Analisis Stabilitas Timbunan Menggunakan Expanded Polystyrene (EPS) Geofoam Sebagai Material Pengisi Di Atas Tanah Lunak (Studi Kasus: Jalan Tol Yogyakarta - Bawen Seksi 3 STA 48+200)
Fiondy Anfifa, Prof. Dr. es.sc.tech. Ir. Ahmad Rifa'i, M.T.
2024 | Tesis | S2 Teknik Sipil
Konstruksi jalan
tol Yogyakarta-Bawen pada timbunan STA 48+200 seksi 3 berada di Desa
Tampirkulon, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dibangun di atas tanah lempung pasiran lunak. EPS Geofoam merupakan bahan pengganti
tanah yang terbuat dari blok polistirena dengan berat jenis lebih ringan dari
tanah yaitu 0,1 – 0,3 kN/m3. EPS Geofoam akan digunakan
sebagai bahan pengisi timbunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh bentuk susunan dan konfigurasi EPS Geofoam pada timbunan di
atas tanah lunak dengan metode numerik.
Metode
penelitian dilakukan dengan evaluasi analitis stabilitas internal, stabilitas
eksternal, penentuan jenis EPS Geofoam, dan pemodelan numerik 2 dimensi.
Variasi yang digunakan adalah bentuk susunan balok dan bentuk susunan trapesium
dengan konfigurasi pengisian 0 %, 25%, 50%,75%, dan 100%. Pemodelan numerik MIDAS
GTS NX digunakan untuk menganalisis angka aman dan penurunan pada timbunan tanah
serta timbunan dengan variasi EPS Geofoam dengan mengasumsikan karakteristik materialnya sebagai linier elastis. Aplikasi
pembebanan pada model timbunan berupa beban statis, beban pseudostatis, dan
beban gempa transient dengan pendekatan synthetic ground motion. Data beban gempa transient didapatkan dari analisis SHA dan
SSRA pada data gempa yang berada kurang dari radius 500 km dengan
mengelompokkan data berdasarkan tipe gempa Megathrust, Shallow Crustal, dan
Benioff.
Hasil evaluasi
analitis stabilitas internal, stabilitas eksternal dan daya dukung pada EPS
Geofoam menunjukkan konfigurasi pengisian 25%, 50%, 75%, dan 100?rturut-turut adalah Jenis EPS 500, EPS 400, EPS 300, dan EPS 200. Jenis
EPS 500 digunakan karena memenuhi analitis stabilitas dan kebutuhan
batas tengangan elastis pada semua variasi bentuk dan konfigurasi. Timbunan EPS
Geofoam bentuk susunan balok konfigurasi pengisian 25%, 50%, 75%, dan 100%
memiliki stabilitas statis berturut-turut adalah 3,56, 3,90, 4,90, dan 5,31. Stabilitas pseudostatis berturut-turut adalah
1,50, 1,43, 1,30, dan 1,28. Stabilitas gempa transient berturut-turut
adalah 5,60, 6,00, 6,00, dan 6,00. Timbunan EPS Geofoam bentuk susunan
trapesium konfigurasi pengisian 25%, 50%, 75%, dan 100% memiliki stabilitas
statis berturut-turut adalah 5,80, 6,00, 6,00, dan 5,51. Stabilitas pseudostatis berturut-turut adalah 1,38,
1,26, 1,20, dan 1,21. Stabilitas gempa transient berturut-turut adalah 6,00,
6,00, 6,00, dan 6,00. Semakin banyak konfigurasi pengisian EPS Geofoam
maka penurunannya akan semakin kecil. Timbunan EPS Geofoam dengan bentuk
susunan balok dan bentuk susunan trapesium yang menggunakan konfigurasi
pengisian 25%, dan 50% tidak memenuhi kriteria batas maksimal penurunan yang
diizinkan oleh NCHRP REPORT 529 tahun 2004 yaitu 0,6 m. Susunan trapesium
dengan konfigurasi pengisian 75?n 100% memiliki peningkatan stabilitas
lereng yang tidak terlalu signifikan, meskipun penurunan terkecil adalah pada
konfigurasi pengisian 100%. Bentuk susunan trapesium konfigurasi pengisian 75%
memiliki peredaman paling optimal pada beban gempa transient.
Perpindahan horisontal, vertikal, dan total berturut-turut adalah 0,63 m, 0,04 m,
dan 0,63 m. Akselerasi horisontal, vertikal, dan total berturut-turut adalah
0,65 g, 0,02 g, dan 0,65 g. Susunan
trapesium dengan konfigurasi pengisian 75% dipilih karena memiliki perilaku
redaman gempa transient yang lebih baik dibandingkan konfigurasi
pengisian 100%. Timbunan STA 48+200 dapat menggunakan EPS Geofoam susunan
trapesium dengan konfigurasi pengisian 75%.
The
Yogyakarta-Bawen toll road construction at embankment STA 48+200, section 3, is
located in Tampirkulon Village, Candimulyo Subdistrict, Magelang Regency,
Central Java, and is built on soft sandy clay soil. Expanded Polystyrene (EPS)
Geofoam is a substitute material for soil made from polystyrene blocks, with a
lower density than soil, specifically 0.1 – 0.3 kN/m3. EPS Geofoam
will be used as a filling material for embankments. The research aims to
analyze the influence of the arrangement and configuration of EPS Geofoam on
embankments on soft soil using numerical methods.
The
research method involves analytical stability evaluation, elastic stress limit
requirements, EPS Geofoam type determination, and 2-dimensional numerical
modeling. Variations include block arrangement and trapezoidal arrangement with
filling configurations of 0%, 25%, 50%, 75%, and 100%. MIDAS GTS NX numerical
modeling is employed to analyze safety factors and settlements in soil
embankments, including variations with EPS Geofoam, assuming linear elastic
material characteristics. Loading applications on the embankment model include
static load, pseudostatic load, and transient earthquake load using a synthetic
ground motion approach. Transient earthquake load data is obtained from SHA and
SSRA analyses of earthquakes within a radius of 500 km, categorized by
Megathrust, Shallow Crustal,
and Benioff earthquake types.
The
results of the analytical evaluation of internal
stability,
external stability and bearing capacity on EPS Geofoam indicate
that the filling configurations of 25%, 50%, 75%, and 100% respectively consist
of EPS types 500, 400, 300, and 200. EPS type 500 is selected due to fulfilling
both stability analysis and elastic stress limit requirements across all shape
and configuration variations. The stability of EPS Geofoam embankments in block
arrangement with filling configurations of 25%, 50%, 75%, and 100% sequentially
are 3.56, 3.90, 4.90, and 5.31, respectively, for static
stability, 1.50,
1.43,
1.30,
and 1.28
for pseudo-static stability, and 5.60,
6.0,
6.0,
and 6.0
for transient seismic stability. Trapezoidal arrangement configurations with
filling percentages of 25%, 50%, 75%, and 100% have static stabilities of 5.8, 6.0, 6.0, and 5.51 respectively, pseudo-static
stabilities of 1.38,
1.26,
1.20,
and 1.21
respectively, and transient seismic stabilities of 6.0, 6.0, 6.0, and 6.0 respectively.
Increasing the filling configurations of EPS Geofoam results in settlement
decreases. Embankments with block and trapezoidal arrangements at 25% and 50%
filling configurations fail to meet the maximum allowable settlement criteria
set by NCHRP REPORT 529 of 2004, which is 0.6 m. Trapezoidal arrangements with
75% and 100% filling configurations exhibit slight increases in slope
stability, although the smallest
settlement
is observed at the 100% filling configuration. The trapezoidal arrangement at
75% filling configuration provides optimal attenuation during transient seismic
loads. The horizontal, vertical, and total displacements are 0.63 m, 0.04 m,
and 0.63 m respectively. The horizontal, vertical, and total accelerations are
0.65 g, 0.02 g, and 0.65 g respectively. The trapezoidal arrangement with a 75%
filling configuration is chosen due to its superior transient seismic
attenuation compared to the 100% filling configuration. Embankment STA 48+200
can utilize trapezoidal EPS Geofoam arrangements with a 75% filling
configuration.
Kata Kunci : EPS Geofoam, timbunan ringan, beban gempa transient, synthetic ground motion, analisis numeris