan risiko kematian dapat diturunkan dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran terapi dan perbandingan efektivitas terapi kombinasi ICS/LABA (fluticasone propionate/salmeterol dan budesonide/formoterol fumarate) pada pasien PPOK rawat jalan yang telah menerima terapi tiotropium di RS Paru Respira, Yogyakarta. Penelitian sebelumnya di RS Paru Respira membandingkan kombinasi ICS/LABA pada pasien yang belum menerima terapi tiotropium.
Penelitian ini menggunakan metode cohort-retrospective dengan pengambilan data sekunder berupa rekam medik pasien PPOK rawat jalan berusia > 18 tahun tanpa komorbid Covid-19 secara consecutive sampling. Gambaran terapi pasien PPOK diamati melalui golongan, nama, dan jenis sediaan obat, sedangkan luaran klinis pasien diamati melalui waktu kejadian dan frekuensi eksaserbasi. Efektivitas penggunaan terapi kombinasi tiga inhalasi terhadap waktu kejadian eksaserbasi pada pasien PPOK rawat jalan dianalisis menggunakan Kaplan Meier Test dan dilanjutkan dengan uji Log Rank. Hubungan variabel pengganggu dengan kejadian eksaserbasi dianalisis dengan Chi Square Test dan Fischer Exact Test.
Diperoleh 139 sampel yang terbagi menjadi dua kelompok uji, yaitu
budesonid/formoterol fumarat/tiotropium (n = 69) dan flutikason
propionat/salmeterol/tiotropium (n = 70). Analisis ketahanan yang dilakukan
menunjukkan persentase yang lebih besar pada kelompok budesonid/formoterol
fumarat/tiotropium (47,8%), dibandingkan kelompok flutikason
propionat/salmeterol/tiotropium (44,3%), namun tidak menunjukkan perbedaan
bermakna (p-value 0,733). Frekuensi eksaserbasi pada penggunaan
budesonid/formoterol fumarat/tiotropium dan flutikason
propionat/salmeterol/tiotropium juga tidak menunjukkan perbedaan bermakna (pvalue 0,409). Terapi PPOK yang paling banyak digunakan bersama kombinasi tiga
ICS/LABA/LAMA di Rumah Sakit Paru Respira adalah agen mukolitik (58,27%),
diikuti metilxantin (49,64%), bronkodilator (35,25%), antibiotik (33,09%), dan
kortikosteroid oral (22,30%).
Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) cannot be cured, but symptoms and the risk of death can be reduced with accurate diagnosis and treatment. The objective of this study was to understand the treatment profile and compare the effectiveness of combination therapy with ICS/LABA (fluticasone propionate/salmeterol and budesonide/formoterol fumarate) in COPD outpatients with COPD who had received tiotropium therapy at Respira Lung Hospital, Yogyakarta. Previous research conducted at Respira Lung Hospital compared the combination of ICS/LABA in patients who were not receiving tiotropium therapy.
This study utilized a cohort-retrospective method with secondary data collection from medical records of COPD outpatients aged > 18 years without comorbid Covid-19 through consecutive sampling. The therapy profile of COPD patients was observed through drug group, name, and type of medication, while clinical outcomes were observed through exacerbation occurrence time and frequency. The effectiveness of using three combination inhalation therapies on exacerbation occurrence time in COPD outpatients was analyzed using Kaplan Meier Test and followed by Log Rank test. The relationship between confounding variables and exacerbation occurrence was analyzed using Chi Square Test and Fischer Exact Test.
A total of 139 samples were obtained, divided into two test groups:
budesonide/formoterol fumarate/tiotropium (n = 69) and fluticasone
propionate/salmeterol/tiotropium (n = 70). Survival analysis showed a higher
percentage in the budesonide/formoterol fumarate/tiotropium group (47.8%)
compared to the fluticasone propionate/salmeterol/tiotropium group (44.3%), but no
significant difference was observed (p-value 0.733). The frequency of exacerbations
in the use of budesonide/formoterol fumarate/tiotropium and fluticasone
propionate/salmeterol/tiotropium also showed no significant difference (p-value
0.409). The most commonly used COPD therapy in combination with three
ICS/LABA/LAMA at Respira Lung Hospital was mucolytic agents (58.27%),
followed by methylxanthines (49.64%), bronchodilators (35.25%), antibiotics
(33.09%), and oral corticosteroids (22.30%).
Kata Kunci : PPOK, Efektivitas, ICS/LABA/LAMA, Eksaserbasi