Laporkan Masalah

PERAN SATUAN TUGAS PENGAMANAN PERBATASAN RI-PNG YONIF 126/KC DALAM MENJAGA KETAHANAN WILAYAH PERBATASAN (Studi Di Wilayah Keerom Sektor Utara Papua)

Wahidin Sobar, Prof. Dr. Sri Rum Giyarsih, S.Si, M.Si., Prof. Dr. Armaidy Armawi, M.Si.

2024 | Tesis | S2 Ketahanan Nasional

Kawasan perbatasan menjadi wilayah yang rawan, baik dalam konteks internal (nasional) maupun eksternal (internasional) termasuk perbatasan antara Republik Indonesia dengan Papua New Guinea di Papua. Dari perspektif keamanan, aksi kelompok separatis bersenjata di Papua menunjukkan bahwa Papua saat ini masih tidak aman. Keberadaan Satuan Tugas Pengaman TNI di perbatasan RI-PNG tidaklah singkat. Sudah enam puluh tahun TNI dari seluruh provinsi di Indonesia dikirim secara bergantian untuk menjaga perbatasan RI-PNG sehingga peran TNI di perbatasan perlu diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peran TNI khususnya Satgas Yonif 126/KC yang saat ini sedang bertugas dalam menjaga ketahanan wilayah di perbatasan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kendala dan dampak Satgas Pamtas RI-PNG terhadap ketahanan wilayah perbatasan.

 

Tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, kepustakaan online dan studi dokumen. Proses analisis data dimulai dengan pengumpulan data kemudian kondensasi data, penyajian data dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan.

 

Hasil dari tesis ini adalah bahwa peran TNI masih diperlukan dalam menjaga ketahanan wilayah perbatasan RI-PNG di Kabupaten Keerom sektor utara Papua. Yonif 126/KC sebagai satuan yang dikerahkan dalam rangka melakukan pengamanan perbatasan sektor darat RI-PNG di Papua telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan direktif yang dikeluarkan oleh Panglima TNI. Kehadiran Satgas di tengah masyarakat telah menciptakan stabilitas keamanan di wilayah kabupaten Keerom dan telah banyak membantu masyarakat sekitar. Bersama instansi terkait, Satgas Yonif 126/KC telah melaksanakan koordinasi dalam pemberdayaan masyarakat di perbatasan, menlaksanakan program pemerintah seperti Vaksinasi Covid-19 dan pembangunan fasilitas umum di kampung-kampung. Namun dalam pelaksanaan tugasnya, Satgas Yonif 126/KC mengalami kendala seperti komposisi personel sudah tidak ideal lagi ketika adanya perubahan pola operasi khususnya personel yang memiliki spesialiasi jabatan tertentu menjadi tidak terpenuhi. Kendala lainnya adalah dukungan pemerintah daerah seperti pembangunan sarana prasarana jalan, jembatan serta sarana komunikasi belum berjalan dengan baik sehingga menghambat pelaksanaan tugas Satgas. Kehadiran Satgas Yonif 126/KC berdampak pada stabilitas keamanan wilayah, dimana ancaman keamanan yang bersifat fisik oleh kelompok separatis teroris Papua selama Satgas Yonif 126/KC melaksanakan tugas operasi di perbatasan RI-PNG nyaris tidak ada.


The state border area is a vulnerable area, both in the internal (national) and external (international) contexts, including the border between the Republic of Indonesia and Papua New Guinea in Papua. In terms of security perspective, the Papua border is still not safe. The actions of armed separatist groups in Papua continue to show their existence by carrying out armed violence against the Papuan people and security forces. One of the Indonesian government's efforts to maintain security at the Papuan border is by forming and deploying Indonesian armed forces (TNI) as border Security Task Forces on the Indonesia-PNG border. The existence of the RI-PNG Border Security Task Forces in Papua is not short. It has been sixty years that TNIs from all provinces in Indonesia have been sent alternately to guard the borders. Therefore, it is necessary to conduct research on the role of the TNI task force. The purpose of this thesis is to know the role of the TNI especially the 126/KC infantry Battalion which is currently carrying out security service in the northern sector of Papua. In addition, this thesis also aims to determine the constraints and impacts of the RI-PNG Border Security Task Force on the regional resilience of the state border between RI and PNG. This thesis uses a qualitative research method with an analytical descriptive design. Data collection techniques include interviews, observation, and document study. The process of data analysis followed by data collection and then data condensation, data presentation, and data withdrawal or drawing conclusions. The result of this thesis is that the presence of the Indonesian Armed Forces as a Border Security Task Force at the Papuan border is still urgently needed to safeguard the Indonesia-Papua New Guinea border area and maintain the security stability of the border region.



Kata Kunci : Kata Kunci : Pengamanan Perbatasan, Ketahanan Wilayah, Satgas Pengamanan Perbatasan/Keywords : Border Security, Territory Resilience, border Security Task Forces

  1. S2-2024-453367-abstract.pdf  
  2. S2-2024-453367-bibliography.pdf  
  3. S2-2024-453367-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2024-453367-title.pdf