Arahan kebijakan pengelolaan hutan mangrove :: Kasus Pantai Utara Kecamatan Aesesa, Kabupaten Ngada, Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur

KORA, Emanuel, Dr. Hartono, DESS

2004 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan Magister Pengelolaan Lingkungan

Tesis ini menyajikan aspek partisipasi masyarakat dalam usaha pengelolaan hutan mangrove di Aeramo salah satu desa pesisir Utara Pulau Flores, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Ngada, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian untuk mengetahui persepsi dan partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan, pencegahan kerusakan hutan mangrove, untuk mencari alternatif arahan pengelolaan hutan mangrove dari aspek sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya. Pengumpulan data menggunakan metode survei, dengan melakukan wawancara terhadap sample responden sebanyak 84 kepala keluarga (KK), atau 15 persen dari seluruh jumlah populasi sebanyak 561 KK. Penentuan sample responden menggunakan teknik systematic simple random sampling. Data primer dianalisis menggunakan analisis tabulasi frekuensi, tabulasi silang, dan uji kai kuadrat yang diikuti uji koefisien kontingensi untuk mengetahui pengaruh-pengaruh pengetahuan, dan persepsi masyarakat terhadap partisipasi mereka dalam pengelolaan hutan mangrove. Dari hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa sebagian besar penduduk (48,8%) memiliki tingkat pengetahuan cukup tinggi (sedang) tentang manfaat, adanya kerusakan akibat pemanfaatan, serta perlunya pencegahan kerusakan hutan mangrove. Arti pentingnya hutan mangrove, baik manfaat, adanya kerusakan akibat pemanfaatan, dan perlunya pencegahan kerusakan; secara umum belum dipersepsikan secara positip oleh penduduk setempat. Sebagian besar penduduk (53,6%) memiliki persepsi pada kategori rendah. Hal ini lebih kuat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan tentang hutan mangrove (χ = 12,71 pada signifikansi 0,013) dari pada akibat perbedaan status sosial ekonomi (χ = 1,34 pada signifikansi 0,51). Meskipun demikian partisipasi mereka dalam aktifitas pemanfaatan, dan pencegahan kerusakan hutan mangrove; sebagian besar termasuk kategori sedang. Variasi tingkat partisipasi penduduk dalam pengelolaan hutan mangrove, sangat dipengaruhi oleh status sosial ekonomi (χ = 7,77 pada signifikansi 0,014), pengetahuan tentang hutan mangrove (χ = 17,94 pada signifikansi 0,019), dan tingkat persepsi terhadap hutan mangrove (χ = 14,57 pada signifikansi 0,007). Artinya, bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi, tingkat pengetahuan tentang hutan mangrove, dan tingkat persepsi terhadap hutan mangrove; maka semakin tinggi tingkat partisipasi mereka dalam usaha pelestarian hutan mangrove. Respon masyarakat terhadap kebijakan pemerintah daerah untuk pengelolalaan hutan mangrove masih rendah. Hal itu disebabkan oleh belum adanya usaha pengelolaan hutan mangrove secara jelas. Berdasar temuan tersebut maka pemerintah daerah seyogyanya mempertimbangkan aspek-aspek sosial ekonomi masyarakat setempat tersebut dalam pengelolaan hutan mangrove. Pemerintah daerah seyogyanya segera menyusun rencana pengelolaan hutan mangrove secara terpadu, dan segera disosialisasikan kepada masyarakat.

This thesis presents community participation on forest mangrove management in the Aeramo one of the Northern coastal villages of Flores Island, Aesesa Sub District, Ngada Regency. The research aim exposes the knowledge, perception, and participation of the people whether it is on the exploitation, or on preventing the damage of mangrove forest. Besides that, this research aim is to find out the alternatives of mangrove forest management based on socio-economic perspective of the people. This research is carried out employing survey method. Primary data is collected from 84 respondents are households who as respondent samples from 561 heads of households in this village. The respondent sample is selected on the basis of systematic simple random sampling. The measurement of people knowledge, perception, and participation on mangrove forest management are performed through scoring technique. Data analysis makes use of tabulation and statistic technique especially is chi square test. The result of research shows that the most of people (48%) have a medium category of knowledge about benefit, damage, and the important of mangrove damage preventive. The most of part of the people knowledge (41,7%) are included on the high degree category. According to the perception degree however, the most of them (53,6%) have a negative perception to the important roll of the mangrove forest. The low category of their perception is more influenced by their knowledge about mangrove forest (χ =12,7; significant degree 0,01) than their status of socio-economic variation (χ =1,34; significant degree 0,51). It means that the higher the degree of knowledge on mangrove forest, leads to the higher the perception on the mangrove forest. The degree of popular participation on exploiting and preventing mangrove forest is in medium category. The variation level of popular participation is very much influenced by their socio-economic status (χ =7,8; significant degree 0,01), knowledge on mangrove forest (χ =17,9; significant degree 0,02), and perception on reforestation (χ =14,6; significant degree 0,01). It means that, the higher the socio-economic status, the higher knowledge of people on mangrove forest, and the higher the people perception on mangrove forest, then the higher the level of popular participation on mangrove forest management. The local people are in their negative thinking to government policies about mangrove forest. Because of that, the local government has to more takes consideration of those socio-economic aspects, in order to manage the mangrove forest. The local government as soon as possible has to compose comprehensive planning mangrove forest management, and socialize it to the community in around the mangrove forest area.

Kata Kunci : Lingkungan Hidup,Pengelolaan Hutan Mangrove, The knowledge about mangrove forest, perception to mangrove forest, and community participation on mangrove forest management