Laporkan Masalah

Perilaku Ibu Hamil dan Pascapersalinan dengan HIV Positif yang Mengakses Layanan Pencegahan HIV dari Ibu ke Anak di Puskesmas di Kota Palembang

Lailatul Rahmah, Dr. Dra. Retna Siwi Padmawati, M.A.; dr. Yanri Wijayanti Subronto, Ph.D., Sp.P.D.-K.P.T.I.

2024 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Kasus HIV pada kelompok ibu hamil semakin meningkat setiap tahunnya. Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menjadi pintu masuk penularan HIV pada anak yang dikandungnya. Keputusan ibu hamil positif HIV untuk melanjutkan pengobatan pada layanan pencegahan HIV dari ibu ke anak di Kota Palembang hanya 80%, persentase tersebut masih berada di bawah target yang ditetapkan WHO yaitu sebesar 95%. Penelitian ini berfokus untuk mengeksplorasi perilaku akses layanan HIV pada ibu hamil dan pascapersalinan untuk dapat menangkap faktor-faktor yang mendorong keterlibatan mereka dalam layanan HIV di puskesmas di Kota Palembang.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Makrayu, Puskesmas Tujuh Ulu, Puskesmas Nagaswidak, Puskesmas Sebelas Ilir dan Puskesmas Talang Betutu. Informan utama terdiri dari 2 ibu hamil dan 5 ibu pascapersalinan yang hidup dengan HIV positif.  Informan pendukung terdiri dari 5 orang tenaga kesehatan dan 1 orang staf dinas kesehatan. Instrumen penelitian menggunakan panduan wawancara, lembar observasi dan lembar studi dokumen. Keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi sumber data, catatan lapangan dan member checking kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak Nvivo 14 dengan metode Colaizzi.

Hasil: Riwayat perilaku berisiko pada masa lalu seperti pernah menggunakan napza suntik, melakukan seks bebas, bekerja sebagai pekerja seks, dan memiliki riwayat perkawinan lebih dari 1 kali merupakan faktor risiko yang kemungkinan menyebabkan informan terdiagnosis HIV. Perilaku ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan HIV diinisiasi oleh petugas kesehatan di puskesmas. Setelah terdiagnosis HIV, informan cenderung menunjukkan perilaku membatasi diri dengan orang lain. Perilaku mengakses layanan perawatan HIV pada ibu hamil positif HIV didorong karena adanya kemudahan dari segi jarak, biaya, dan jenis transportasi yang digunakan menuju puskesmas. Selain itu, perilaku tersebut juga didorong karena adanya dukungan sosial yang diperoleh dari suami, kelompok dukungan sebaya, dan dukungan dari bidan konselor selama menjalani terapi ARV. Tantangan yang dihadapi oleh sebagian besar informan dalam penelitian ini adalah ketidakpatuhan dalam mengonsumsi ARV.

Kesimpulan: Perilaku mengakses layanan HIV pada ibu hamil dan pascapersalinan dengan HIV positif di puskesmas didorong oleh beberapa faktor seperti kemudahan akses dari segi jarak, biaya dan jenis transportasi yang digunakan, adanya dukungan sosial dari suami, kelompok dukungan sebaya, dan sikap petugas kesehatan.

 

Kata Kunci:  perilaku, ibu hamil, ibu pascapersalinan, akses layanan HIV

Background: HIV cases among pregnant women are increasing every year. HIV-infected pregnant women can be an entry point for HIV transmission to their unborn children. The decision of HIV-positive pregnant women to continue treatment with mother-to-child HIV prevention services in Palembang City is only 80%, which is below the WHO target of 95%. This study focuses on exploring HIV service access behaviors among pregnant and postpartum women to capture factors driving their engagement in HIV services at public health centers in Palembang City.

Methods: This is a qualitative research with a case study approach. The study was conducted at Makrayu Health Center, Tujuh Ulu Health Center, Nagaswidak Health Center, Sebelas Ilir Health Center, and Talang Betutu Health Center. The main informants consisted of two pregnant women and five postpartum women living with HIV positive. Additional informants consisted of five health workers and one health department staff. The research instruments used interview guides, observation sheets and document study sheets. Data validity was carried out by triangulating data sources, field notes and member checking then analyzed using Nvivo 14 software with the Colaizzi method.

Results: A history of risky behavior in the past, such as injecting drugs, having promiscuous sex, working as a sex worker, and having a history of more than one marriage, are risk factors that may cause informants to be diagnosed with HIV. The pregnant women's behavior to conduct HIV testing was initiated by health workers at the public health center. After being diagnosed with HIV, informants tend to show self-limiting behavior with other people. Convenience drives the behavior of accessing HIV care services among HIV-positive pregnant women in terms of distance, cost, and type of transportation used to get to the public health center. In addition, this behavior was also driven by social support from husbands, peer support groups, and support from counselor midwives during ARV therapy. Most informants in this study faced a challenge: non-compliance in taking ARVs.

Conclusion: HIV service access behavior among HIV-positive pregnant and postpartum women at community health centers is driven by factors such as ease of access in terms of distance, cost and type of transportation used, social support from husbands, peer support groups, and health worker attitudes.

 

Keywords:  behaviors, pregnant women, postpartum women, access to HIV service

Kata Kunci : perilaku, ibu hamil, ibu pascapersalinan, akses layanan HIV

  1. S2-2024-489431-abstract.pdf  
  2. S2-2024-489431-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-489431-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-489431-title.pdf