Komunikasi Terapeutik Di Pesantren Rehabilitasi Tetirah Dzikir Yogyakarta (Studi Kasus Pada Santri Pecandu Narkoba)
Nur Alia Al-Tsania, Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, S.I.P., M.Si.
2024 | Tesis | S2 Ilmu Komunikasi
Pasien pecandu narkoba dapat diartikan sebagai salah satu pasien yang butuh pemulihan berupa psikis, fisik, dan tahap perubahan perilaku. Kemudian hadirnya pesantren yang berfungsi sebagai tempat rehabilitasi dirasa sangat berarti keberadaannya sebab membantu BNN menjalankan tugasnya, yaitu pemberantasan pecandu narkoba. Budaya pesantren yang khas keriligiusannya dapat memicu kesembuhan mereka.
Penelitian ini membahas terkait Bagaimana komunikasi terapeutik yang diterapkan Pesantren Rehabilitasi Tetirah Dzikir Yogyakarta. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas bagaimana komunikasi terapeutik yang diterapkan di Pesantren Rehabilitasi Tetirah Dzikir Yogyakarta. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik observasi non partisipan untuk memperoleh data penelitian, wawancara dengan informan yang kredibel mengenai pemberian informasi tentang kasus penelitian, dan dokumentasi. Sementara itu, proses penganalisaan data melibatkan aktivitas merangkum, menganalisis, dan mentransformasikan kumpulan data agar dapat dipahami oleh orang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pondok Pesantren Rehabilitasi Tetirah Dzikir Yogyakarta ini bukan hanya sekadar pusat rehabilitasi, tetapi juga sebuah entitas yang mendasarkan praktiknya pada nilai-nilai keislaman yang mempengaruhi proses penyembuhan secara keseluruhan. Komunikasi terapeutik menjadi elemen sentral dalam membentuk dan memperkuat hubungan emosional dan spiritual antara santri, pengurus, dan lingkungan pesantren. Penelitian ini mengungkapkan teknik pelaksanaan komunikasi terapeutik yang terdiri atas pra-perkenalan, perkenalan, rehabilitasi dan evaluasi serta lingkungan kolaboratif yang memungkinkan saling dukung-mendukung di antara santri. Penelitian juga mengidentifikasi beberapa hambatan pesantren dalam proses penyembuhan pecandu narkoba termasuk keterbatasan sumber daya manusia dan material, kurangnya pemahaman dari pihak keluarga santri pasien, dan tantangan dalam menciptakan koneksi emosional yang mendalam antara pesantren dan penyedia layanan terapeutik eksternal. Meskipun demikian, keberhasilan pesantren dalam mencapai penyembuhan total bagi santri pasien menjadi bukti nyata efektivitas praktik terapi komunikasi yang diterapkan.
A drug addict can be defined as one of those patients who need psychological, physical, and behavioral recovery. Then the presence of the training facility that serves as a rehabilitation facility is felt to be very meaningful because it helps BNN carry out its task, namely, the eradication of drug addicts. The culture of training that is characteristic of the disorder can trigger their healing.
This research discusses how therapeutic communication is applied by Tetira’s Dzikir Rehabilitation Yogyakarta. This research is qualitatively descriptive with a case study approach, which aims to know clearly how therapeutic communication is applied in the Rehabilitation Hostel of Tetirah Dzikir Yogyakarta. Researchers collected data using non-participant observation techniques to obtain research data, interviews with credible informants on providing information on research cases, and documentation. Meanwhile, the process of data analysis involves the activity of summarizing, analyzing, and transforming data sets to be understood by others. The results of the research showed that Tetira’s Dzikir Yogyakarta Rehabilitation Hostel is not only a rehabilitation center but also an entity that bases its practice on Islamic values that affect the whole healing process. Therapeutic communication becomes a central element in shaping and strengthening the emotional and spiritual bond between the center, the manager, and the receptionist environment. The research reveals therapeutic communication techniques consisting of pre-introduction, introduction, rehabilitation, and evaluation, as well as a collaborative environment that enables mutually supportive support between centers. The research also identified some of the trainees' barriers in the drug addiction healing process, including limited human and material resources, a lack of understanding from the patient's family, and the challenge of creating a deep emotional connection between a rehabilitation and an external therapeutic service provider. Nevertheless, the success of the rehabilitation in achieving total healing for the patient center is a real proof of the effectiveness of the communicative therapy practices applied.
Kata Kunci : Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik, Pecandu Narkoba, Pesantren Rehabilitasi. Keywords: Drug Addicts, Rehabilitation, Therapeutic Communications