Laporkan Masalah

Komunikasi Infrastruktur Indonesia: Studi Eksploratif pada Seleksi Informasi, Seleksi Pengungkapan, dan Seleksi Pemahaman Sistem Infrastruktur Indonesia Periode Tahun 2020-2023

RATNA WIDIANINGRUM, Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, S.IP., M.Si; Dr. Rahayu, S.I.P, M.Si., M.A.

2024 | Disertasi | DOKTOR ILMU KOMUNIKASI

Infrastruktur merupakan topik yang menarik untuk dibahas di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, karena perannya yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan kelestarian lingkungan.  Namun berdasarkan IMD World Competitiveness Ranking, indeks infrastruktur Indonesia berada pada peringkat 51 dari total 64 negara. Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur di Indonesia masih tertinggal. Selanjutnya, riset ini menggunakan pendekatan sistem yang menyebutkan bahwa komunikasi memainkan peran penting sebagai elemen inti dari sistem sosial. Itu sebabnya, peneliti ingin melihat bagaimana sistem infrastruktur Indonesia berkembang dilihat dari aspek komunikasi dan bagaimana isu tersebut dikomunikasikan. Rumusan masalah utama penelitian ini adalah bagaimana komunikasi sistem infrastruktur Indonesia (SII) selama periode tahun 2020-2023. Sedangkan pertanyaan penelitiannya terbagi ke dalam tiga bagian. Yakni bagaimana seleksi informasi (selection of information), seleksi pengungkapan (selection of utterance) dan seleksi pemahaman (selection of understanding) yang berkembang dalam SII pada periode tersebut. Riset ini fokus pada kondisi paska diluncurkannya Visi Indonesia Emas 2045 pada tahun 2019.

Rumusan masalah dan pertanyaan penelitian dijawab melalui penelitian kualitatif dengan metode studi eksploratif. Data diperoleh dari analisa teks, wawancara serta penelusuran dokumen. Pada analisa teks peneliti menelusuri 4.878 narasi pemberitaan pada media daring yang ada di Indonesia dengan teknik Intelligence Media Analytics (IMA). Seluruh hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan Teori Sistem Niklas Luhmann. 

Hasil penelitian memperlihatkan universe dari informasi yang luas, meliputi keseimbangan antara tema-tema soft infrastructure dengan hard infrastructure. Keduanya tidak saling terpisah, namun saling melengkapi dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan ketahanan terhadap iklim (climate). Sedangkan hasil seleksi pengungkapan menunjukan dominasi narasi dari tema-tema hard infrastructure dengan fokus pada aset fisik dan jaringan, serta capaian-capaian yang sifatnya numerik khususnya pada media daring. Sedangkan seleksi pengungkapan pada key stakeholder relatif lebih beragam yakni sebagian sudah menyentuh pada aspek soft infrastructure. Pada seleksi pemahaman, evolusi yang dicapai diwarnai dengan dominasi tema-tema hard infrastructure.

Secara umum narasi tentang langkah-langkah bagaimana optimalisasi sistem infrastruktur Indonesia masih sangat minim dan belum banyak ditemukan. Aspek-aspek soft infrastructure relatif sudah banyak diungkap di negara-negara yang maju justru tidak pernah diungkap.  Terdapat tendensi simplifikasi pada isu-isu infrastruktur sehingga publik bisa saja gagal memaknai infrastruktur sebagai satu alat untuk mencapai sesuatu yang lebih bersifat soft infrastructure dan intangible value, yaitu aspek kesejahteraan jasmani dan rohani. Hal ini menyebabkan media belum mampu menghasilkan iritasi yang bermakna melalui keberagaman dan kedalaman wacana isu. 


Infrastructure is an interesting topic to discuss in developing countries including Indonesia, due to its crucial role in driving economic growth, social progress, and environmental sustainability.  However, according to the IMD World Competitiveness Ranking, Indonesia's infrastructure index ranks 51 out of 64 countries. This shows that Indonesia's infrastructure is still lagging behind. Furthermore, this research uses a systems approach which states that communication plays an important role as a core element of the social system. Therefore, the researcher wants to see how Indonesia's infrastructure system develops from the aspect of communication and how the issue is communicated. The main problem formulation of this research is how the communication of Indonesia's infrastructure system (SII) during the 2020-2023 period. Meanwhile, the research questions are divided into three parts. Namely, how the selection of information, selection of utterance and selection of understanding developed in SII during that period. This research focuses on the conditions after the launch of the Golden Indonesia Vision 2045. 

The problem formulation and research questions are answered through qualitative research with an exploratory study method. Data were obtained from text analysis, interviews and document searches. In text analysis, researchers traced 4,878 news narratives on online media in Indonesia using intelligence media analytics (IMA) techniques. All research results were analyzed using Niklas Luhmann's Systems Theory. 

The results show a wide universe of information, including a balance between soft infrastructure and hard infrastructure themes. The two are not mutually exclusive, but complementary in promoting sustainable development and climate resilience. Meanwhile, the results of disclosure selection show the dominance of narratives from hard infrastructure themes with a focus on physical assets and networks, as well as numerical achievements, especially in online media. Meanwhile, the selection of disclosures to key stakeholder is relatively more diverse, some of which have touched on soft infrastructure aspects. In the selection of understanding, the evolution achieved is colored by the dominance of hard infrastructure themes.

In general, the narrative on how to optimize Indonesia's infrastructure system is still very minimal and has not been found much. The aspects of soft infrastructure have been relatively widely revealed in developed countries, but they have never been revealed.  There is a tendency to simplify infrastructure issues so that the public may fail to interpret infrastructure as a tool to achieve something more soft infrastructure and intangible value, namely aspects of physical and spiritual well-being. This causes the media to be unable to produce meaningful irritation through the diversity and depth of issue discourse. 

Kata Kunci : infrastruktur, sistem, informasi, pengungkapan, pemahaman

  1. S3-2024-468234-abstract.pdf  
  2. S3-2024-468234-bibliography.pdf  
  3. S3-2024-468234-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2024-468234-title.pdf