Laporkan Masalah

Efektivitas Telur Ayam Sebagai Atraktan pada Perangkap Lalat di Kandang Sapi Potong

ANAS TASYA AZAHRA, Ir. Panjono, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng.

2024 | Skripsi | ILMU DAN INDUSTRI PETERNAKAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas telur ayam sebagai atraktan pada perangkap lalat di kandang sapi potong. Penelitian dilaksanakan di kandang sapi potong Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Materi yang digunakan adalah atraktan berupa telur ayam yang telah dikocok dan petrogenol. Atraktan dimasukkan kedalam perangkap berbentuk tabung silinder. Perangkap berisi atraktan kemudian ditempatkan pada tiap-tiap petak kandang. Pengamatan dilakukan setiap hari hingga tidak ditemukan adanya lalat yang terperangkap. Data yang dikaji meliputi daya tahan atraktan, jenis lalat, dan jumlah lalat yang terperangkap. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis variansi pola searah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur ayam dan petrogenol mampu bertahan hingga tujuh hari. Selama tujuh hari, telur ayam dan petrogenol mampu menangkap lalat Musca domestica, Chrysomya megacepala, Bactrocera dorsalis, dan total lalat masing masing sebanyak 32,40+-18,52 dan 1,20+-1,09 ekor, 6,00+-4,95 dan 0,00+-0,00 ekor, 0,00+-0,00 dan 2,80+-1,64 ekor, serta 38,40+-22,74 dan 4,00+-2,55 ekor. Lalat Musca domestica yang terperangkap pada telur ayam lebih tinggi (p<0>Chrysomya megacepala  yang terperangkap pada telur ayam lebih tinggi (p<0>Bactrocera dorsalis yang terperangkap pada telur ayam lebih rendah (p<0,01) daripada petrogenol. Total lalat yang terperangkap pada atraktan telur ayam lebih banyak (p<0,01) daripada petrogenol. Disimpulkan bahwa telur ayam lebih efektif sebagai atraktan dalam menangkap lalat dibandingkan dengan petrogenol. 

This study aimed to determine the effectiveness of chicken egg as a fly traps attractant in cattle farm. The study was conducted at Faculty of Animal Science Universitas Gadjah Mada. The materials used in this study were fresh chicken egg and petrogenol. The attractants were placed into cylindrical tube as fly trap. The traps that containing attractants then placed at each section of paddock. Observations were made daily until no trapped flies were found. Data collected included the durability of the attractants, fly species and the number of flies. Data collected was analyzed using one way anova. The results showed that chicken egg and petrogenol could last up to seven days. Over seven-day period, chicken egg and petrogenol were able to trap Musca domestica, Chrysomya megacephala, Bactrocera dorsalis and total flies as many as 32.40+-18.52 and 1.20+-1.09 head, 6.00+-4.95 and 0.00+-0.00 head, 0.00+-0.00 and 2.80+-1.64 head, and 38.40+-22.74 and 4.00+-2.55 head, respectively. Musca domestica flies that trapped on chicken egg were higher (p<0>Chrysomya megacephala flies that trapped on chicken egg were higher (p<0>Bactrocera dorsalis flies trapped on chicken egg was lower (p<0>

Kata Kunci : Perangkap, Lalat, Atraktan, Telur ayam

  1. S1-2024-455725-abstract.pdf  
  2. S1-2024-455725-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-455725-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-455725-title.pdf