Peran Kepemimpinan Akar Rumput dalam Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community-Based Tourism) di Desa Wisata Kakilangit Kabupaten Bantul
NUNUNG SIWI UTARI, Prof. Dr. Ahmad Maryudi; Dr. Pande Made Kutanegara, M.Si.
2024 | Tesis | S2 Mag.Studi Kebijakan
Pariwisata berbasis masyarakat muncul sebagai solusi
alternatif atas cerita pesimistis pengelolaan pariwisata yang kurang
menguntungkan bagi masyarakat lokal. Pendekatan tersebut selaras dengan potensi
desa wisata di Indonesia sebagai salah satu sektor industri yang mampu
memberikan multiplier effect bagi
stabilitas ekonomi negara. Berbagai kebijakan dan inovasi telah dilakukan oleh
pemerintah Indonesia dalam pengembangan desa wisata, namun model top-down ternyata tidak efektif dan
terkadang tidak memberikan keuntungan bagi masyarakat lokal maupun lingkungan
sekitar. Berdasarkan hal tersebut masyarakat mulai mengadopsi pendekatan
pariwisata berbasis masyarakat dalam pengembangan pariwisata di wilayahnya
sebagaimana yang dilakukan oleh Desa Wisata Kakilangit. Keberhasilan Kakilangit
bertransformasi menjadi desa wisata menarik untuk diteliti, khususnya terkait
dengan peranan kepemimpinan akar rumput dalam memimpin proses yang dilakukan.
Penelitian kualitatif ini menemukan beberapa hasil penting, bahwa pengelolaan
pariwisata berbasis masyarakat dipengaruhi peran pemimpin akar rumput sebagai
posisi strategis dalam mengkoorinasikan serta memberikan motivasi, membangun
visi bersama, membentuk jaringan, sistem kerja, dan mencari dukungan pendanaan.
Selain itu penelitian ini juga melihat bahwa keberhasilan pariwisata berbasis
masyarakat dapat dilihat dari peran pemimpin akar rumput dalam menjaring
patrisipasi masyarakat, membentuk kemitraan dan fasilitasi, melakukan
pemberdayaan masyarakat lokal, menjaga kelestarian lingkungan, serta memperoleh
dukungan stakeholder dalam proses
kepemimpinannya.
Community-based tourism has emerged as an alternative solution to the
pessimistic story of tourism management which is less profitable for local
communities. This approach is in line with the potential of tourist villages in
Indonesia as an industrial sector capable of providing a multiplier effect for
the country's economic stability. Various policies and innovations have been
implemented by the Indonesian government in developing tourist villages, but
the top-down model turns out to be ineffective and sometimes does not provide
benefits for local communities or the surrounding environment. Based on this,
the community is starting to adopt a community-based tourism approach in
developing tourism in their area as is done by the Kakilangit Tourism Village. The
success of Kakilangit in transforming into a tourist village is interesting to
research, especially in relation to the role of grassroots leadership in
leading the process. This qualitative research found several important results,
that community-based tourism management is influenced by the role of grassroots
leaders as strategic positions in providing motivation, building a shared
vision, forming networks, work systems, and seeking funding support. Apart from
that, this research also sees that the success of community-based tourism can
be seen from the role of grassroots leaders in attracting community
participation, forming partnerships and facilitation, empowering local
communities, preserving the environment, and obtaining stakeholder support in
the leadership process.
Kata Kunci : community-based tourism, tourism villages, grassroots leadership