Rekayasa Pengembangan Potensi Lahan Untuk Budidaya Padi Dengan Menggunakan Citra Normalized Difference Vegetation Index (Ndvi) Sentinel-2 Di Wilayah Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur
Dehafiyyan Ramadhani, Prof. Dr. Ir. Sahid Susanto, M.S.
2024 | Tesis | S2 Mekanisasi/Teknik Pertanian
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan teknologi Citra Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) yang dihasilkan oleh satelit Sentinel-2 dalam rangka mengidentifikasi dan mengembangkan potensi lahan budidaya padi di wilayah Kabupaten Paser. NDVI adalah sebuah metrik yang umum digunakan dalam pemantauan pertanian dan lingkungan, yang mengukur kesehatan dan kepadatan vegetasi. Penggunaan teknologi ini memungkinkan analisis spasial yang mendalam terhadap kondisi pertumbuhan tanaman. Proses analisis Citra NDVI dari Sentinel-2 melibatkan perhitungan indeks berdasarkan perbedaan reflektansi cahaya inframerah dekat dan merah pada spektrum elektromagnetik. Area dengan nilai NDVI yang tinggi menandakan tingkat kehijauan yang baik dan pertumbuhan vegetasi yang sehat. Dengan demikian, penggunaan NDVI dapat membantu mengidentifikasi lokasi-lokasi yang memiliki potensi baik untuk budidaya padi. Hasil analisis Citra NDVI menunjukkan bahwa area dengan NDVI tinggi cenderung memiliki potensi yang baik untuk pertanian padi. Oleh karena itu, pemetaan menggunakan NDVI dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk menentukan lokasi-lokasi yang optimal untuk pengembangan lahan pertanian. Sebaliknya, area dengan NDVI rendah mungkin memerlukan perhatian khusus atau dianggap kurang sesuai untuk budidaya padi.Analisis dilakukan menggunakan sistem informasi geografis (SIG) dengan metode overlay sehingga diperoleh daerah potensial untuk dikembangkan sebagai daerah pertanian padi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan di Wilayah itu sendiri. Penelitian ini menggunakan 13 parameter untuk dianalisis yaitu curah hujan, kemiringan lahan, ketinggian lahan, tutupan lahan, nitrogen, fosfor, Kation total, C-organik, derajat keasaman, tekstur tanah, jenis tanah, porositas tanah, kadar lengas tanah. Hasil penelitian menunjukan menunjukan adanya perubahan tutupan lahan pada tahun 2019 - 2021, kelas vegetasi tinggi mengalami pengurangan 54,136 Km2, dan kelas vegetasi sedang mengalami kenaikan sebanyak 189,446 Km2. Terdapat 2 jenis tutupan lahan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian, yakni Alang-alang dan Semak belukar. Alang-alang dengan kelas N2 dengan luasan 12840,94 ha (13,08%), Alang-alang kelas N1 dengan luasan 938,40 ha (0,96%) dan Alang-alang kelas S3 dengan luasan 113,70 ha (0,12%). Semak belukar yang termasuk ke dalam S3 dengan luasan 3633,25 ha (3,70%) dan Semak belukar yang termasuk ke dalam S2 dengan luasan 80189,88 ha (81,66%). Total lahan yang potensial yang dapat digunakan pengembangan lahan pertanian tanaman pangan adalah seluas 255,41 Km2. Hasil studi menyediakan referensi untuk pengembangan lahan pertanian di Kabupaten Paser yang merupakan mitra strategis IKN.
This research aims to utilize Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) technology generated by the Sentinel-2 satellite to identify and develop the potential for rice cultivation in the Paser Regency area. NDVI is a commonly used metric in agricultural and environmental monitoring, measuring the health and density of vegetation. The use of this technology allows for in-depth spatial analysis of plant growth conditions. The process of analyzing NDVI images from Sentinel-2 involves calculating an index based on the difference in reflectance of near-infrared and red light in the electromagnetic spectrum. Areas with high NDVI values indicate good greenness and healthy vegetation growth. Thus, the use of NDVI can help identify locations with good potential for rice cultivation. The results of the NDVI image analysis show that areas with high NDVI tend to have good potential for rice farming. Therefore, mapping using NDVI can be a very useful tool for determining optimal locations for agricultural land development. Conversely, areas with low NDVI may require special attention or be considered less suitable for rice cultivation. The analysis was conducted using a Geographic Information System (GIS) with overlay methods to identify potential areas for the development of rice farming to meet the food needs of the region. This research used 13 parameters for analysis, including rainfall, slope, land elevation, land cover, nitrogen, phosphorus, total cations, organic carbon, acidity level, soil texture, soil type, soil porosity, and soil moisture content.The research results indicate changes in land cover from 2019 to 2021, with a reduction of 54,136 km2 in the high vegetation class and an increase of 189,446 km2 in the medium vegetation class. There are two types of land cover with potential for development into agricultural land, namely Imperata cylindrica (Alang-alang) and shrubland (Semak belukar) Alang-alang, with N2 class covering an area of 12,840.94 ha (13.08%), Alang-alang N1 class covering 938.40 ha (0.96%), and Alang-alang S3 class covering 113.70 ha (0.12%). Shrubland, including S3 class, covers an area of 3,633.25 ha (3.70%), and shrubland including S2 class covers an area of 80,189.88 ha (81.66%). The total potential land area for agricultural land development is 255.41 km2. The study provides a reference for the development of agricultural land in the Paser Regency, a strategic partner of the National Strategic Area (IKN).
Kata Kunci : Kabupataen Paser, NDVI, Overlay, Land Use