Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Menggunakan Metode PKJI 2023 (Studi Kasus: Simpang Tiga Bersinyal Gamping, Sleman)
Theofilus Risang Aji Nugraha, Prof. Dr. Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T.
2024 | Skripsi | TEKNIK SIPIL
Simpang Tiga Gamping yang terletak di barat Kota Yogyakarta merupakan salah satu simpang yang mengalami peningkatan arus lalu lintas pada jam sibuk. Peningkatan arus lalu lintas pada jam sibuk ini diakibatkan oleh pergerakan orang untuk berangkat dan pulang kerja. Peningkatan ini menimbulkan kemacetan pada Simpang Tiga Gamping. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis kinerja simpang pada Simpang Tiga Gamping untuk mengetahui tingkat pelayanan simpangnya dan agar dapat dilakukan perbaikan kinerja simpang apabila tingkat pelayanannya belum memenuhi.
Analisis kinerja simpang yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia tahun 2023 (PKJI 2023). Data yang diperlukan untuk melakukan analisis simpang antara lain berupa data volume kendaraan, data panjang antrean, dan waktu siklus sinyal. Data volume kendaraan diperoleh dengan melakukan traffic counting. Traffic counting dilakukan pada jam sibuk pagi (07.15 - 08.15 WIB) dan pada jam sibuk sore (15.45- 17.30 WIB). Data panjang antrean diambil dengan pengukuran langsung selama traffic counting berlangsung. Sedangkan data waktu siklus sinyal diambil dari pengamatan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL).
Hasil analisis kinerja simpang kondisi eksisting dengan metode PKJI 2023 pada jam puncak sore yaitu Simpang Tiga Gamping memiliki derajat kejenuhan yang melebihi persyaratan PKJI 2023 (>0,85). Panjang antrean pada pendekat barat-lurus, barat-kanan, timur, dan selatan berturut-turut sebesar 153,2; 79,6; 184,74; dan 101,11 meter. Tundaan rata-rata simpang adalah sebesar 47,1 detik/smp sehingga tingkat pelayanan simpang termasuk ke dalam kategori E. Alternatif yang diberikan yaitu dengan perubahan waktu siklus sinyal dan juga dengan penambahan fly over pada lengan barat menuju ke lengan timur dan sebaliknya. Pada alternatif pertama derajat kejenuhan simpang pada pendekat barat-lurus, barat-kanan, mengalami kenaikan sebesar 7,6%; dan 1,0% sedangkan pada pendekat timur, dan selatan mengalami penurunan sebesar 8,1%; dan 16,7%. Panjang antrean pada pendekat barat-lurus, barat-kanan, dan timur mengalami kenaikan sebesar 15,1%; 10,2%; dan 0,7%, sedangkan pendekat barat mengalami penurunan sebesar 6,5%. Tundaan rata-ratanya mengalami penurunan sebesar 9,31?n tingkat pelayanannya tetap pada kategori E. Pada alternatif kedua derajat kejenuhan simpang pada pendekat barat-lurus mengalami kenaikan sebesar 1,1% sedangkan pada barat-kanan, timur, dan selatan mengalami penurunan berturut-turut sebesar 41,5%, 13,7?n 21,8%. Panjang antrean mengalami penurunan sebesar 16,1%; 49,8%; 43,8%; dan 31,6%, dan tundaan rata-ratanya mengalami penurunan sebesar 38,68% sehingga tingkat pelayanannya naik menjadi kategori D.
Gamping Three-way Intersection located to the west of Yogyakarta City is one of the intersection that experiences increased traffic flow during the peak hour. Increased traffic flow during peak hour caused by movement of people to go to and from work. Increased traffic flow during the peak hour results in congestion at the intersection. Therefore it is necessary to conduct a performance analysis at Gamping Three-way Intersection to determine its level of service. After performance analysis is carried out, alternative scenario to increase the intersection’s performace can be made to increase the level of service of Gamping Three- way Intersection.
Intersection performance analysis was conducted based on Indonesian Road Capacity Manual 2023 (PKJI 2023). Data that used in this analysis are traffic volume during the peak hour, queue lengths, and cycle time of the traffic lights. Traffic volume data is obtained by conducting traffic counting. Traffic counting is conducted on site during morning peak hour (07.15 AM - 08.15 AM) and afternoon peak hour (03.45 PM - 05.30 PM). Queue lengths is measured at the same time as the traffic counting. Cycle time data is measured using stopwatch by observing the traffic lights.
The result of intersection performance analysis based on PKJI 2023 on existing condition are, the degree of saturation value for all intersection arms do not meet the standards set by PKJI 2023 (>0,85). Queue length measured for the west-straight, west-right, east, and south arms were 153,2; 79,6; 184,74; dan 101,11 meters. Average intersection delay value obtained is equal to 47,1 second/passanger car unit (pcu), therefore the level of service for Gamping Three-way intersection is classified in category E. Alternative solution to increase intersection performance including changing cycle time and adding fly over. In the first alternative the degree of saturation for west-straight, and west-right arms were increased by 7,6%; and 1,0%, while east, and south arms were decreased by 8,1%; and 16,7%. Queue length for west- straight, west-right and east arm were increased by 15,1%; 10,2%; and 0,7% while south arm were decreased by 6,5%. Average intersection delay were decreased by 9,31% keeping the level of service for Gamping Three-way intersection at category E. In the second alternative the degree of saturation for west-straight were increased by 1,1% while for west-right, east, and south arms were decreased by 41,5%, 13,7% and 21,8%. Queue length were decreased by 16,1%; 49,8%; 43,8%; and 31,6% and average intersection delay were decreased by 38,68% improving the level of service for Gamping Three-way intersection to category D.
Kata Kunci : simpang, kemacetan, PKJI 2023, tundaan, tingkat pelayanan simpang, fly over.