DARI MAYORITAS MENJADI MINORITAS: STUDI TENTANG TRANSFORMASI IDENTITAS MAHASISWA KATOLIK MANGGARAI DI DAERAH YOGYAKARTA
ADOLFUS SENTOSA ARNANDO, Dr. Izak Y. M. Lattu dan Dr. Mohammad Iqbal Anhaf
2024 | Tesis | S2 Agama dan Lintas Budaya
Perpindahan
dari mayoritas menjadi minoritas merupakan pengalaman yang lazim dialami oleh
para para mahasiswa rantau. Hal inilah yang dialami oleh sekelompok mahasiswa
Katolik Manggarai di Yogyakarta. Lahir, tumbuh dan berkembang dalam budaya
Manggarai dan sarat akan nilai nilai Kristiani (Katolik), kini para mahasiswa
Katolik Manggarai ini tinggal di lingkungan, budaya dan agama yang berbeda
darinya. Banyak hal yang dialami oleh para mahasiswa ketika hidup sebagai
minoritas di Yogyakarta. Misalnya adalah ruang ekspresi terbatas, lepas dari
kontrol sosial, adanya penolakan, dan hilangnya privilese sosial. Ketika mengalami perubahan sosial, hal yang paling
penting adalah bagaimana mahasiswa bersikap atau respon terhadap perubahan itu.
Apakah identitasnya berubah? Bagaimana perubahan itu terjadi? Sejauh manakah
perubahan itu dialami oleh para mahasiswa? Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa proses
transformasi identitas itu terjadi karena adanya disonansi. Disonansi yang dialami oleh mahasiswa Manggarai
membuat mereka bertransformasi dalam hal berekspresi dan bertingkah laku, baik
secara individu maupun kolektif. Ekspresi sikap dan cara hidup mereka bergerak
di bawa tuntutan dan aturan mayoritas. Jika tidak, maka mereka akan selalu
berada di bawah tekanan, terutama melalui kekerasan simbolik. Mahasiswa
Manggarai merasa berkewajiban untuk bertransformasi demi menjaga nama baik
etnis atau eksistensi mereka sebagai minoritas. Mahasiswa Katolik Manggarai melihat kedalam diri (distanciation
reflexive) dan melakukan transformasi diri. Transformasi diri ini tidak
bersifat total tetapi bersifat parsial. Para mahasiswa menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan mayoritas tetapi juga tetap komit dengan identitas dirinya
sebagai mahasiswa Katolik Manggarai). Metode wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode wawancara etnografis atau lebih dikenal dengan
wawancara mendalam, guna menggali informasi dari informan secara lebih
holistik, lengkap, dan mendalam. Data yang dihasilkan berupa observasi langsung
dan wawancara di lapangan.
Perpindahan
dari mayoritas menjadi minoritas merupakan pengalaman yang lazim dialami oleh
para para mahasiswa rantau. Hal inilah yang dialami oleh sekelompok mahasiswa
Katolik Manggarai di Yogyakarta. Lahir, tumbuh dan berkembang dalam budaya
Manggarai dan sarat akan nilai nilai Kristiani (Katolik), kini para mahasiswa
Katolik Manggarai ini tinggal di lingkungan, budaya dan agama yang berbeda
darinya. Banyak hal yang dialami oleh para mahasiswa ketika hidup sebagai
minoritas di Yogyakarta. Misalnya adalah ruang ekspresi terbatas, lepas dari
kontrol sosial, adanya penolakan, dan hilangnya privilese sosial. Ketika mengalami perubahan sosial, hal yang paling
penting adalah bagaimana mahasiswa bersikap atau respon terhadap perubahan itu.
Apakah identitasnya berubah? Bagaimana perubahan itu terjadi? Sejauh manakah
perubahan itu dialami oleh para mahasiswa? Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa proses
transformasi identitas itu terjadi karena adanya disonansi. Disonansi yang dialami oleh mahasiswa Manggarai
membuat mereka bertransformasi dalam hal berekspresi dan bertingkah laku, baik
secara individu maupun kolektif. Ekspresi sikap dan cara hidup mereka bergerak
di bawa tuntutan dan aturan mayoritas. Jika tidak, maka mereka akan selalu
berada di bawah tekanan, terutama melalui kekerasan simbolik. Mahasiswa
Manggarai merasa berkewajiban untuk bertransformasi demi menjaga nama baik
etnis atau eksistensi mereka sebagai minoritas. Mahasiswa Katolik Manggarai melihat kedalam diri (distanciation
reflexive) dan melakukan transformasi diri. Transformasi diri ini tidak
bersifat total tetapi bersifat parsial. Para mahasiswa menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan mayoritas tetapi juga tetap komit dengan identitas dirinya
sebagai mahasiswa Katolik Manggarai). Metode wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode wawancara etnografis atau lebih dikenal dengan
wawancara mendalam, guna menggali informasi dari informan secara lebih
holistik, lengkap, dan mendalam. Data yang dihasilkan berupa observasi langsung
dan wawancara di lapangan.
Kata Kunci : Identitas, Transformasi, Mayoritas-minoritas, Mahasiswa Katolik Manggarai.