Laporkan Masalah

Partisipasi Negara ASEAN5 dalam Global Value Chains

Josephine Wuri, Prof. Tri Widodo, M.Ec. Dev., Ph.D.; Amirullah Setya Hardi, S.E., Cand.Oecon., Ph.D.

2023 | Disertasi | S3 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Dalam beberapa dekade terakhir, kemunculan Global Value Chains (GVC) telah mengubah pola perdagangan internasional. Saat ini, produksi barang melibatkan pembagian produksi internasional, yang memungkinkan negara-negara untuk melacak distribusi nilai tambah ke perdagangan internasional. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis tingkat partisipasi negara ASEAN dalam Global Value Chains. (2) Menganalisis posisi negara ASEAN dalam Global Value Chains. (3) Menganalisis keunggulan komparatif negara ASEAN yang diukur menggunakan metode New Revealed Symmetric Comparative Advantage (NRSCA). (4) Menganalisis tingkat konvergensi negara-negara ASEAN dalam GVC inter dan intraregional serta dampak pandemi Covid-19 pada GVC. Penelitian ini menggunakan data Asian Development Bank Multiregional Input-Output (ADB MRIO) periode 2010?2020. Pendekatan forward dan backward linkage digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis partisipasi negara ASEAN dalam GVC.

Hasil empiris menunjukkan bahwa partisipasi negara ASEAN dalam GVC dari perspektif forward linkage mendominasi backward linkage. Dekomposisi ekspor menunjukkan bahwa nilai DVA_INT dan nilai DVA_INTrex mendominasi dari tahun ke tahun, yang menunjukkan perdagangan nilai tambah negara ASEAN lebih bersifat forward linkage. Analisis tingkat sektoral menunjukkan peringkat lima besar partisipasi negara ASEAN dalam GVC. Dari sisi forward linkage, sektor primer, manufaktur berteknologi rendah, sedang, dan tinggi, serta sektor layanan bisnis mendominasi peringkat lima besar partisipasi negara ASEAN dalam GVC. Di sisi lain, sektor manufaktur berteknologi rendah, sedang, dan tinggi mendominasi partisipasi GVC dari sisi backward linkage. 

Dari hasil penelitian mengenai posisi negara ASEAN dalam GVC menunjukkan bahwa negara ASEAN rata-rata memiliki indeks upstreamness antara 2,5 sampai 3,5. Sektor-sektor ini diposisikan kira-kira berjarak dua hingga tiga tahap dari konsumen akhir. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar sektor masih berada di bagian dasar smile curve sehingga penciptaan nilai tambah belum maksimal. Sektor-sektor yang menjadi sektor unggulan selama periode observasi berdasarkan NRSCA adalah sektor manufaktur berteknologi rendah, sedang, dan tinggi, serta sektor layanan bisnis. Hasil penelitian konvergensi menunjukkan bahwa terdapat konvergensi dalam partisipasi GVC, baik dalam forward maupun backward linkage dari tahun 2010 hingga 2020. Hasil regresi konvergensi conditional menunjukkan bahwa FDI dan NRSCA berpengaruh secara positif dan signifikan pada partisipasi negara ASEAN dalam GVC, baik dari perspektif forward maupun backward linkage, dengan mempertimbangkan variabel kelembagaan dan infrastruktur.  Indeks upstreamness berpengaruh positif dan signifikan pada partisipasi negara ASEAN dalam GVCF, sedangkan dari sisi backward linkage berpengaruh negatif. Pandemi Covid-19 menyebabkan rata-rata penurunan partisipasi negara ASEAN dan negara maju dalam GVC, baik dari perspektif forward maupun backward linkage. untuk mewujudkan GVC yang tangguh, pemerintah sebaiknya berfokus pada sektor unggulan untuk meningkatkan partisipasi dalam GVC. Kebijakan hilirisasi mulai terus dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah produk. Pemerintah perlu terus meningkatkan kualitas institusi dan infrastruktur, serta mempersiapkan teknologi digital baru yang dapat mengatasi kesenjangan antarnegara.



In recent decades, the emergence of Global Value Chains (GVC) has changed the pattern of international trade. Currently, the production of goods involves the fragmentation of international production, which allows countries to track the distribution of value added to international trade. The objectives of this study are as follows: (1) to analyze the level of participation of ASEAN countries in Global Value Chains. (2) Analyze the position of ASEAN countries in Global Value Chains. (3) Analyze the comparative advantage of ASEAN countries measured using the New Revealed Symmetric Comparative Advantage (NRSCA) method. (4) Analyze the level of convergence of ASEAN countries in  inter- and intra-regional GVCs and the impact of the Covid-19 pandemic on GVCs. This research uses data from the Asian Development Bank Multiregional Input-Output (ADB MRIO) for 2010?2020. Forward and backward linkage approaches were used in this study to analyze ASEAN countries' participation in GVCs.

Empirical results show that ASEAN countries' participation in GVC from a forward linkage perspective dominates backward linkage. Export decomposition shows that the value of DVA_INT and DVA_INTrex dominate during the observation period, which indicates that ASEAN countries' value-added trade is more forward linkage. Sectoral level analysis shows the participation of the top five ASEAN countries in GVC. Regarding forward linkage, the primary sector, low, medium- and high-tech manufacturing, and the business services sector dominate the top five ASEAN countries' participation in GVC. On the other hand, low-, medium-, and high-tech manufacturing sectors dominate GVC's participation in backward linkage. 

The research results on the position of ASEAN countries in GVC show that ASEAN countries, on average, have an upstreamness index between 2.5 and 3.5. These sectors are positioned approximately two to three stages away from the final consumer. This condition indicates that most sectors remain below the bottom of the smile curve, so the creation of added value has not been maximized. The leading sectors during the observation period under NRSCA were the low, medium, and high-tech manufacturing sectors and the business services sector. The results of convergence research show that there is convergence in GVC participation, both in forward and backward linkage, from 2010 to 2020. The results of conditional convergence regression show that FDI and NRSCA positively and significantly affect ASEAN countries' participation in GVC, both from a forward and backward linkage perspective, considering institutional and infrastructure variables. The upstreamness index has a positive and significant effect on ASEAN countries' participation in the GVCF, while in terms of backward linkage, it has a negative effect. The Covid-19 pandemic has caused an average decrease in the participation of ASEAN and developed countries in GVC, both from a forward and backward linkage perspective. To realize a resilient GVC, the government should focus on leading sectors to increase participation in GVC. Downstream policy began to continue to be carried out to increase the value-added of products. The government needs to continue improving the quality of institutions and infrastructure and prepare new digital technologies that can overcome gaps between countries.


Kata Kunci : Global Value Chains, Indeks Upstreamness, Keunggulan Komparatif, Konvergensi, Multiregional Input-Output, Covid-19

  1. S3-2023-420227-abstract.pdf  
  2. S3-2023-420227-bibliography.pdf  
  3. S3-2023-420227-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2023-420227-title.pdf