Profil Penggunaan Obat Mikofenolat dan Luaran Klinisnya pada Pasien Autoimun di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
DIFA BERLIANA PUTRI, Prof. Dr. apt. Zullies Ikawati
2024 | Skripsi | FARMASI
Penyakit
autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dirinya sendiri atau
tidak mampu membedakan antara self antigen dan non self antigen.
Manifestasi dan luaran klinis pada tiap pasien dapat berbeda. Mikofenolat
mofetil (MMF) sebagai prodrug dari asam mikofenolat (MPA) merupakan
imunosupresan yang biasa digunakan dalam terapi autoimun. MMF juga tersedia
dalam bentuk garamnya, yaitu mikofenolat sodium (MPS). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui profil penggunaan dan luaran klinis terapi menggunakan MMF/MPA/MPS
pada pasien autoimun di RSUP Dr. Sardjito tahun 2023.
Penelitian ini menggunakan model cross sectional. Subjek penelitian adalah pasien yang menerima pengobatan MMF atau MPA atau MPS atau MMF/MPA/MPS dengan kombinasi obat lain dan pasien yang terdiagnosis penyakit autoimun. Jumlah sampel minimal dihitung menggunakan rumus Laemeshow, yaitu sebesar 96 sampel. Sumber data diperoleh dari rekam medis pasien bulan Juli – Desember 2023. Profil penggunaan obat mikofenolat dilihat dari persentase jenis dan dosis obat sedangkan luaran klinis terapi berupa manifestasi dan aktivitas penyakit yang dinyatakan dengan skor SLEDAI. Data profil penggunaan dan luaran klinis dianalisis secara deskriptif.
Pada periode Juli – Desember 2023, terdapat 99 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, seluruhnya memiliki diagnosis SLE. Jenis obat mikofenolat yang digunakan pada pasien autoimun adalah MMF 500 mg, MPS 180 mg, dan 360 mg. Hasil luaran klinis pasien dikategorikan menjadi beberapa aktivitas penyakit berdasarkan skor SLEDAI, yaitu tanpa aktivitas (skor 0), aktivitas ringan (skor 1 – 5), aktivitas sedang (skor 6 – 11), aktivitas berat (skor 12 – 19), dan aktivitas sangat berat (? 20). Berdasarkan kategori tersebut, diperoleh hasil pada masing – masing aktivitas penyakit dengan persentase, yaitu tanpa aktivitas 50,50%, aktivitas ringan 33,33%, aktivitas sedang 11,11%, dan aktivitas berat 5,05%. Tanpa aktivitas penyakit (skor SLEDAI 0) adalah hasil yang diharapkan sebagai luaran klinis pasien. Penggunaan obat mikofenolat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta banyak digunakan pada pasien autoimun, yaitu SLE dan hasil luaran klinis pada tiap pasien bervariasi, tetapi sebagian besar memiliki luaran klinis sesuai dengan yang diharapkan, yaitu tanpa aktivitas penyakit (skor SLEDAI 0).
Autoimmune diseases occur when the immune system
attacks itself or unable to distinguish between self antigen and non self
antigen. Clinical manifestations and outcomes can be heterogeneous form patient
to patient. Mycophenolate mofetil (MMF) as a prodrug of mycophenolic acid (MPA)
is an immunosuppressant drug commonly used in autoimmune therapy. MMF as also
available in its salt form, namely Mycophenolate Sodium (MPS). This study aims
to determine the use profile and clinical outcomes of therapy using MMF/MPA/MPS
in autoimmune patients at RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
This study used a cross sectional model. The subjects of this study were patients who received MMF or MPA or MPS or MMF/MPA/MPS treatment with a combination of other drugs and patients diagnosed with autoimmune diseases. The minimum sample size was calculated using the Laemeshow formula, which amounted to 96 samples. Data sources were obtained from patient medical records from July to December 2023. The use profile of mycophenolate drugs is seen from the percentage of drugs types and doses while the clinical outcomes of therapy are manifestations and patient disease activity expressed by SLEDAI scores. Data on the use profile and clinical outcomes of patients were analyzed descriptively.
From July to December 2023, there were 99 patients who met the inclusion criteria, all of whom had a diagnosis of SLE. The types of mycophenolate drugs used in autoimmune patients are MMF 500 mg and MPS 180 mg and 360 mg. Patient’s clinical outcomes were categorized into several disease activities based on the SLEDAI score, namely no activity (score 0), mild activity (score 1 – 5), moderate activity (score 6 – 11) 11,11%, severe activity (score 12 – 19), and very severe activity (score ? 20). Based on these categories, the results obtained for each disease activity with a percentage, namely no activity 50,50%, mild activity 33,33%, moderate activity 11,11%, and severe activity 5,05%. No disease activity (SLEDAI score 0) is the expected results as the patient’s clinical outcome. The use of mycophenolate drugs at RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta is widely used in autoimmune patients, in this case SLE and the results of clinical outcomes in each patient have variations, but most have clinical outcomes as expected, with the results of no disease activity (SLEDAI score 0).
Kata Kunci : obat mikofenolat, penyakit autoimun, profil penggunaan, luaran klinis