Studi Eksperimental Penambahan Larutan Sukrosa 30% terhadap Berat Badan Mencit Model Gangguan Irama Sirkadian
SAYYIDAH RIFQI AMALIYAH, dr. R. Jajar Setiawan, M.Sc., Ph.D; Prof. Dr. dr. Dicky Moch Rizal, M.Kes., Sp.And (K)., AIFM
2023 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER
Latar
Belakang :
Obesitas merupakan masalah kesehatan utama yang menjadi tantangan bagi
masyarakat karena dapat menyebabkan gangguan metabolik dalam tubuh, seperti
diabetes, hipertensi, penyakit jantung koroner, dan stroke. Salah satu faktor
risiko yang menyebabkan obesitas adalah konsumsi makanan dengan jumlah energi
berlebih tanpa diimbangi dengan pengeluaran energi. Konsumsi makanan berlebih
akibat peningkatan nafsu makan dapat dipengaruhi oleh pola tidur yang berkaitan
dengan irama sirkadian. Irama sirkadian merupakan pola alamiah tubuh manusia
yang berulang setiap 24 jam dan mempengaruhi banyak proses dalam tubuh, seperti
pola tidur, bangun, produksi hormon, serta kinerja fisik. Ketidakseimbangan
antara irama sirkadian dengan perubahan pola perilaku makan dapat menyebabkan
ketidaksesuaian ritme pusat dengan ritme perifer irama sirkadian, sehingga
dapat mengakibatkan disfungsi berbagai proses fisiologi tubuh, seperti gangguan
homeostasis glukosa dan metabolisme lemak yang keduanya berkaitan dengan
peningkatan berat badan. Kebiasaan konsumsi sukrosa dalam jumlah banyak
disertai gangguan pola tidur juga menambah risiko peningkatan berat badan.
Tujuan
:
Untuk mengetahui pengaruh gangguan irama sirkadian dan konsumsi larutan sukrosa
30% terhadap perubahan berat badan hewan model mencit Mus musculus.
Metode
:
Studi eksperimental dilakukan selama 14 hari dengan subjek 20 ekor mencit Mus
musculus. Mencit dibagi empat kelompok perlakuan NLD-Aquades, ILD-Aquades,
NLD-Sucrose, dan ILD-Sucrose. Sukrosa diberikan dalam bentuk larutan sukrosa
30% sebagai asupan tambahan, gangguan irama sirkadian diberikan dengan membalik
pola pencahayaan hewan mencit. Perubahan berat badan diukur di awal dan di
akhir penelitian. Analisis data menggunakan One-Way ANOVA dan Repeated Measured
ANOVA dengan uji normalitas Shapiro-Wilk Test.
Hasil
:
Tidak terdapat perbedaan rata-rata berat badan mencit antar kelompok pada H0 (P
> 0,05), tetapi pada H14 terdapat perbedaan rata-rata berat badan mencit
antar kelompok secara signifikan (P < 0> 0,05).
Kesimpulan
:
Pengaruh konsumsi larutan sukrosa 30?n gangguan irama sirkadian terhadap
berat badan dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
menunjukkan adanya peningkatan berat badan signifikan. Penurunan berat badan
dalam penelitian ini kemungkinan juga dipengaruhi oleh perubahan komposisi
makanan, pola aktivitas dan pola makan.
Kata
kunci :
Irama sirkadian, metabolisme sukrosa, metabolisme lemak, peningkatan berat
badan, obesitas.
Background
:
Obesity is a major health problem that is challenging for society because it
can cause metabolic disorders in the body, such as diabetes, hypertension,
coronary heart disease, and stroke. One of the risks that can cause obesity is
consuming food with excessive amounts of energy without physical activity.
Excessive food consumption due to increased appetite can be influenced by sleep
patterns which are related to circadian rhythm. Circadian rhythm is a natural
pattern of the human body that repeats itself every 24 hours and influences
many processes in the body, such as sleep patterns, wakefulness, hormone
production, and physical performance. An imbalance between circadian rhythms
and changes in eating behavior patterns can cause a mismatch between the central
system and the peripheral rhythm of the circadian rhythm, which can result in
dysfunction of various physiological processes in the body, such as disruption
of glucose homeostasis and fat metabolism, both of which are associated with
increased body weight. The habit of consuming large amounts of sucrose with
disturbed sleep patterns also has a risk of increasing body weight.
Objective
:
To determine the effect of circadian rhythm disruption and consumption of 30%
sucrose solution on changes in body weight in Mus musculus mice models.
Methods
:
The experimental study was carried out for 14 days with 20 Mus musculus mice as
subjects. Mice were divided into four groups NLD-Aquades, ILD-Aquades,
NLD-Sucrose, and ILD-Sucrose. Sucrose was given in the form of a 30% sucrose
solution as additional intake, circadian rhythm disruption was provided by
reversing the lighting pattern of the mice. Changes in body weight were
measured at the beginning and at the end of the study. Data analysis used
One-Way ANOVA and Repeated Measured ANOVAwith the Shapiro-Wilk Test for
normality.
Results
:
There was no difference in the average body weight of mice between groups at H0
(P > 0,05), but at H14 there was a significant difference in the average
body weight of mice between groups (P < 0> 0,05).
Conclusion
:
The effect of consumption of 30% sucrose solution and circadian rhythm
disruption on body weight in this study is different from previous studies
which showed a significant increase in body weight. Weight loss in this study
may also have been influenced by changes in food composition, activity
patterns, and eating patterns.
Keywords
:
Circadian rhythm, sucrose metabolism, fat metabolism, weight gain, obesity.
Kata Kunci : Irama sirkadian, metabolisme sukrosa, metabolisme lemak, peningkatan berat badan, obesitas