KAJIAN KUALITAS AIR DAN KINERJA IPA PDAM TIRTA HANDAYANI KABUPATEN GUNUNG KIDUL
Frederik Kurniadi Tandi, Dr. Ir. Budi Kamulyan, M.Eng ; Prof. Dr. Ir. Fatchan Nurrochmad, M.Agr
2024 | Tesis | S2 Teknik Sipil
Seiring
dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitas pembangunan di berbagai sektor,
permintaan air untuk berbagai jenis aktivitas terus meningkat. Polusi ini
mengandung zat dan bahan berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan manusia
dan kelestarian lingkungan. Ketika kualitas air sungai tidak lagi layak untuk
digunakan, sungai itu tercemar. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2021 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan, standar kualitas air
telah ditetapkan sesuai dengan kelas sungai dalam penilaian kualitas air ini.
PDAM Tirta Handayani
Kabupaten Gunung Kidul adalah suatu perusahaan yang bertanggung jawab dalam
penyediaan air bersih untuk disalurkan ke masyarakat sekitarnya. Sungai
Ngobaran merupakan salah satu sumber air sungai bawah tanah yang berada di
daerah Gunung Kidul yang digunakan oleh PDAM Tirta Handayani. Sungai bawah
tanah Ngobaran ini berbau dan mengangung zat kapur yang tinggi dan pada saat
distribusi air ke masyarakat airnya kadang masih berbau. Maka dari hal itu PDAM
Tirta Handayani Gunung Kidul menggunakan beberapa jenis pengolahan untuk
mengurangi atau menghilangkan zat kapur yang berapa di sungai bawah tanah
sebagai sumber air untuk digunakan sebagai keperluan masyarakat Gunung Kidul.
Kualitas air baku diketahui dengan membandingkan
nilai yang ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021dan kualitas air
minum berdasarkan nilai dari Peraturan Menteri Kesehatan No 492 tahun 2010.
Hasil uji air baku untuk IPA Baron dan Bribin semua parameternya masuk kelas I
yang peruntukannya sebagai air baku air minum. Hasil Uji kualitas air minum IPA
Baron dan Bribin menunjukkan bahwa parameter fisik dan mikrobiologi melebihi kadar yang seharusnya yaitu nilai E.Coli dan Total Coliform 0 pada daerah yang diuji
nilai tertinggi mencapai 1200. Perilaku masyarakat sangat berpengaruh pada
kualitas air baku dimana warga Gunung kidul sering mengubur jasad hewan dalam
tanah sehingga bakteri dari hewan yang dikubur itu bisa mempengaruhi kualitas
tanah sekitarnya. Air PDAM yang diterima masyarakat masih berbau amis sehingga
mereka memasak airnya lagi untuk menghilangkan bau untuk dikonsumsi tiap hari.
Along
with population growth and development activities in various sectors, the
demand for water for various types of activities continues to increase. This
pollution contains harmful substances and materials that can harm human health
and environmental sustainability. When the quality of river water is no longer
suitable for use, the river is polluted. According to Government Regulation No.
22 of 2021 on Environmental Management and Protection, water quality standards
have been set according to river classes in this water quality assessment.
PDAM
Tirta Handayani Gunung Kidul Regency is a company responsible for providing
clean water to be distributed to the surrounding community. Ngobaran River is
one of the underground river water sources located in Gunung Kidul area used by
PDAM Tirta Handayani. The Ngobaran underground river has a high odor and lime
content and during water distribution to the community the water sometimes
still smells. Therefore, PDAM Tirta Handayani Gunung Kidul uses several types
of treatment to reduce or eliminate lime substances in the underground river as
a water source to be used for the needs of the Gunung Kidul community.
The quality of raw water is known by comparing
the values stipulated by Government Regulation Number 22 of 2021 and the
quality of drinking water based on values from Minister of Health Regulation No
492 of 2010. The raw water test results for IPA Baron and Bribin all parameters
fall into class I which is designated as drinking water raw water. Results of
the Baron and Bribin IPA drinking water quality tests showed the physical and
microbiological parameters exceeded the required level, namely the value E.Coli
andTotal Coliform 0 in the area tested the highest value reached 1200.
Community behavior greatly influences the quality of raw water where Gunung
Kidul residents often bury animal bodies in the soil so that the bacteria from
the buried animals can affect the quality of the surrounding soil. The PDAM
water that the people receive still smells fishy so they boil the water again
to get rid of the smell for daily consumption
Kata Kunci : Kualitas Air Minum, Mutu Air, Kondisi Geografis