Pendekatan Psikologis Pembentuk Perilaku Patuh Wajib Pajak: Studi Kasus Wajib Pajak Daerah di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
Junita Indriyati, Prof. Dr. Eko Suwardi, M.Sc
2024 | Tesis | S2 Ilmu Akuntansi/Akuntansi Terapan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memperoleh bukti empiris
tentang bagaimana perspektif teori perilaku terencana sebagai kerangka teori
pendekatan psikologis menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi niat
kepatuhan pajak wajib pajak daerah dalam kondisi non-ekonomi dan interaksinya
dengan faktor ekonomi terhadap perpajakan dan niat pada akhirnya memengaruhi
perilaku kepatuhan. Objek penelitian merupakan wajib pajak daerah objek restoran
di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pemilihan partisipan untuk wawancara
diklasifikasikan ke dalam dua kategori: patuh dan tidak patuh. Metodologi yang
digunakan untuk memilih partisipan disesuaikan untuk setiap kategori. Partisipan
yang termasuk dalam kategori patuh dipilih dengan menggunakan metode
convenience sampling. Sementara untuk partisipan yang termasuk dalam kategori
tidak patuh dipilih berdasarkan data yang disediakan oleh otoritas pajak Kabupaten
Sleman. Metode ini melibatkan perolehan informasi dari otoritas pajak mengenai
wajib pajak yang diidentifikasi ketidakpatuhannya dalam hal kewajiban perpajakan
mereka mulai dari tahap pelaporan hingga waktu bayar, kewajaran angka yang
dilaporkan, serta memiliki riwayat pemeriksaan pajak dalam lima tahun terakhir.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus
tunggal. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap kepatuhan pajak dalam kategori
wajib pajak yang patuh mempersepsikan perilaku yang efektif mengarah pada
kepatuhan pajak kolaboratif. Sementara dalam kategori wajib pajak yang tidak
patuh sikap yang efektif terhadap kepatuhan pajak mengarah pada perencanaan
pajak. Dua kategori wajib pajak mengakui bahwa pengetahuan pajak yang baik
dalam proses evaluasi sikap terhadap kepatuhan pajak berimplikasi pada lebih
siapnya usaha dan sumber daya organisasi berupa keahlian pajak untuk menavigasi
kompleksitas sistem perpajakan dan membuat keputusan yang tepat terkait
kepatuhan pajak dengan interaksi kuat melalui evaluasi ancaman hukum persepsian
serta probabilitas risiko deteksi yang akan dihadapi di usaha restoran. Peneliti juga
menemukan bahwa dua kategori wajib pajak mempersepsikan lingkungan sosial
mereka sebagai pembentuk keputusan perilaku kepatuhan pajak yang diambil serta
mengakui bahwa peran iklim interaksi komunikasi dari otoritas pajak dalam bentuk
persuasi moral sangat efektif membentuk niat berperilaku patuh. Berdasarkan hasil
mengenai kendali perilaku persepsian, peneliti menemukan bahwa wajib pajak
dalam dua kategori mempersepsikan efikasi dirinya dalam niat berperilaku patuh
berdasarkan kemudahan dan kesulitan yang dihadapi dalam kompleksitas sistem
pajak dari pengalaman masa lalu, antisipasi kejadian di masa yang akan datang,
keadilan pajak, insentif pengakuan sosial, serta orientasi layanan.
This study aims to identify and obtain empirical evidence on how the perspective of
the theory of planned behavior as a psychological approach theoretical framework
explains the factors that influence local taxpayers' tax compliance intentions in
non-economic conditions and their interaction with economic factors on taxation
and intentions ultimately affect compliance behavior. The objects of research were
local taxpayers of restaurant objects in Sleman Regency, Yogyakarta. The selection
of participants for interviews was classified into two categories: compliant and
non-compliant. The methodology used to select participants was customized for
each category. Participants belonging to the compliant category were selected
using the convenience sampling method. Meanwhile participants in the noncompliant category were selected based on data provided by the Sleman Regency
tax authority. This method involved obtaining information from the tax authority
regarding taxpayers identified as non-compliant in terms of their tax obligations
from the reporting stage to the time of payment, the reasonableness of the reported
figures, and a history of tax audits in the last five years. This research used a
qualitative approach with a single case study design. The data collection process
was carried out by in-depth interviews. The results showed that attitudes towards
tax compliance in the compliant taxpayer category perceived effective behavior led
to collaborative tax compliance. Meanwhile in the category of non-compliant
taxpayers, an effective attitude towards tax compliance led to tax planning. Two
categories of taxpayers acknowledged that good tax knowledge in the process of
evaluating attitudes toward tax compliance had implications for better-prepared
businesses and organizational resources in the form of tax expertise to navigate the
complexity of the tax system and make the right decisions regarding tax compliance
with strong interaction through the evaluation of perceived legal threats and the
probability of detection risks that would be faced in the restaurant business. The
researcher also found that two categories of taxpayers perceived their social
environment as shaping the tax compliance behavior decisions taken and
recognized that the role of communication interactions from tax authorities in the
form of moral persuasion was very effective in shaping the intention to behave
compliantly. As a result of perceived behavioral control, the researcher found that
taxpayers in two categories perceived their self-efficacy in the intention to behave
compliantly based on the ease and difficulty encountered in the complexity of the
tax system from past experiences, anticipation of future events, tax justice, social
recognition incentives, and service orientation.
Kata Kunci : kepatuhan pajak, teori perilaku terencana, faktor non-ekonomi, wajib pajak daerah, wajib pajak restoran