Hubungan Tingkat Sres Dengan Kejadian Gangguan Sendi Temporomandibular Disorder (TMD) Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada
Alfia Noorsyana, drg. Cahya Yustisia Hasan, Sp.BMM. Subsp. C.O.M.(K); drg. Didit Istadi, Sp.BMM. Subsp. Ped.O.M.(K)
2024 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER GIGI
Stres merupakan hal alami yang dialami manusia, termasuk mahasiswa. Mahasiswa kedokteran gigi menjadi kelompok yang rentan terhadap stres akibat tuntutan dan keterampilan akademik. Stres dapat menyebabkan peningkatan aktivitas otot atau hiperaktivitas otot. Hiperaktivitas yang terjadi secara terus menerus menyebabkan keletihan otot. Selain itu, peningkatan aktivitas otot sistem stomatognatik akibat stres dapat menigkatkan dan memperpanjang durasi gigi berkontak, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan, termasuk sendi temporomandibular. Gangguan pada TMJ menyebabkan rasa tidak nyaman dan rasa nyeri. Tujuan dilakukan penalitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan kejadian gangguan TMD.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Responden mengisi kuesioner PASS (The Perception of Academic Stress Scale) mengenai tingkat stres dan forseca mengenai tingkat gangguan TMD. Pemeriksaan TMJ juga dilakukan pada responden berupa pemeriksaan jarak buka mulut, kliking, dan rasa sakit otot TMJ. Subyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedonteran Gigi Universitas Gadjah Mada yang telah memenuhi keriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis spearman correlation dengan tingkat signifikansi 95%. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingat stres dengan gangguan sendi temporomandibular disorder (TMD) pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (p=0,000).
Stress is a normal thing experienced by humans including students. Dental students are a vulnerable group due to academic and skill demands. Stress can cause increased muscle activity or muscle hyperactivity. Continuous hyperactivity causes muscle fatigue. In addition, increased muscle activity of the stomatognathic system due to pressure can increase and prolong the period of tooth contact, which can cause tissue damage, including the temporomandibular joint. TMJ disorders cause discomfort and pain. The aim of this research is to determine the relationship between stress levels and the occurrence of TMD disorders.
This research is a quantitative correlation study with a cross-sectional approach. Respondents filled out the PASS questionnaire (The Perception of Academic Stress Scale) regarding the level of stress and forseca questionnaire regarding the level of TMD disorder. TMJ examination was also performed on respondents in the form of examination of mouth opening distance, clicking, and TMJ muscle pain. The subjects of the study are students of the Faculty of Dentistry of Gadjah Mada University who have met the inclusion and exclusion criteria of the research. This research uses the Spearman correlation hypothesis test with a significance level of 95%. The conclusion from the results of this study shows that there is a relationship between stress levels and temporomandibular joint disorders (TMD) among students at the Faculty of Dentistry, Gadjah Mada University (p=0.000).
Kata Kunci : Tingkat stres, Gangguan TMD, Stres, Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, TMD, Stress Level, TMD Disorder, Stress, Faculty of Dentistry Students, TMD.