Laporkan Masalah

Kajian Risiko Sanitasi Lingkungan Permukiman Di Sempadan Sungai Code Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

Saumi Anggit Musofi, Dr. Luthfi Muta'ali ,S.Si., MSP.;Dr. Bowo Susilo, S.Si., M.T.

2024 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Pertambahan penduduk yang meningkat memiliki dampak terhadap kebutuhan dan penggunaan lahan untuk tempat tinggal hingga terjadi penekanan pada wilayah tepian air yang dimanfaatkan untuk tempat tinggal bagi para pendatang dan mendorong permukiman masyarakat berkembang kearah tepi sungai. Agar mencapai sebuah derajat kesehatan maka perlu dianalisa resiko kesehatan lingkungan dengan menggunakan studi EHRA agar menghindari turunnya kualitas hidup manusia, tercemarnya sumber air, serta menurunnya citra kota/kabupaten. Presentase permasalahan sanitasi di Kabupaten Sleman menunjukkan pengelolaan persampahan/ sampah rumah tangga 37%, perilaku PHBS 27%, pengelolaan air limbah domestik 26%, pengelolaan sumber air 8%, dan pengelolaan drainase lingkungan 2%. Kajian resiko sanitasi lingkungan permukiman di sempadan Sungai Code dilakukan dengan studi analisa Environmental Health Risk Assessment (EHRA) mencakup penentuan lokasi penelitian, pengumpulan data, dan analisis data. 

Metode penelitian yang digunakan adalah observasi, menganalisis data untuk mengetahui karakteristik masyarakat serta karakteristik bangunan secara fisik dan resiko sanitasi permukiman di sempadan Sungai Code, penilaian resiko sanitasi ini menggunakan kuisioner atau aspek-aspek penilaian yang bersumber dari penilaian EHRA. Analisis data untuk merumuskan strategi peningkatan kondisi sanitasi lingkungan permukiman di sempadan Sungai Code menggunakaan analisis SWOT. 

Hasil penelitian permukiman di sempadan Sungai Code dengan menunjuk dua lokasi penelitian yang lokasinya berbeda, satu lokasi berada dekat dan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, satu lokasi berada jauh dari Kota Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan fisik bangunan dan tingkat resiko sanitasi di dua lokasi yang berbeda, aspek sanitasi diambil dari penilaian aspek sumber air bersih warga, jamban, kondisi saluran pembuagan air limbah, kondisi tempat pembuangan sampah warga, kejadian banjir, dan kondisi drainage. Lokasi pertama berada di Dusun Pogung Kidul menunjukkan hasil EHRA 13.2% (7 rumah) masuk kedalam kategori kurang beresiko, 32% (17 rumah) resiko sedang, 37.8% (20 rumah) beresiko tinggi, dan 17% (9 rumah) beresiko sangat tinggi dari total rumah yang dijadikan sampel yaitu 53 rumah. Lokasi kedua yaitu Dusun Rejodani menunjukkan hasil EHRA 48,4% (15 rumah) masuk kategori kurang beresiko, 19,4% (6 rumah) beresiko sedang, 16,1% (5 rumah) beresiko tinggi, dan 16,1% (5 rumah) beresiko sangat tinggi dari total rumah yang dijadikan sampel yaitu 31 rumah. 

Increasing population growth has had an impact on the need for and use of land for residence so that there is an emphasis on waterfront areas that are used as residences for migrants and encourage community settlements to develop towards the river banks. In order to achieve a degree of health, it is necessary to analyze environmental health risks using the EHRA study in order to avoid decreasing the quality of human life, polluting water sources, and decreasing the image of cities/regencies. The percentage of sanitation problems in Sleman Regency shows 37% household waste/waste management, 27% PHBS behavior, 26% domestic wastewater management, 8% water resource management, and 2% environmental drainage management.

The research method used was observation, analyzing data to find out the characteristics of the community as well as the physical characteristics of the buildings and the sanitation risks of settlements on the banks of the Code River. This sanitation risk assessment used a questionnaire or assessment aspects originating from the EHRA assessment. Data analysis to formulate a strategy to improve sanitation conditions in residential areas along the Code River using SWOT analysis.

The results of the study of settlements on the banks of the Code River by pointing to two different research locations, one location is near and adjacent to the City of Yogyakarta, one location is far from the City of Yogyakarta. The results of this study show the physical differences in the buildings and the level of sanitation risk in two different locations. The sanitation aspect is taken from assessing the aspects of the residents' clean water sources, latrines, the condition of the sewerage channels, the conditions of the residents' garbage disposal sites, flood events, and drainage conditions. The first location was in Dusun Pogung Kidul showing the results of the EHRA 13.2% (7 houses) were in the less risk category, 32% (17 houses) moderate risk, 37.8% (20 houses) high risk, and 17% ( 9 houses) are at very high risk of the total houses sampled, namely 53 houses. In Rejodani has 48,4% (15 houses) were in the less risk category, 19,4% (6 houses) in moderate risk, 16,1% (5 houses) in high risk, and 16,1% (5 houses) in very high risk of the total houses sampled, namely 31 houses.

Kata Kunci : resiko sanitasi, EHRA, sanitasi permukiman/sanitation risk, EHRA, residential sanitation

  1. S2-2024-471717-abstract.pdf  
  2. S2-2024-471717-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-471717-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-471717-title.pdf