Laporkan Masalah

Pengaruh Kualitas Tempat dan Kebahagiaan terhadap Keputusan Migrasi pada Kasus Kota Yogyakarta dan Perkotaan Kabupaten Bekasi

Anggun Fresiani, Retno Widodo Dwi Pramono, S.T., M.Sc., Ph.D.

2024 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah

Migrasi menjadi kegiatan yang selalu ada pada setiap generasi sehingga penting perannya dalam pembentukan permukiman dan pembangunan keberlanjutan. Migrasi semakin intensif pada masyarakat yang semakin modern. Jika tidak terkendali, mengakibatkan penumpukan/kepadatan penduduk di suatu tempat maupun pengurangan secara cepat pada tempat lain yang berakibat pada tidak optimalnya sistem permukiman. Terdapat faktor penarik dan pendorong terjadinya migrasi, seperti kualitas tempat dan kebahagian yang ditimbulkannya. Banyak hipotesa menyatakan bahwa kualitas tempat dan kebahagian yang tinggi menjadi penarik migrasi masuk. Namun, terjadi fenomena berkebalikan di Kota Yogyakarta dan di Kabupaten Bekasi. Kota Yogyakarta yang tercatat memiliki indeks kebahagian yang cukup tinggi mengalami migrasi kelaur yang tinggi, sementara Kabupaten Bekasi dengan indeks kebahagiaan rendah, justru terjadi migrasi masuk yang tinggi. Femnomena ini mendorong dilakukannya penelitian untuk menganalisis lebih jauh keterkaitan antara migrasi, kualitas tempat dan kebahagiaan.

Penelitian mengunakan data primer yang diperoleh melalui survei kuesioner langsung pada dua lokasi. Pengambilan sampel menggunakan metode Stratified Multiple Random Sampling. Analisis dilakukan melalui uji korelasi dan uji pengaruh menggunakan software SPSS. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas tempat dan tingkat kebahagiaan berpengaruh pada Keputusan Migrasi. Semakin baik persepsi terhadap kualitas tempat maka semakin rendah keinginan untuk berpindah. Semakin tinggi rasa bahagia di suatu tempat, semakin tinggi keinginan untuk menetap. Namun demikian, pengaruh dua variabel tersebut berlaku kontekstual. Kualitas tempat yang tinggi tetap dapat dapat mendorong masyarakat migrasi keluar dari kota, namun dengan mempertimbangkan jarak kedekatan dengan kota. Persepsi yang rendah terhadap kualitas tempat secara keseluruhan serta terhadap kebagiaan, tetap saja dapat menarik migrasi masuk (kasus perkotaan di Kabupaten Bekasi) yang disebabkan daya tarik untuk penghidupan (peluang kerja), sementara migrasi keluar yang terjadi sebagian besar karena adanya migrasi masuk non permanen yang bertujuan kembali menuju kampung halaman.

Migration is a recurring activity in every generation, hence its importance in shaping settlements and sustainable development. Migration becomes more intensive in increasingly modern societies. If not properly managed, it results in population concentration in such place or rapid reduction in another, leading to suboptimal settlement systems. There are factors that attract and drive migraion, such as the place quality and the happiness it generates. Many hypotheses state that high-quality places and happiness are attractive for incoming migration. However, an oppposite phenomenon occurs in Yogyakarta City and Bekasi Region. High Happiness Index in Yogyakarta City, experiences high out-migraion, while low Happiness Index in Bekasi Region, sees high in-migration. This phenomenon prompts further research to analyze the relationship between migration, place quality and happiness. 

The research utilizes primary data obtained through direct questionnaire surveys in two locations. Sampling is done using Stratified Multiple Random Sampling mothod. Analysis is conducted through correlation tests and influence tests using using SPSS software. The results show that place quality and happiness levels influence migration decision. The better perception in place quality, the lower desire to move. The higher happiness in a place, the higher desire to settle. However, the influence of these two variables is contextual. High-quality places can still encourage out-migration from the city, but considering the proximity to the city. Low perception of overall place quality and happiness can still attract in-migration (urban cases in Bekasi Region) due to the livelihoods attractiveness (job opportunities), while non-permanent in-migration aimaed at returning to hometowns.

Kata Kunci : Migrasi, Kualitas Tempat, Kebahagiaan/Migrasion, Place Quality, Happiness

  1. S2-2023-489815-abstract.pdf  
  2. S2-2023-489815-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-489815-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-489815-title.pdf  
  5. S2-2024-489815-abstract.pdf  
  6. S2-2024-489815-bibliography.pdf  
  7. S2-2024-489815-tableofcontent.pdf  
  8. S2-2024-489815-title.pdf