Karbon Aktif Kulit Buah Aren (Arenga Pinnata Merr) Sebagai Adsorben Untuk Menyerap Logam Cu
Fitria Milanda, Prof. Ir. Suryo Purwono, MA.Sc., Ph.D., IPU.,ASEAN.Eng.,ACPE. ; Ir. Rochim Bakti Cahyono, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM.
2024 | Tesis | S2 Teknik Kimia
Potensi alam yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan karbon aktif
antara lain adalah kulit buah Aren (Arenga Pinnata Merr).
Selain digunakan sebagai pakan ternak juga dapat digunakan sebagai
karbon aktif dengan aktivator HNO3.
Aktivator ini digunakan untuk mengadsorpsi logam tembaga
pada air limbah industri dengan menggunakan beberapa metode penelitian antara
lain dehidrasi, karbonisasi dan aktivasi. Kemudian
pengujian akhir dilakukan dengan analisis spektrofotometer Uv-Vis
dan analisis BET. Variabel yang digunakan berbeda-beda,
diantaranya variabel tetap yaitu suhu aktivasi 300ºC dengan waktu 1 jam,
variabel bebas yaitu aktivator HNO3 dengan
konsentrasi 30%, 50%, 70% ukuran partikel 10,40,80,100 dan 120 mesh. Untuk
metode karbonisasi alat yang digunakan adalah pirolisis,
dengan hasil akhirnya adalah arang atau disebut juga char.
Model persamaan pada penelitian ini menggunakan model persamaan
Langmuir dan peramaan Freundlich.
Hasil penelitian kadar abu terendah yang dihasilkan
pada konsentrasi 30% sebesar 0,8680% di dalam ukuran partikel 40 Mesh, untuk kadar
air terendah pada konsentrasi 30% sebesar 5,189%, pada ukuran partikel 40 Mesh. Analisis
Spektrofotometer Uv-Vis Cu terhadap Karbon aktif
yang diperoleh nilai absorbansinya lebih
besar dari kurva standar, oleh karena itu pada analisis ini dilakukan extrapolasi.
Hasil analisis BET pada tiga konsentrasi
yaitu konsentrasi 30%, 50?n 70 % menunjukan bahwa logam
Cu dapat terjerap ke dalam karbon aktif limbah kulit aren sebesar 9,71 %, 65,38
?n 52,36 %. Data ini menunjukkan bahwa proses
aktivasi, khususnya pada konsentrasi 50%, menghasilkan
konsentrasi Cu tertinggi pada karbon aktif. Analisis BET
juga menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi Cu meningkat signifikan pada
konsentrasi aktivator 50%, menunjukkan peningkatan
yang cukup besar dibandingkan dengan konsentrasi lainnya. Surface area
yang diperoleh dari analisis BET
pada tiga variasi aktivator menunjukan penurunan disebabkan oleh terjerapnya
logam Cu ke dalam karbon aktif kulit buah aren. Karbon aktif yang berasal dari
kulit buah aren telah terbukti memberikan peningkatan
signifikan dalam kapasitas adsorpsi terhadap logam
tembaga (Cu) dari larutan. Hal ini menciptakan alternatif yang efisien dan
berkelanjutan dibandingkan dengan karbon aktif konvensional.
The natural potency
which can be used to make the active carbon one of which is Aren fruit husk (Arenga Pinnata Merr). It is not only for cattle feed but also as active carbon
with activator HNO3. That activating substance is used to absorb Cu
metal in industrial wastewater by using some research methods such as dehydration,
carbonization, and activation. Then the last test was by using spectrophotometer
UV-vis analysis and BET analysis. The variables used were varied such as fixed
variables namely activation 3000C with time 1 hour, and independent
variables namely HNO3 activating substance with concentrations 30%,
50%, 70%, and particle sizes of 10,40,80,100, and 120 mesh. For the carbonization method, the tool used was
pyrolysis with the final result namely charcoal aor also called char. Model
equations used in this research are the Langmuir and Freundlich isotherm
equations. The result of the lowest ash content was produced in the
concentration of 30% amounted to 0.8680% in particle size of 40 mesh, for the
lowest water level namely in concentration of 30% amounted to 5.189% in
particle size of 40 mesh. The UV-Vis spectrophotometer analysis of copper (Cu)
on activated carbon The obtained absorbance values are greater than those of
the standard curve; therefore, extrapolation is performed in this analysis. Additionally, BET analysis at three
concentrations, namely 30%, 50%, and 70%, demonstrated that Cu metal could be
adsorbed onto the activated carbon derived from waste areca nut husks at levels
of 9.71%, 65.38%, and 5.36%, respectively. This data suggests that the
activation process, particularly at 50%, resulted in the highest Cu
concentration on the activated carbon. The BET analysis further indicates that
the adsorption capacity for Cu increased significantly at 50?tivator
concentration, showing a substantial improvement compared to the other
concentrations. The surface area
obtained from the BET analysis in three variations of activators indicates a
decrease due to the entrapment of copper metal into the activated carbon
derived from palm fruit husks. The activated carbon originating from palm fruit
husks has been proven to provide a significant enhancement in the adsorption
capacity for copper (Cu) from solutions. This creates an efficient and
sustainable alternative compared to conventional activated carbon.
Kata Kunci : Karbon Aktif, Kulit Buah Aren, Pirolisis, Aktivasi HNO3