HUBUNGAN SIKAP PEREMPUAN TERHADAP PEMUKULAN ISTRI DENGAN PENGGUNAAN LAYANAN KESEHATAN MATERNITAS DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2017)
Maulidia Damayanti, dr. Ifta Choiriyyah, MSPH., Ph.D ; dr. Amirah Ellyza Wahdi, MSPH
2024 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Latar belakang : Intimate Partner Violence (IPV) merupakan masalah kesehatan global yang mendesak yang dihadapi oleh perempuan di dunia. IPV tidak hanya berdampak pada kesakitan fisik, mental, seksual tetapi juga kesehatan ibu dan anak. Sikap pembenaran pemukulan terhadap istri menyebabkan perempuan menjadi tidak berdaya karena adanya perilaku pengendalian seperti pembatasan pergerakan pasangan yang dapat menjadi penghalang dalam mengakses layanan kesehatan
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap perempuan terhadap pemukulan istri dengan penggunaan layanan kesehatan maternitas.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Subjek penelitian adalah wanita usia 15-49 tahun yang pernah melahirkan dengan kelahiran dalam lima tahun sebelum survey. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis chi-square dan analisis regresi logistik dengan tingkat kepercayaan CI 95%.
Hasil: Sebesar 31% ibu membenarkan pemukulan terhadap istri dalam kondisi tertentu. Ibu yang tidak membenarkan pemukulan istri berpeluang 12% lebih tinggi untuk melakukan kunjungan ANC (aOR=1,12, 95%CI=1,03-1,21), 31% lebih tinggi untuk melakukan INC (aOR=1,31,95%CI=1,19-1,45), dan memiliki hubungan negative dalam melakukan PNC yaitu 21% lebih rendah (aOR=0,79, 94%CI=0,76-0,85).
Kesimpulan: Wanita usia subur yang memanfaatkan layanan kesehatan maternitas lebih tinggi ditemukan pada wanita yang tidak membenarkan pemukulan istri dibandingkan wanita yang membenarkan pemukulan istri.
Background: Intimate Partner Violence (IPV) is an urgent global health issue faced by women around the world. IPV not only impacts physical, mental, sexual pain but also the health of mothers and children. The justification for wife beating causes women to become helpless because of controlling behaviors such as restrictions on the movement of spouses which can be a barrier in accessing health services
Objective: This study aims to determine the relationship between women's attitudes towards wife beating and the use of maternity health services.
Method: This type of research is quantitative research with a cross sectional design using data from the 2017 Indonesian Health Demographic Survey (IDHS). The study subjects were women aged 15-49 years who had given birth in the five years before the survey. The data analysis used was descriptive analysis, chi-square analysis and logistic regression analysis
Results: 31% of mothers justify wife beating under certain circumstances. Mothers who did not justify wife beating were 12% more likely to have ANC visits (aOR=1.12, 95%CI=1.03-1.21), 31% higher to have INC (aOR=1.31.95%CI=1.19-1.45), and had a negative relationship to PNC which was 21% lower (aOR=0.79, 94%CI=0.76-0.85).
Conclusion: Women of childbearing age who utilize maternity health services are higher found in women who do not justify wife beating than women who justify wife beating.
Kata Kunci : kekerasan dalam rumah tangga, penerimaan terhadap pemukulan istri, antenatal care, intranatal care, postnatal care.