MANAJEMEN BENCANA PADA LOKASI RAWAN BENCANA MELALUI PROSES PEMBERDAYAAN MASYAKARAT (Studi Kasus Hunian Tetap Tondo Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah)
KEMALA NOVRIYANTI, Ario Wicaksono M.Si., Ph.D
2024 | Tesis | S2 Ilmu Administrasi Negara
Hampir
seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah rawan bencana termaksud Kota Palu
Sulawesi Tengah. Pada tanggal 28 September 2018 telah terjadi gempa bumi,
tsunami, & likuifaksi yang menelan begitu banyak korban jiwa serta
membuat sebagian masyarakat harus menjadi pengungsi dan tinggal di huntara
(Hunian Sementara) dan huntap (Hunian Tetap). Banyaknya korban jiwa pada
peristiwa tersebut menandakan bahwa masih kurangnya upaya mitigasi bencana yang
melibatkan pemberdayaan masyarakat dan pemerintah. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana proses pemberdayaan
masyarakat pada lokasi rawan bencana sebagai bagian dari peningkatan manajemen
bencana. Secara umum diharapkan dapat membantu masyarakat kedepannya dalam
mengidentifikasi pengambilan sikap yang tepat saat sebelum terjadinya bencana.
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik
pengumpulan data dilakukan secara observasi, wawancara, dokumentasi, serta
jurnal yang dapat mendukung penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian
ini berupa data sekunder dan data primer. Penetapan beberapa informan kunci
dalam penelitian ini menggunakan purposive yang dianggap mampu dan
mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Sedangkan analisis data meliputi
kondensasi data, penyajian data, dan penarikan hasil penelitian. Hasil
penelitian menunjukan bahwa terdapat perubahan besar terhadap pengetahuan dan
sikap yang di ambil oleh masyarakat dan aparat setempat pasca terjadinya
bencana terhadap mitigasi bencana. Proses pemberdayaan masyarakat tangguh
bencana di Huntap Tondo, Kota Palu, Sulawesi Tengah telah dilakukan aparat
kelurahan melibatkan masyarakat bekerjasama dalam melakukan aktivitas
pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan upaya mitigasi bencana.
Almost all parts of Indonesia are disaster-prone
areas, including the city of Palu, Central Sulawesi. On September 28 2018 there
was an earthquake, tsunami and liquefaction which claimed many lives and forced
some people to become refugees and live in shelters (temporary housing) and
huntap (permanent housing). The large number of fatalities in this incident
indicates that there is still a lack of disaster mitigation efforts involving
community and government empowerment. This research aims to find out the process
of community empowerment in disaster-prone locations as part of improving
disaster management. In general, it is hoped that it can help the community in
the future in identifying the right attitude to take before a disaster occurs.
This type of research uses a qualitative descriptive method. Data collection
techniques are carried out through observation, interviews, documentation, and
journals that can support research. The data used in this research is secondary
data and primary data. The determination of several key informants in this
research used purposive means who were considered capable and knowledgeable
about the problems to be studied. Meanwhile, data analysis includes data
condensation, data presentation, and extracting research results. The research
results show that there have been major changes in the knowledge and attitudes
taken by the community and local officials after the disaster regarding
disaster mitigation. The process of empowering disaster resilient communities
in Huntap Tondo, Palu City, Central Sulawesi has been carried out by
sub-district officials involving the community working together in carrying out
community empowerment activities to increase disaster mitigation efforts.
Kata Kunci : Manajemen bencana, Pemberdayaan Masyarakat.