PROFIL KASUS CEDERA YANG TERJADI PADA BURUH AKIBAT KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN HDSS SLEMAN

ANGGINA RAFITRI, dr. Beta Ahlam Gizela, Sp.F.M(K), DFM; Dr. dr. Woro Rukmi Pratiwi, M. Kes., Sp. Pd

2024 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: Cedera merupakan keluhan yang dapat disebabkan oleh faktor-faktor dari dalam maupun faktor luar yang kurang diperhatikan. Penyebab cedera paling banyak di kabupaten Sleman didapatkan dari kecelakaan transpotasi, kecelakaan karna jatuh, kecelakaan terkena benda tajam, terbakar, terkena air dan masih banyak faktor faktor lainya yang mungkin didapati terjadi di masyarakat akibat kecelakaan kerja. Berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan pada tahun 2019 terdapat 182 ribu kasus kecelakaan yang terjadi akibat kecelakaan kerja dan sepanjang tahun 2020 terdapat 225 ribu kasus kecelakaan yang terjadi akibat kecelakaan kerja. Berdasarkan data tersebut diperkirakan kemungkinan kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia akan terus bertambah seiring bertambahnya waktu.

Faktor lain yang dapat menyebabkan cedera yaitu usia, berat badan, jenis kelamin, dan postur tubuh yang tidak sesuai. Cedera akut sering terjadi pada orang lanjut usia yang mempunyai aktifitas fisik berlebihan. Oleh sebab itu diharapkan deskripsi dan proporsi cedera akibat kecelakaan kerja pada buruh kedepannya dapat membantu proses penanganan terhadap kasus tersebut sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan kesejahteraan buruh.

Tujuan: Mengetahui profil buruh yang terkena cedera akibat kecelakaan kerja yang diambil dari data HDSS Sleman 2016,2017,2019,dan 2021

Metode: Metode yang akan digunakan yaitu deskripsi observasional dengan desain penelitian cross sectional study berdasarkan HDSS Sleman tahun 2016,2017,2019,2021.

Hasil: Kasus cedera akibat kecelakaan kerja berdasarkan HDSS Sleman banyak terjadi pada laki-laki dengan 79,6?dera akibat kecelakaan kerja lebih banayk terjadi pada kelompok usia pra-lansia sebanyak 45,6%. Kasus terbanyak terjadi akibat terkena benda tajam/tumpu/mesin 40,8?n terjadi di area pertanian sebanyak 42,7%. Cedera paling banyak ditemukan berupa luka iris/robek 33?n ditemukan paling banyak pada angota gerak bawah sebanyak 45,6%. Cedera pada buruh paling banyak terjadi di wilayah perkotaan sebanyak 82,5% dibanding pedesaan sebanyak 17,5%, dan terjadi pada buruh dengan tingkat pendidikan rendah sebanyak 68%. Outcome yang paling banyak dihasilkan yaitu tidak cacat atau hidup tanpa gejala sisa sebanyak 83.5%.

Kesimpulan: Kasus cedera akibat kecelakaan kerja berdasarkan HDSS Sleman banyak terjadi pada laki-laki pada kelompok usia pra lansia dengan tingkat pendidikan rendah, akibat benda tajam/tumpul/mesin yang menimbukan luka iris/robek dan paling banyak ditemukan pada bagian tubuh ektremitas bawah. Outcome cedera paling banyak yaitu tidak cacat atau hidup tanpa gejala sisa yang menggangu aktivitas.

Background: An injury is a complaint that can be caused by internal or external factors that are not given enough attention. The most common causes of injuries in Sleman district are transportation accidents, accidents due to falls, accidents with sharp objects, burns, water exposure and many other factors that may occur in the community as a result of work accidents. Based on BPJS Employment data in 2019 there were 182 thousand cases of accidents that occurred due to work accidents and throughout 2020 there were 225 thousand cases of accidents that occurred due to work accidents. Based on these data, it is estimated that the possibility of work accidents that occur in Indonesia will continue to increase over time.

Other factors that can cause injury are age, weight, gender, and inappropriate body posture. Acute injuries often occur in elderly people who have excessive physical activity. Therefore it is hoped that the description and proportion of injuries due to work accidents to workers in the future can help the process of handling these cases so as to improve the quality of work and welfare of workers.
Objective: to describe and find out the profil of workers who were injured as a result of work accidents taken from the 2016-2021 Sleman HDSS data.
Method: The method to be taken is to use the observational description method with a cross sectional study research design using HDSS Sleman data for 2016-2021.
Results:Cases of injury due to work accidents based on the Sleman HDSS occurred mostly among men with a total 79.6%. Injuries due to work accidents occur more frequently in the pre-elderly age group at 45.6%. Most cases occurred as a result of being hit by sharp objects/supports/machines 40.8% and occurred in the agricultural sector at 42.7%. The most common injuries found were incised/torn wounds at 33% and most commonly found in the lower limbs at 45.6%. Injuries to workers occurred most often in urban areas at 82.5%, in rural areas at 17.5%, and at 68% in workers with low levels of education. The most common outcome was no disability or living without residual symptoms, 83.5%.
Conclusion: Cases of injury due to work accidents based on the Sleman HDSS mostly occur in men in the pre-elderly age group with low levels of education, due to sharp/blunt objects/machines, etc. which cause incised/torn wounds and are most often found in the lower extremities of the body. The most common results of injury are not being disabled or living without sequelae that interfere with activities.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->

Kata Kunci : Cedera, Usia, Kecelakaan kerja, Buruh, Aktifitas fisik