Pemaknaan Filosofi Anakkon Hi Do Hamoraon Di Au pada Orang Tua Suku Batak Toba dengan Anak yang Putus Kuliah
Romaito Tambunan, Dr. Budi Andayani, M.A., Psikolog
2024 | Tesis | S2 Psikologi
Terdapat sebuah filosofi dalam masyarakat suku Batak Toba yang disebut dengan filosofi anakkon hi do hamoraon di au. Pada dasarnya pemaknaan filosofi ini mengarah pada pentingnya pendidikan bagi masyarakat Batak Toba sehingga memotivasi orang tua untuk bekerja keras, berjuang dan siap berkorban agar dapat menyekolahkan anak hingga ke jenjang pendidikan tinggi. Terkait dengan filosofi ini, masyarakat suku Batak memiliki prinsip bahwa pendidikan adalah satu-satunya jalan menuju ‘kemuliaan hidup’ dan jalan mengubah nasib keluarga menjadi lebih baik di masa depan. Oleh sebab itu, kegagalan anak dalam pendidikan dapat menimbulkan kekecewaan pada orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemaknaan filosofi anakkon hi do hamoraon di au pada orang tua apabila anak mengalami putus kuliah. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Tiga orang tua berlatar belakang suku Batak Toba yang sebelumnya pernah mengalami kejadian anak putus kuliah berpartisipasi dalam penelitian ini melalui snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan analisis deskriptif fenomenologis, serta melalui studi dokumentasi. Melalui penelitian ini terdapat enam tema utama yang dapat menjelaskan dinamika pemaknaan filosofi yaitu personal value, reaksi psikologi, problem solving, refleksi diri, acceptance, dan personal value change. Hasil studi menunjukkan bahwa pemaknaan filosofi sebelum peristiwa anak putus kuliah dapat diklasifikasi menjadi tiga esensi, yaitu (1) filosofi sebagai bentuk perjuangan dan pengorbanan dalam menyekolahkan anak hingga pendidikan tinggi; (2) filosofi sebagai warisan turun-temurun; (3) filosofi lebih diutamakan untuk anak laki-laki: hierarki prioritas pendidikan. Pasca orang tua mengalami kejadian anak laki-laki putus kuliah, salah satu dari tiga esensi pemaknaan filosofi anakkon hi do hamoraon di au mengalami perubahan, yaitu berkaitan dengan hierarki prioritas. Pada akhirnya, pemaknaan filosofi anakkon hi do hamoraon di au tidak lagi hanya diutamakan kepada anak laki-laki. Anak laki-laki dan perempuan dinilai memiliki hak setara memperoleh dukungan yang baik dalam proses menempuh pendidikan tanpa dibedakan satu dengan yang lain.
There is a philosophy in the society of Batak Toba known as anakkon hi do hamoraon di au. Fundamentally, the meaning of the philosophy refers to the importance of education for the Batak Toba society, therefore, it motivates parents to work hard, struggle, and be ready to make sacrifices in order to send their children to higher education. Related to the philosophy, the Batak Toba society believed as a principal that education is the one and only way to the 'glory of life' and a way to change family conditions to be better in the future. Therefore, children's failure in education can cause disappointment in parents. The purpose of this research is to explore the meaning of the anakkon hi do hamoraon di au philosophy, in the case of a child dropping out of college. This is a qualitative study with a phenomenological approach. Three parents from Batak Toba society who had experienced children dropping out of college participated in this research through snowball sampling. Data are collected through in-depth interviews and analyzed using descriptive phenomenological analysis, as well as documentation studies. Through this research, there are six main themes that can explain the dynamics of meaning of philosophy, namely personal values, psychological reactions, problem solving, self-reflection, acceptance, and personal values. The results show that the meaning of the philosophy before the incident of children dropping out of college can be classified into three essences (1) philosophy as a form of struggle and sacrifice in sending children to higher education; (2) philosophy as a hereditary inheritance; (3) philosophy is preferred for boys: hierarchy of educational priorities. After the parents experienced the incident of a boy dropping out of college, one of the essences had changed in terms of the hierarchy of priorities. Importance highlighted is the meaning of the anakkon hi do hamoraon di au philosophy is no longer only prioritized for boys. Boys and girls are considered to have equal rights to receive good support in the process of pursuing education without being differentiated from one another.
Kata Kunci : Pemaknaan filosofi, filosofi anakkon hi do hamoraon di au, nilai-nilai personal, fenomenologi