Efek Pembentukan Biofilm Streptococcus sanguinis ATCC 10556 Akibat Paparan Ekstrak Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca var Raja) In Vitro
FATKHUL FALESTINE, Prof. Dr. drg. Regina TC. Tandelilin, M. Sc.;drg. Heni Susilowati, M.Kes, Ph.D.
2024 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER GIGI
Streptococcus sanguinis merupakan bakteri yang menginisiasi pembentukan biofilm dalam rongga mulut. Kulit pisang raja (Musa paradisiaca var Raja) mengandung alkaloid, tanin, dan saponin yang memiliki sifat antiadhesi dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit pisang raja terhadap penghambatan pembentukan biofilm S. sanguinis ATCC 10556.
Uji penghambatan pembentukan biofilm S. sanguinis ATCC 10556 dilakukan menggunakan 96-well microplate dengan kontrol positif berupa klorheksidin glukonat 0,2%, kontrol negatif berupa akuades, dan ekstrak kulit pisang raja konsentrasi 6,25%, 12,50%, 25%, dan 50%. Seluruh kelompok yang masing-masing berjumlah 8 sampel kultur bakteri diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C kemudian biofilm diwarnai menggunakan kristal violet 0,1%. Pengukuran ketebalan massa biofilm dilakukan menggunakan sektrofotometer pada panjang gelombang 450nm.
Analisis hasil dilakukan menggunakan uji one-way ANOVA hasilnya menunjukkan perbedaan bermakna (p<0>post hoc Tukey HSD yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna pada ekstrak kulit pisang raja antar konsentrasi 6,25%, 12,50%, 25%, dan 50%. Ekstrak konsentrasi 50?ngan klorheksidin glukonat 0,2% tidak menunjukkan perbedaan yang singnifikan (p>0,05). Disimpulkan bahwa ekstrak kulit pisang raja konsentrasi 6,25%, 12,50%, 25%, dan 50?pat menghambat pembentukan biofilm S. sanguinis ATCC 10556. Ekstrak kulit pisang raja konsentrasi 50% mempunyai efektivitas penghambatan pembentukan biofilm yang setara dengan klorheksidin glukonat 0,2%.
Kata Kunci : Streptococcus sanguinis, Ekstrak Kulit Pisang Raja, Penghambatan Pembentukan Biofilm, Streptococcus sanguinis, Plantain Peel Extract, Biofilm Inhibition