Laporkan Masalah

CONCORDANCE BETWEEN ULTRASONOGRAPHY OF BENIGN BREAST LESION AND PATHOLOGY RESULT IN YOGYAKARTA

Cakra Dhaffa Rayandra Setyatmojo, Dr. dr. Lina Choridah, Sp.Rad(K); dr. Naela Himayati Afifah, M.Sc, Sp.Rad

2024 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: Lesi payudara jinak, yang merupakan kondisi non-kanker, lebih sering terjadi 

dibandingkan lesi ganas dan umum terjadi pada wanita, terutama pada usia 15-44 tahun. 

Fibroadenoma sering terjadi pada usia 15-35 tahun, sedangkan penyakit fibrokistik banyak terjadi 

pada usia 40-44 tahun. Berbagai metode diagnostik, termasuk mamografi, USG, MRI, biopsi, tes 

keluarnya cairan dari puting susu, dan CT scan, dapat mendeteksi lesi ini. Ultrasonografi (USG) 

semakin banyak digunakan sebagai alat utama karena keterjangkauan dan aksesibilitas dalam 

deteksi. Sebagian besar lesi jinak tidak menimbulkan peningkatan risiko kanker payudara di masa 

depan, sehingga mengurangi kebutuhan akan operasi yang tidak perlu. Deteksi dini dalam waktu 

72 jam mengurangi kecemasan, dan pasien dengan risiko lebih tinggi menerima pengobatan 

segera. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan diagnosis dan penatalaksanaan lesi jinak 

payudara, yang pada akhirnya mengurangi morbiditas dan mortalitas.

Objektif: Untuk menguji kesesuaian antara hasil pemeriksaan USG dengan hasil patologi pada 

pasien lesi payudara jinak, dan untuk mengetahui karakteristik USG yang berperan dalam 

menentukan kesesuaian radiopatologi pada pasien lesi payudara.

Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi cross sectional, dengan 

menggunakan data yang dikumpulkan dari bagian radiologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Data 

lesi jinak payudara USG dan data patologi kemudian akan diolah di SPSS untuk dianalisis dan 

diperiksa. Kriteria inklusinya antara lain pasien lesi payudara jinak yang memiliki hasil USG, 

pasien lesi payudara jinak yang memiliki hasil tes patologi, dan data pasien dapat diakses. Kriteria 

eksklusi meliputi pasien yang tidak menderita lesi jinak payudara, dan pasien lesi payudara jinak 

yang hasil patologinya tidak tersedia.

Hasil: Terdapat kesesuaian antara ultrasonografi dan patologi lesi jinak payudara. Pada studi 

cross-sectional terhadap 70 wanita dengan hasil USG dan patologi tahun 2020-2021, ditemukan 

tingkat kesesuaian sebesar 75,7?n tingkat ketidaksesuaian sebesar 24,2%.

Kesimpulan: Penelitian ini memberikan bukti bahwa terdapat kesesuaian radiopatologis. 

Meskipun demikian, sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan radiologi lain (mammografi 

dan MRI) bersamaan dengan USG untuk memberikan peluang lebih besar dalam skrining lesi jinak 

payudara.

Kata Kunci: 

Lesi Jinak Payudara, Ultrasonografi (USG), Patologi

Background: Benign breast lesions, non-cancerous conditions, are more common than 

malignant ones and prevalent in females, especially between ages 15-44. Fibroadenoma is 

common in ages 15-35, while fibrocystic diseases prevail in those aged 40-44. Various 

diagnostic methods, including mammography, ultrasound, MRI, biopsy, nipple discharge tests, 

and CT scans, can detect these lesions. Ultrasonography (USG) is increasingly used as the 

primary tool for affordability and accessibility in detection. Most benign lesions pose no 

increased risk of future breast cancer, reducing the need for unnecessary surgeries. Early 

detection within 72 hours alleviates anxiety, and patients with higher risk receive prompt 

treatment. This research aims to enhance the diagnosis and management of benign breast lesions, 

ultimately reducing morbidity and mortality.

Objectives: To test the concordance between the results of ultrasound examination and the 

results of pathology in benign breast lesion patients, and to determine the characteristics of 

ultrasound that play a role in determining the suitability of radiopathology in breast lesion 

patients

Methods: This study is done by using a cross sectional study method, using the data gathered 

from the radiology department in RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. The USG benign breast lesion 

data and pathology data then will be processed in SPSS where it will be analyzed and checked. 

The inclusion criteria include benign breast lesion patients who have USG results, benign breast 

lesion patients who have pathology test results, and the patient data can be accessed. The 

exclusion criteria include patients that do not suffer from benign breast lesions, and benign breast 

lesion patients whose pathology results are unavailable.

Result: There is a concordance between ultrasonography and pathology of benign breast lesions. 

In this cross-sectional study of 70 women with ultrasonography and pathology results in 2020-

2021, it is found that there is a 75,7% concordance rate and 24,2% discordance rate.

Conclusion: This study provides evidence that there is a radio-pathological concordance. 

Nevertheless, it is highly recommended to do other radiologic examinations (mammography and 

MRI) alongside USG to provide a greater chance of screening benign breast lesions.

Keywords:

Benign Breast Lesion, Ultrasonography (USG), Pathology

Kata Kunci : Lesi Jinak Payudara, Ultrasonografi (USG), Patologi

  1. S1-2024-454494-abstract.pdf  
  2. S1-2024-454494-bibliography.pdf  
  3. S1-2024-454494-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2024-454494-title.pdf