Hubungan Merokok dengan Tingkat Keparahan Defisit Neurologis Pasien Perdarahan Intraserebral Spontan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
TAHTA RATU SEKARILALANG, Dr. dr. Abdul Gofir, M.Sc., Sp.S (K), Dr. dr. Rahmaningsih Mara Sabirin, M.Sc.
2024 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER
Latar Belakang : Stroke merupakan penyakit yang terjadi karena adanya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak yang dapat menyebabkan defisit neurologis fokal dan global. Stroke terbagi menjadi stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke hemoragik terjadi karena adanya perdarahan intraserebral atau perdarahan subarachnoid spontan. Perdarahan intraserebral menyebabkan pembuluh darah pecah dan darah masuk ke dalam jaringan sehingga sel-sel otak mati dan berdampak pada kerja otak. Faktor risiko yang mempengaruhi keparahan stroke hemoragik antara lain kebiasaan merokok, hipertensi, konsumsi alkohol, penggunaan obat pengencer darah, obat-obatan terlarang, dan pola makan tidak sehat. Penelitian akan berfokus pada stroke perdarahan intraserebral karena belum banyak penelitian terkait dengan stroke perdarahan intraserebral. Hal tersebut terjadi karena kasus stroke perdarahan intraserebral di Indonesia tidak sebanyak kasus stroke iskemik.
Tujuan : Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan merokok dengan tingkat keparahan defisit neurologis yang terjadi pada pasien perdarahan intraserebral spontan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain studi cross sectional. Data akan didapatkan dari rekam medis pasien perdarahan intraserebral spontan yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pada Januari 2020 – Desember 2022. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi logistik ordinal untuk mengetahui adanya hubungan antar variabel.
Hasil : Setelah dilakukan ekslusi dan inklusi, terdapat 196 pasien yang memenuhi kriteria penelitian. Melalui analisis regresi logistik ordinal, tidak didapatkan hubungan antara merokok dengan tingkat keparahan defisit neurologis p-value=0,367 (p>0,1; OR 1,372 CI 90% 0,770-2,445). Selain merokok, dilakukan analisis terhadap variabel lain seperti usia, jenis kelamin, hipertensi, dan diabetes mellitus. Akan tetapi tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara variabel-variabel tersebut dengan variabel terikat (p>0,1).
Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara merokok dengan tingkat keparahan defisit neurologis pasien perdarahan intraserebral spontan yang ada di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta pada tahun 2020 hingga 2022.
Background : Stroke is a disease that occurs due to a blockage or rupture of blood vessels in the brain which can cause focal and global neurological deficits. Stroke is divided into ischemic stroke and hemorrhagic stroke. Hemorrhagic stroke occurs due to spontaneous intracerebral or subarachnoid hemorrhage. An intracerebral hemorrhage causes blood vessels to burst and blood enters the tissues so that brain cells die and have an impact on the work of the brain. Risk factors that affect the severity of hemorrhagic stroke include smoking habits, hypertension, consumption of alcohol, blood thinners, illegal drugs, and unhealthy eating patterns. This research will focus on intracerebral hemorrhage stroke because there are not many studies related to intracerebral hemorrhage stroke. This happens because there are not as many cases of intracerebral hemorrhage stroke in Indonesia as ischemic stroke cases.
Objective : To determine the relation between smoking and the severity of neurological deficits that occur in spontaneous intracerebral hemorrhage patients at RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Method : This is an observational research with a cross sectional study design. Data will be obtained from the medical records of hemorrhagic stroke patients treated at the stroke unit of RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta in January 2020 – December 2022. Ordinal logistic regression used as a technique to analyze the relationship between variables.
Result : After exclusion and inclusion, there were 196 patient who met the study criteria. Through ordinal logistic regression analysis, the result was p-value=0,367 (p>0,1; OR 1,372 90% CI 0,770-2,445). In addition, an analysis is also performed on other variables such as age, gender, hypertension, and diabetes mellitus. However, there is no statistically significant relationship between these variables and the dependent variable (p>0,1)
Conclusion : There is no statistically significant relationship between smoking and the severity of neurological deficits that occur in spontaneous intracerebral hemorrhage patients at RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Kata Kunci : merokok, defisit neurologis, perdarahan intraserebral spontan, stroke hemoragik