The Prevalence of Chronic Rhinosinusitis with Nasal Polyps at RSUP Dr. Sardjito

QUEEN CHOIRUNISA TANSA TRESNA, Dr. dr. Luh Putu Lusy Indrawati, M.Kes., Sp.THT-KL (K Rhino); Dr.dr.Osman Sianipar, M.Sc., Sp.PK(K)

2024 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang: Polip hidung (NP) merupakan lesi non-ganas yang timbul pada mukosa sinus hidung (seringkali pada saluran keluar satu atau lebih sinus) atau mukosa rongga hidung. Polip hidung terjadi pada 1%–4% populasi umum dan puncaknya terjadi antara usia 40 dan 60 tahun. Polip hidung diketahui berhubungan dengan alergi, asma, infeksi, fibrosis kistik, dan sensitivitas terhadap aspirin, namun etiologinya masih belum diketahui. Polip hidung diklasifikasikan menjadi tiga kelompok: lokal, difus, dan sistemik. Polip hidung difus sering terlihat pada pasien dengan rinosinusitis kronis. Rinosinusitis kronis (CRS) adalah kelainan inflamasi pada sinus paranasal yang sering menimbulkan gejala sinonasal kronis. 

Tujuan: Mengevaluasi prevalensi CRSwNP di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta mulai 1 Januari 2018 hingga 31 Desember 2022.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional di poliklinik THT RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini akan mengumpulkan data melalui total sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari rekam medis pasien yang terdiagnosis rinosinusitis kronis pada periode 1 Januari 2018 hingga 31 Desember 2022. Rekam medis diperoleh dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS dan Microsoft Excel dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

Hasil: Sampel penelitian ini adalah 246 pasien CRS. Di antara 246 sampel, 44 (17.88%; 95%CI: 13.86%-21.9%) mengembangkan CRSwNP. Jumlah tertinggi atau CRSwNP terdapat pada tahun 2019 dan 2021 (26.20%) dengan terendah pada tahun 2020 (11.90%). Laki-laki lebih dominan dibandingkan perempuan, yaitu sebesar 61.90% kasus. CRSwNP banyak ditemukan pada usia dewasa (38.63%). Pasien terbanyak berdomisili di Provinsi Yogyakarta (65.90%) dan seluruh pasien yang berdomisili di Yogyakarta sebagian besar berasal dari Kota Yogyakarta (39.20%). Hidung tersumbat merupakan gejala paling umum pada CRSwNP yaitu sebesar 77.27%. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan perkembangan polip hidung (P<0>

Kesimpulan: Prevalensi CRSwNP di RSUP Dr. Sardjito pada tahun 2018 hingga 2022 sebesar 17.88%. Penelitian ini menerima hipotesis nol yang menyatakan bahwa prevalensi polip hidung pada pasien rinosinusitis kronis adalah sebesar 20.00%.

Nasal polyps (NP) are non-malignant lesions that arise from the mucosa of the nasal sinuses (often at the outflow tract of one or more sinuses) or the mucosa of the nasal cavity. Nasal polyps affect 1%–4% of the general population and peak between the ages of 40 and 60. Nasal polyps are known to be associated with allergies, asthma, infections, cystic fibrosis, and aspirin sensitivity, but their etiology remains unknown. Nasal polyps are classified into three groups: localized, diffuse, and systemic. Diffuse nasal polyps are often seen in patients with chronic rhinosinusitis. Chronic rhinosinusitis (CRS) is an inflammatory disorder of the paranasal sinuses that frequently results in chronic sinonasal symptoms. 

Objective: To evaluate the prevalence of CRSwNP at RSUP DR. Sardjito Yogyakarta from January 1st 2018 to December 31st 2022.

Method: This study is as a observational study at the ENT polyclinic of RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. This study will collect data through total sampling. The data used in this study came from the medical records of patients who were diagnosed with chronic rhinosinusitis from January 1st 2018 to December 31st 2022. Medical records will be obtained from RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. The data obtained will then be analyzed using SPSS and Microsoft Excel and presented in the form of tables and graphs.

Results: The sample of this study is 246 patients with CRS. Among 246 sample, 44 (17.88%; 95%CI: 13.86%-21.9%) developed CRSwNP. The highest number or CRSwNP were found in 2019 and 2021 (26.20%) with the lowest in 2020 (11.90%). Male is predominant than female accounting for 61.90% of the case. CRSwNP is often found in aged adult (38.63%). Most of patients live in the province of Yogyakarta (65.90%) and among all patients who live in Yogyakarta, most of them come from the city of Yogyakarta (39.20%). Nasal congestion is the most common symptom in CRSwNP accounting for 77.27%. This study shows that there is a significant correlation between age and development of nasal polyp (P<0>

Conclusion: The prevalence of CRSwNP in RSUP Dr. Sardjito from 2018 to 2022 is 17.88%. This study accepts the null hypothesis that the prevalence of nasal polyps in chronic rhinosinusitis patients is 20.00%.

Kata Kunci : Rinosinusitis Kronis, Polip Hidung, Prevalensi, Studi Observasional, Sinus Paranasal