Laporkan Masalah

Teologi Politik sebagai Landasan Kedaulatan Rakyat dalam Pemikiran Mohammad Hatta

Andri Azis Putra, Dr. Arqom Kuswanjono, Dr. Misnal Munir

2024 | Disertasi | S3 Ilmu Filsafat

Penelitian yang berjudul, Teologi Politik sebagai Landasan Kedaulatan Rakyat dalam Pemikiran Mohammad Hatta” ini merupakan karya di bidang filsafat yang dilatarbelakangi oleh belum adanya dasar implementatif konsep kedaulatan rakyat di Indonesia dalam menyelesaikan isu-isu kebangsaan yang muncul. Permasalahan lain yang mendasari penelitian ini adalah keterbatasan kajian filsafat mengenai kedaulatan rakyat (popular sovereignty) di Indonesia. Hal lain yang menjadi penyebab kesenjangan dalam persoalan kedaulatan rakyat yang berbasis teologis-politis adalah persoalan role model dalam kajian ini. Mohammad Hatta adalah figur intelektual penting yang memiliki potensi nasionalis-religius, namun belum mendapat sorotan yang layak di dunia filsafat terkait pemikiran kebangsaannya. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menghadirkan struktur politis berkedaulatan rakyat yang dikembangkan melalui spirit teologis-politis di Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan metode kualitatif. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku teks mengenai filsafat agama, teologi politik, kedaulatan, teori politik, filsafat hukum, dan buku autobiografi Mohammad Hatta. Sumber primer kemudian diolah dengan pengelompokan data untuk mendapatkan prioritas untuk selanjutnya diteruskan dengan tahapan penyusunan hasil olahan data. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis melalui pendekatan heremeneutis-filosofis dengan unsur-unsur metodis yaitu interpretasi, induksi-deduksi, kesinambungan historis, holistika, heuristika, bahasa inklusif,  dan deskripsi.

Penelitian ini menunjukkan bahwa teologi politik merupakan suatu kajian yang menunjukkan pola relasional antara agama dan politik dengan mempertimbangkan kepatuhan manusia yang bersifat nasionalis-religius berdasarkan prinsip kemartabatan, kebebasan dalam memiliki akses sosial, keseimbangan pragmatis keagamaan, dan memerhatikan etika timbal balik. Bagi rakyat Indonesia, kedaulatan rakyat mewujud dalam tabiat dasar Bangsa yaitu kesadaran eskatologis yang didasari oleh prinsip musyawarah-mufakat. Pemikiran nasionalis-religius Mohamad Hatta secara integral dapat berkolaborasi dengan skema teologi politik dan jenis kedaulatan rakyat khas Indonesia yang ideal. Kolaborasi pemikiran ini melahirkan kewajiban negara dalam menjamin terlaksananya upaya untuk memakmurkan bangsa sebagai konsekuensi logis bagi kedaulatan rakyat dalam kerangka kesadaran berketuhanan. Secara praksis, konsepsi teologi politik dalam pemikiran Hatta mengambil perspektif kewilayahan dengan pemastian adanya keadilan struktural pada pembangunan manusia secara konsisten atas kepatuhan yang terberi dalam sistem keyakinan masyarakat Indonesia.

The research entitled "Political Theology as the Foundation of People's Sovereignty in the Thought of Mohammad Hatta" is a philosophical work motivated by the lack of an implementable basis for the concept of people's sovereignty in Indonesia to address emerging national issues. Another underlying issue prompting this research is the limited philosophical studies on popular sovereignty in Indonesia. Furthermore, lacking a suitable role model in this field has contributed to the theological-political discourse on the popular sovereignty gap. Mohammad Hatta, an important intellectual figure with nationalist-religious potential, has not received adequate attention in the philosophical realm concerning his nationalist thoughts. In general, this research aims to present a politically sovereign structure developed through the theological-political spirit in Indonesia.

This study is a literature review conducted using qualitative methods. Primary data sources for this research include textbooks on the philosophy of religion, political theology, sovereignty, political theory, legal philosophy, and Mohammad Hatta's autobiography. The primary sources are then processed through data categorization to prioritize and proceed with the compilation of the analyzed data. The collected data are subsequently analyzed using a hermeneutic-philosophical approach with methodological elements such as interpretation, induction-deduction, historical continuity, holistic, heuristics, inclusive language, and description.

This research indicates that political theology is a study that reveals a relational pattern between religion and politics, taking into account the nationalist-religious obedience of individuals based on the principles of nobility, freedom in social access, pragmatic religious balance, and reciprocal ethics. For the people of Indonesia, sovereignty manifests in the nation's fundamental nature, which is guided by eschatological awareness based on the principles of consensus. The integral nationalist-religious thought of Mohamad Hatta can collaboratively align with the framework of Indonesia's distinctive political theology and the ideal type of people's sovereignty. This collaborative thinking gives rise to the state's responsibility to ensure the nation's prosperity as a logical consequence of people's sovereignty within the framework of a theistic consciousness. In practice, Hatta's political theology conception takes a regional perspective, ensuring structural justice in consistent human development based on the obedience inherent in the belief system of Indonesian society.

Kata Kunci : teologi politik, kedaulatan rakyat, kesadaran berketuhanan, Mohammad Hatta

  1. S3-2024-405224-abstract.pdf  
  2. S3-2024-405224-bibliography.pdf  
  3. S3-2024-405224-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2024-405224-title.pdf