BAGAIMANA MENINGKATKAN KEBUTUHAN KELUARGA BERENCANA DI 2045?: IDENTIFIKASI PELUANG INVESTASI PADA REMAJA AWAL LEWAT ANALISIS PERAN NORMA SEKSUALITAS TERHADAP PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI
Aulia Rizqi Ramadhani, Dr. dr. Shinta Prawitasari, M.Kes., Sp.OG(K)
2023 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar belakang: Intensifikasi dan internalisasi norma gender pada remaja terjadi secara aktif. Remaja menjadikan norma gender yang ada di masyarakat menjadi tolak ukur penerimaan norma gender dan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi saat ini. Sementara, masyarakat dan lingkungan sekitar remaja mayoritas memiliki penerimaan stereotipikal terhadap norma gender (termasuk norma seksualitas dan kontrasepsi). Ketidaksetaraan terhadap norma gender ini menjadi salah satu alasan terbatasnya akses pendidikan kesehatan seksual reproduksi remaja.
Tujuan Penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterkaitan norma seksualitas-kontrasepsi dan pengetahuan kesehatan seksual-reproduksi pada remaja awal.
Metodologi Penelitian: Sebuah penelitian observasional menggunakan desain studi potong lintang data GEAS-Indonesia gelombang pertama. Sebanyak 3.924 remaja awal usia 10 hingga 14 tahun sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi menjadi sampel pada penelitian ini. Aplikasi STATA 17 digunakan untuk menganalisis data penelitian ini dengan uji analisis multivariable berupa regresi logistik berganda untuk mengukur asosiasi atau Odd Ratio (OR) norma seksualitaskontrasepsi terhadap pengetahuan kesehatan seksual-reproduksi dengan interval kepercayaan 95% (alpa=0,05).
Hasil: Remaja awal yang memiliki penerimaan stereotipikal terkait norma seksualitas-kontrasepsi memiliki keterkaitan yang signifikan secara statistik dengan tingginya pengetahuan kesehatan seksual-reproduksi pada remaja awal (p-value <0>
Kesimpulan: Remaja awal dengan penerimaan norma seksualitas-kontrasepsi yang stereotipikal berpeluang 1,76 lebih mungkin berpengetahuan kesehatan seksualreproduksi yang tinggi.
Background: Adolescents actively internalize and intensify gender norms. they tend to utilize existing gender norms in society to become standard perceptions of gender norms and sexual reproductive health knowledge. Unfortunately, the majority of society promotes stereotypical gender norms (including sexuality-contraception norms) and promotes gender inequality, which can hinder adolescents' comprehension of sexual and reproductive health.
Objectives: This research aims to determine the relationship between sexuality-contraception norms and sexual-reproductive health knowledge in early adolescents.
Methodology: This is an observational study using a cross-sectional design. Data collection was carried out at one point using the first wave of GEAS-Indonesia data. The sample size consisted of 3,924 early adolescents aged 10 to 14 years who met the inclusion and exclusion criteria. To analyze the research data, STATA 17 was utilized, and a multivariable analysis test was conducted through multiple logistic regression to measure the association or Odd Ratio (OR) of sexuality-contraception norms on sexual-reproductive health knowledge with a 95% confidence interval (alpha=0,05).
Results: Findings indicate there appears to be a significant correlation between stereotypical sexuality-contraception norms and the enhancement of sexual-reproductive health knowledge among early adolescents (p-value <0>
Conclusion: Early adolescents who perceive stereotypical sexuality-contraception norms are 1,76 more likely to possess high sexual-reproductive health knowledge.
Kata Kunci : norma seksualitas kontrasepsi, norma gender, pengetahuan kesehatan seksual reproduksi, remaja awal, sexuality contraception norms, gender norms, sexual reproductive health knowledge, early adolescence