Konstruksi dan Aksentuasi Identitas Sosial Etnis Toraja pada Upacara Rambu Solo'
Aprilia Dwi Ismail Tandi, Prof. Dr. Faturochman, M.A
2024 | Tesis | S2 Psikologi
Upacara rambu solo’ merupakan upacara pemakaman dan dilakukan sebagai tanda penghormatan terakhir pada seseorang yang telah meninggal. Upacara rambu solo’ dalam budaya Toraja dianut oleh seluruh masyarakat Toraja dan menjadikannya tradisi sehingga menjadi bagian dari identitas sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memahami cara-cara masyarakat etnis Toraja mengonstruksikan identitas sosial melalui upacara rambu solo’ dan menjadikannya upaya aksentuasi identitas sosialnya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara mendalam dan semi-terstruktur, observasi, dan studi dokumentasi. Partisipan yang terlibat sebanyak tujuh orang sebagai partisipan utama pelaku upacara dan dua orang informan utama tokoh adat. Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis tematik (thematic analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat rangkaian proses yang dapat memfasilitasi terbentuknya konstruksi dan aksentuasi identitas. Rangkaian dari proses tersebut menggambarkan sembilan tema untuk menjelaskan proses konstruksi dan aksentuasi identitas yang meliputi makna sosial, penguat identitas, pengembang identitas, perawat identitas, dukungan, makna personal, spirit dan internalisasi, perekat kelompok dan emosi. Anggota kelompok etnis Toraja mengonstruksikan upacara rambu solo’ sebagai identitas melalui identifikasi diri sebagai bagian dari keanggotaan kelompok yang wajib melakukan upacara. Penguatan identitas pada partisipan termanifestasi pada tindakan sosial yang ditunjukkan sebagai wujud dari kepemilikan upacara dan menjadi upaya aksentuasi identitas. Terdapat keselarasan pandangan dan penerapan nilai kelompok untuk mengembangkan identitas bersama demi mencapai kohesi dalam kelompok. Upacara sebagai identitas dirawat dengan cara terlibat aktif dalam upacara dan mengajarkan nilai-nilai kepada generasi selanjutnya. Upacara melibatkan berbagai pihak yang saling berintegrasi mendukung pelaksanaan upacara dan merawat identitas. Partisipan memaknai upacara sebagai panggilan hati dan seni hidup. Nilai-nilai kelompok yang diinternalisasikan partisipan merupakan spirit untuk memaksimalkan pelaksanaan upacara. Selain itu, terdapat keyakinan bahwa upacara merupakan perekat kemanapun masyarakat Toraja pergi dan terdapat emosi positif dari upacara sebagai identitas yang memiliki makna penting.
The Rambu Solo' is a funeral ceremony that is dedicated as a sign of final respect for someone who died. The Rambu Solo' ceremony is embraced by the entire Toraja community and become a tradition in Toraja culture which make it becomes part of social identity. The purpose of this research is to understand the ways of the Toraja people in constructing social identity through the Rambu Solo' ceremony and making it an effort to accentuate their social identity. This is a qualitative research with a case study approach. Data was collected using in-depth and semi-structured interviews, observation and documentation studies. The main participants involved in this study are seven from hosts of ceremony and two traditional authority figures. The data that has been obtained is analyzed using thematic analysis. The results of this research indicate that there is a series of processes that can facilitate the formation of identity construction and accentuation. The series of processes describes nine themes to explain the process of identity construction and accentuation which include social meaning, identity strengthening, identity development, maintaining identity, support, personal meaning, spirit and internalization, group bonding and emotions. Members of the Toraja ethnic group construct the Rambu Solo' ceremony as an identity through self-identification as part of the group membership that is obliged to carry out the ceremony. Strengthening the identity of the participants is manifested in social actions shown as a form of ownership of the ceremony which is an effort to accentuate identity. There is alignment of views and application of group values to develop a shared identity in order to achieve cohesion within the group. Ceremonies as an identity are maintained by being actively involved in ceremonies and teaching values to the next generation. The ceremony involves various parties who integrate with each other to support the implementation of the ceremony and maintain identity. Participants interpret the ceremony as a calling and an art of living. The group values that participants internalize are the spirit to maximize the implementation of the ceremony. Apart from that, there is a belief that ceremonies are the glue wherever Toraja people go and there are positive emotions from ceremonies as an identity that has important meaning.
Kata Kunci : konstruksi identitas sosial, aksentuasi identitas, upacara rambu solo’, studi kasus