Persepsi Mahasiswa Kedokteran Mengenai Program Simulasi Interprofesional Gawat Darurat Tahun 2023 Sebagai Persiapan Menghadapi Rotasi Klinik
ALMIRA YUSRIYYAH RAHMAWATI, dr. Prattama Santoso Utomo, MHPEd.; dr. Rachmadya Nur Hidayah, M.Sc., Ph.D
2024 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER
Latar belakang: Kolaborasi interprofesional memiliki beragam tantangan yang dapat berdampak bagi efektivitas penanganan pasien. Pendidikan interprofesional dengan metode simulasi adalah salah satu cara terbaik untuk mempersiapkan mahasiswa kedokteran melakukan kolaborasi interprofesional selama rotasi klinik maupun saat lulus menjadi dokter. Demi meningkatkan kualitas pembelajaran dalam persiapan menghadapi rotasi klinik, eksplorasi persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran simulasi interprofesional perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana pandangan mahasiswa terhadap program tersebut.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa kedokteran mengenai program Simulasi Interprofesional Gawat Darurat dalam mempersiapkan diri menghadapi rotasi klinik.
Metode: Penelitian observasional cross-sectional dilakukan dengan pendekatan campuran. Penelitian kuantitatif dilakukan menggunakan kuesioner skala Likert 5 poin yang dikembangkan sendiri. Kuesioner diadaptasi dari penelitian serupa dengan modifikasi seperlunya dan telah melalui uji validitas isi oleh pakar. Data kuantitatif dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan kecenderungan jawaban partisipan. Penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam dilakukan untuk mengonfirmasi dan mendukung hasil kuesioner. Analisis data kualitatif dilakukan secara induktif dengan membuat transkrip hasil wawancara, menganalisis transkrip dengan sistem open coding, membuat tema dan kategori, menghubungkan antar tema serta memberi makna tema.
Hasil: Sebanyak 47 peserta simulasi periode Februari dan Agustus mengisi kuesioner, terdiri dari 23 laki-laki (48,94%) dan 24 perempuan (51,06%). Data kuantitatif menunjukkan hasil positif (skor median 4,5) pada reaksi mahasiswa terhadap simulasi IPE gawat darurat dan sikap mahasiswa setelah mengikuti simulasi IPE gawat darurat. Analisis hasil wawancara menghasilkan 4 tema utama yaitu ‘Motivasi mahasiswa dalam mengikuti simulasi’, ‘Dinamika simulasi’, ‘Manfaat simulasi’, dan ‘Simulasi sebagai persiapan rotasi klinik’ serta 1 temuan tak terduga yang diberi judul ‘Harapan mahasiswa terhadap simulasi’.
Kesimpulan: Simulasi IPE Gawat Darurat belum sepenuhnya meningkatkan kesiapan
mahasiswa menghadapi rotasi klinik. Meski demikian, mahasiswa memiliki persepsi yang
positif terhadap berbagai aspek yang ada dalam simulasi. Simulasi IPE memberikan ilmu
dan pengalaman baru yang berharga bagi mahasiswa dalam melakukan kolaborasi
interprofesional di setting klinik. Kolaborasi ini diharapkan dapat berlanjut hingga saat
rotasi klinik serta melibatkan lebih banyak profesi untuk memperluas sudut pandang
terkait kolaborasi interprofesional. Adapun keterbatasan dalam simulasi ini dapat
dievaluasi sebagai suatu proses berkelanjutan terhadap program pembelajaran agar dapat
mencapai tujuan secara optimal.
Background: Interprofessional collaboration has various challenges that can impact the effectiveness of patient treatment. Interprofessional education using simulation methods is one of the best ways to prepare medical students for interprofessional collaboration during clinical rotations and when graduating to become doctors. In order to improve the quality of learning in preparation for clinical rotations, it is necessary to explore student perceptions of interprofessional simulation learning to find out how students view the program.
Objective: This study aims to determine medical students' perceptions regarding the Interprofessional Emergency Simulation Program in preparing themselves for clinical rotations.
Method: Cross-sectional observational research was conducted using a mixed approach. Quantitative research was conducted using a self-developed 5-point Likert scale questionnaire. The questionnaire was adapted from similar research with necessary modifications and has undergone content validity testing by experts. Quantitative data was analyzed descriptively to obtain trends in participants' answers. Qualitative research using in-depth interview methods was carried out to confirm and support the results of the questionnaire. Qualitative data analysis was carried out inductively by making interview transcripts, analyzing transcripts using an open coding system, creating themes and categories, connecting themes and giving meaning to themes.
Results: A total of 47 simulation participants for the February and August periods filled out the questionnaire, consisting of 23 men (48.94%) and 24 women (51.06%). Quantitative data shows positive results (median score 4,5) on student reactions to the emergency IPE simulation and student attitudes after participating in the emergency IPE simulation. Analysis of the interview results produced 4 main themes, namely 'Students' motivation in participating in simulations', 'Dynamics of simulations', 'Benefits of simulations', and 'Simulations as preparation for clinical rotations' as well as 1 unexpected finding entitled 'Students' expectations of simulations'.
Conclusion: The Emergency IPE simulation does not fully improve students' readiness
for clinical rotations. However, students have positive perceptions of various aspects of
the simulation. IPE simulation provides valuable new knowledge and experience for
students in carrying out interprofessional collaboration in clinical settings. It is hoped that
this collaboration can continue during clinical rotations and involve more professions to
broaden perspectives regarding interprofessional collaboration. The limitations in this
simulation can be evaluated as a continuous process for the learning program so that it
can achieve objectives optimally.
Kata Kunci : Persepsi mahasiswa, simulasi interprofesional, gawat darurat, keterampilan klinik, kesiapan, rotasi klinik