Evaluasi Evektifitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik Terkait Dengan Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Pada Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur

Maria Margarith Stely Damiana Jawa, Prof. Syaiful Ali, MIS., Ph.D., Ak., CA.,

2024 | Tesis | S2 Ilmu Akuntansi/Akuntansi Terapan

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi persepsi antara LPSE Pemprov NTT, Inspektorat Daerah Provinsi NTT, dan Penyedia dalam pengadaan terkait dengan efektivitas LPSE dalam mencegah kecurangan, terutama korupsi, berdasarkan faktor-faktor model berlian kecurangan. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Penelitian Campuran dengan Desain Eksplanatori. Analisis kuantitatif dilakukan untuk melihat perspektif vendor atau penyedia, sedangkan analisis kualitatif untuk melihat perspektif LPSE dan Inspektorat. Analisis kuantitatif menggunakan Smart PLS 4, sedangkan analisis kualitatif menggunakan Nvivo 4. Hasil menunjukkan bahwa menurut vendor atau penyedia faktor yang menyebabkan kecurangan di pengadaan adalah faktor kesempatan, rasionalisasi dan kapasitas yang mana disetujui oleh pihak LPSE dan Inspektorat dengan penambahan beberapa faktor selain dalam faktor fraud diamond model seperti kurangnya pengendalian internal, kontrol dan pengawasan. Maka dari itu diharapkan sistem yang sudah baik ini butuh pengawasan, kontrol, dan pengendalian internal yang lebih baik lagi sehingga sistem makin baik dalam mengurangi kecurangan dalam pengadaan barang dan jasa di Pemprov NTT. Sistem LPSE juga diharapkan mampu terintegrasi dengan setiap dinas yang terkait untuk verifikasi dokumen-dokumen persyaratan dalam pemilihan penyedia. Kemudian dibutuhkan transparansi dalam proses pemilihan penyedia oleh progja di mana inspektorat boleh ikut mengawasi proses pemilihan penyedia secara langsung oleh progja.

This research was conducted to assess the perceptions among the LPSE of NTT Province, the Inspectorate of the NTT Provincial Government, and the Providers as procurement participants regarding the effectiveness of the LPSE in preventing fraud, especially corruption, based on the factors of the fraud diamond model. The research method used was Mixed Methods Research with an Explanatory Design. Quantitative analysis was conducted to understand the vendor or provider's perspective, while qualitative analysis was done to comprehend the perspectives of the LPSE and the Inspectorate. Quantitative analysis utilized Smart PLS 4, whereas qualitative analysis utilized Nvivo 4. The results indicated that, according to the vendors or providers, the factors causing fraud in procurement were opportunity, rationalization, and capacity, which were endorsed by the LPSE and the Inspectorate, with the addition of several other factors outside the fraud diamond model, such as inadequate internal control, monitoring, and supervision. Therefore, it is expected that this already good system employs better internal supervision, control, and management to further enhance the system's ability to reduce procurement fraud in goods and services in the NTT Province. The LPSE system is also expected to be integrated with each relevant department to verify the required documents in the provider selection process. Furthermore, transparency in the provider selection process is needed, where the Inspectorate is allowed to directly oversee the provider selection process by the pogja.

Kata Kunci : LPSE Pemprov NTT, Fraud Diamond Model, Metode Penelitian Campuran, Efektivitas LPSE Dalam Mencegah Kecurangan, Korupsi