Pertumbuhan Populasi dan Kelayakan Finansial Penangkaran Rusa Timor (Rusa timorensis) di Beberapa Penangkaran Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur
Yogi Wicaksono, drh. Subeno, M.Sc.;Slamet Riyanto, S.Hut. M.Sc.
2024 | Skripsi | KEHUTANAN
Rusa timor (Rusa timorensis) adalah salah satu satwa liar yang dilindungi di Indonesia dikarenakan tren populasi yang terus menurun. Upaya perlindungan Rusa timor telah dilakukan salah satunya berupa penangkaran. Selain untuk tujuan konservasi, penangkaran juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan ekonomi. Di beberapa KPH Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, beberapa penangkaran telah didirikan dan beroperasi sejak lama sehingga diharapkan sudah memberikan hasil dan manfaat baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pertumbuhan populasi rusa timor dan kelayakan finansialnya.
Pengambilan data dilakukan Triangulation method yaitu dengan wawancara, cek dokumen atau dokumentasi, dan observasi lapangan. Pertumbuhan populasi divisualisasikan dalam bentuk grafik dan di deskripsikan. Kelayakan finansial menggunakan ukuran Net Future Value (NFV) dan Internal Rate of Return (IRR). Penelitian juga menghitung periode pengembalian proyek yang menggunakan Payback Period (PP).
Hasil penelitian di ketiga penangkaran menunjukkan terjadinya peningkatan populasi rusa timor setelah 8 tahun pengelolaan dengan peningkatan 11 ekor dari 22 ekor menjadi 33 ekor pada penangkaran KPH Ngawi, peningkatan 27 ekor dari 70 ekor menjadi 97 ekor pada penangkaran KPH Blitar, dan peningkatan 15 ekor dari 13 ekor menjadi 28 ekor dengan terjadinya penjualan dan pelepasliaran sebesar 11 ekor dan 4 ekor pada penangkaran KPH Parengan. Hasil analisis finansial penangkaran KPH Ngawi tidak layak finansialnya dengan NFV minus (419.180.807) sehingga IRR dan PP tidak dapat dihitung. Hasil penangkaran KPH Blitar aspek finansialnya layak dengan NFV 969.414.442 dan IRR 16,20% serta waktu pengembalian 4 tahun 9 bulan. Hasil penangkaran KPH Parengan tidak layak finansialnya dengan NFV minus (491.707.261) sehingga IRR dan PP tidak dapat dihitung.
Timor deer (Rusa timorensis) is one of the protected wildlife species in Indonesia due to its declining population trend. Efforts to protect Rusa timor have been made, including captive breeding, which can also have economic benefits. In several Forest Management Units (FMUs) of Perum Perhutani Regional Division East Java, captive breeding operations have been established and operational for a considerable period, aiming to provide results and benefits. This study aims to determine the growth of the Timor deer population and its financial feasibility.
Data collection was conducted using the triangulation method, involving interviews, document checks or documentation, and field observations. Population growth is depicted graphically and described. Financial feasibility was assessed using Net Future Value (NFV) and Internal Rate of Return (IRR) measures. Additionally, the return period of the project's capital was calculated using the Payback Period (PP).
The results of research on the three captive populations showed an increase in the Timor deer population after 8 years of management. Specifically, there was an increase of 11 individuals from 22 to 33 in KPH Ngawi, an increase of 27 individuals from 70 to 97 in KPH Blitar, and an increase of 15 individuals from 13 to 28 in KPH Parengan, with the sale and release of 11 and 4 individuals, respectively. Financial analysis revealed that captive breeding in KPH Ngawi was not financially feasible, with an NFV of minus (419,180,807), resulting in IRR and PP not being calculated. Conversely, captive breeding in KPH Blitar was financially feasible, with an NFV of 969,414,442 and an IRR of 16.20%, with a payback period of 4 years and 9 months. However, captive breeding in KPH Parengan was not financially feasible, with an NFV of minus (491,707,261), resulting in IRR and PP not being calculated.
Kata Kunci : Penangkaran, Rusa timor, Pertumbuhan populasi, finansial;Captive breeding, Timor deer, Population growth, finance