Evolusi Jejaring Aktor Gerakan Restorasi Sungai di Wilayah Perkotaan Yogyakarta
Siti Zunariyah, Prof. Dr. Suharko; Dr. Suharman
2024 | Disertasi | S3 Sosiologi
Problem pencemaran dan degradasi sungai berpengaruh pada
upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Gerakan restorasi sungai
adalah upaya untuk mengurangi dampak dan risiko lingkungan serta kerentanan
bencana. Studi ini tentang jejaring aktor gerakan restorasi sungai yang
bertujuan untuk menjelaskan sejarah perkembangan, proses dan dinamika jejaring
aktor dalam merealisasikan tujuan gerakan serta menganalisis sejauhmana
jejaring yang aktor mampu berkontribusi pada keberlanjutan gerakan restorasi
sungai. Pendekatan etnografi digunakan dengan menempatkan aktor-aktor
masyarakat sipil di wilayah Sungai Code, Sungai Winongo dan Sungai Gajah Wong
sebagai subyek utama. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik participant
observation, wawancara informal secara mendalam dan penelusuran data sekunder
yang relevan. Perspektif jejaring sosial sebagai sebuah gerakan oleh Mario
Diani digunakan untuk mengungkap struktur dan dinamika jejaring aktor gerakan.
Sedangkan teori fungsi jejaring sosial dalam gerakan oleh Florence Passy serta
teori siklus dan evolusi gerakan John Macionnis digunakan sebagai teori
pendukung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi proses evolusi jejaring aktor gerakan restorasi sungai mulai fase kemunculan, penggabungan, pelembagaan dan birokratisasi hingga terjadi declining. Fase kemunculan jejaring aktor gerakan tumbuh secara otentik yang dipengaruhi oleh faktor ketidakpuasan ekologis dan ditandai oleh posisi sungai sebagai common pool resources. Struktur jejaring individu yang bercorak sukarela, spontan dan informal berupaya memperbaiki perilaku masyarakat terhadap sungai. Fase penggabungan jejaring aktor terjadi karena reformasi yang membentuk peluang politik secara terbuka dan partisipatif melalui skema otonomi daerah. Fase ini menjadi penanda pergeseran sungai menjadi salah satu object of government bagi pembangunan. Struktur jejaring gerakan lebih terorganisir dengan terbentuknya komunitas sungai yang menyebar dan tidak terintegrasi. Fase pelembagaan dan birokratisasi jejaring muncul karena ketersediaan peluang politik yang memperkuat posisi sungai sebagai object of government pada irisan kepentingan penataan lingkungan, pengurangan resiko bencana dan pengembangan wisata. Struktur jejaring gerakan mengalami transformasi dan fusi dalam bentuk koalisi berbasis wilayah sungai. Birokratisasi jejaring terbentuk melalui struktur hierarkis dan formal agar jejaring lebih handal dan berkualitas. Birokratisasi jejaring menyebabkan terjadinya sentralitas aktor, sentralisasi sumberdaya, marginalisasi aktor dan free rider sehingga jejaring mengalami konflik serta kerentanan yang memicu proses declining gerakan. Jalan tengah dilakukan dengan merayakan wisata sungai untuk kepentingan ekologi, ketersediaan kesempatan politik, pengorganisasian longgar, inovasi dan pembingkaian gerakan keadilan lingkungan.
Novelti penelitian ini menunjukkan bahwa perspektif jejaring sosial memiliki signifikansi dalam kajian evolusi gerakan restorasi sungai yang dipengaruhi oleh proses birokratisasi dan formalisasi. Dimensi keadilan lingkungan layak disertakan untuk menjangkau capaian gerakan yang tidak dapat diakomodir dalam teori gerakan sosial sebagai sebuah jejaring.
The problem of river pollution and degradation affects the
endeavor to achieve sustainable development goals. River restoration movement
is an endeavor to mitigate environmental impact and risk and disaster
vulnerability. This study concerns the actor-network of river restoration
movement aiming to explain history, process, and dynamic of actor-network
development in realizing the goals of movement and to analyze the extent to
which the actor-network can contribute to the sustainability of river restoration
movement. Etnographic approach was used to put civil society actors in Code
River, Winongo River and Gajah Wong River areas as the primary subject. Data
collection was carried out using participant observation technique, in-depth
informal interview and relevant secondary tracking. Social network perspective
as a movement by Mario Diani is used to reveal structure and dynamic of
movement actor-network. Meanwhile, Florence Passy’s social network function
theory and John Macionnis’ cycle and movement evolution theory is used as
supporting theory.
The result of research shows that an evolution process
occurs in the actor-network of river restoration movement starting from
inception, fusion, institutionalization, bureaucratization to declining phases.
In the inception phase, the movement actor-network grows authentically affected
by ecological dissatisfaction factor and characterized with the position of
river as common pool resources. The individual network structure with
voluntary, spontaneous, and informal patterns attempts to improve community’s behavior
to the river. The network-actor fusion phase occurs because of reformation
creating political chance transparently and in participatory manner through
regional autonomy scheme. This phase signifies the shift of river to be an
object of government for development. The movement network structure is more
organized with the establishment of decentralized and non-integrated river
communities. Network institutionalization and bureaucratization phase appears
due to the availability of political chance strengthening the position of river
as an object of government at the intersection of environmental management,
disaster risk mitigation, and tourism development interests. The structure of
movement network transforms and fuses into a river area-based coalition.
Network bureaucratization is established through hierarchic and formal
structure to result in more credible and quality network. Network
bureaucratization results in actor centrality, resource centralization, actor
marginalization and free rider so that the network encounters conflict and
vulnerability triggering the movement declining process. Middle way is taken by
celebrating river tourism for ecological interest, political chance
availability, loose organization, innovation, and environmental justice
movement framing.
The novelty of research shows that the social network
perspective has significance in a study on the evolution of river restoration
movement affected by bureaucratization and formalization process. Environmental
justice dimension is feasible to be involved to gain the movement achievement
not accommodated by social movement theory as a network.
Kata Kunci : Evolution, Actor Network, River Restoration Movement, Network Structure, Network Function and Bureaucratization